LAOPORAN LENGKAP FARMASETIKA II " EMULSI"



    LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA II
“ EMULSI ”




  O  L  E  H  :
JAMAL SARIPA

            F201601103
            KELAS G.2


PROGRAM STUDI S1 FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MANDALA WALUYA
KENDARI
2017



I.    Dasar Teori
Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau cairan obat terdispersi dalam cairan pembawa distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok. Atau emulsi adalah suatu sistem heterogen yang tidak stabil secara termodinamika, yang terdiri dari paling sedikit dua fase cairan yang tidak bercampur, dimana salah satunya terdispersi dalam cairan lainnya dalam bentuk tetesan–tetesan kecil, yang berukuran 0,1-100 mm, yang distabilkan dengan emulgator/surfaktan yang cocok.
Komponen emulsi digolongkan menjadi 2 macam yaitu :
1.   Komponen Dasar
Yaitu bahan pembentuk emulsi yang harus terdapat didalam emulsi, biasanya terdiri dari :
a.    Fase dispers / fase internal / fase diskontinyu
Yaitu zat cair yang terbagi-bagi menjadi butiran kecil kedalam zat cair lain.
b.   Fase kontinyu / fase eksternal / fase luar
Yaitu zat cair dalam emulsi yang berfungsi sebagai bahan dasar (pendukung) dari emulsi tersebut.
c.    Emulgator
Adalah suatu zat yang berfungsi untuk menstabilkan emulsi.
2.    Komponen Tambahan
Bahan tambahan adalah bahan yang sering ditambahkan pada emulsi untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Misalnya : corrigen saporis,odoris, colouris, preservatif (pengawet), antoksidant. Preservatif yang biasa digunakan adalah : metil dan propil paraben, asam benzoat, asam sorbat, fenol, kresol, dan klorbutanol, benzalkonium klorida, fenil merkuri asetat dan lain-lain.




1    .      Tipe Emulsi
Berdasarkan macam zat cair yang berfungsi sebagai fase internal ataupun eksternal, maka emulsi digolongkan menjadi dua macam yaitu :
a.    Emulsi tipe O/W (oil in water)atau M/A (minyak dalam air).
Emulsi yang terdiri dari butiran minyak yang tersebar kedalam air. Minyak sebagai fase internal dan air fase eksternal.
b.   Emulsi tipe W/O (water in oil) atau A/M (air dalam minak).
Emulsi yang terdiri dari butiran air yang tersebar kedalam minyak. Air sebagai fase internal sedangkan fase minyak sebagai fase eksternal.
Emulsi dibuat untuk diperoleh suatu preparat yang stabil dan rata dari campuran dua cairan yang saling tidak bisa bercampur.
Tujuan pemakaian emulsi adalah :
a.    Dipergunakan sebagai obat dalam / peroal. Umumnya emulsi tipe O/W.
b.   Dipergunakan sebagai obat luar. Bisa tipe O/W maupun W/O tergantung banyak faktor misalnya sifat zat atau jenis efek terapi yang dikehendaki.
1.      Emulgator (Bahan Pengemulsi)
a.   Emulgator alam
Yaitu Emulgator yang diperoleh dari alam tanpa proses yang rumit, dapat digolongkan menjadi tiga golongan :
b.   Emulgator alam dari tumbuh-tumbuhan
Bahan-bahan karbohidrat , bahan-bahan alami seperti akasia (gom), tragakan, agar, kondrus dan pectin. Bahan-bahan ini membentuk koloid hidrofilik bila ditambahkan kedalam air dan umumnya menghasilkan emulsi m/a.




c.    Gom arab
Sangat baik untuk emulgator tipe O/W dan untuk obat minum. Kestabilan emulsi yang dibuat dengan gom arabterdiri atas 2 faktor yaitu:
1)      Kerja gom sebagai koloid pelindung
2)      Terbentuknya cairan yang cukup kental sehingga laju pengendapan
cukup kecil sedangkan masa mudah dituang (tiksotropi).
3)      Lemak-lemak padat : PGA sama banyak dengan lemak padat.
4)      Minyak atsiri : PGA sama banyak dengan minyak atsiri.
5)      Minyak lemak : PGA ½ kali berat minyak.
6)      Minyak lemak + minyak atsiri + Zat padat larut dalam minyak lemak.
7)      Bahan obat cair BJ tinggi seperti cloroform dan bromoform.
8)      Balsam-balsam.
9)      Oleum lecoris aseli
d.   Tragacanth
e.    Agar-agar
f.    Chondrus
g.   g.Emulgator lain: Pektin, metil selulosa, CMC 1-2 %.
2. Emulgator alam dari hewan
Zat-zat protein seperti : gelatin, kuning telur, kasein, dan adeps lanae. Bahan-bahan ini menghasilkan emulsi tipe m/a. kerugian gelatin sebagai suatu zat pengemulsi adalah sediaan menjadi terlalu cair dan menjadi lebih cair pada pendiaman.
3. Emulgator alam dari tanah mineral
Zat padat yang terbagi halus, seperti : tanah liat koloid termasuk bentonit, magnesium hidroksida dan aluminium hidroksida. Umumnya membentuk emulsi tipe m/a bila bahan padat ditambahkan ke fase air jika jumlah volume air lebih besar dari minyak. Jika serbuk bahan padat ditambahkan dalam inyak dan volume fase minyak lebih banyak dari air, suatu zat seperti bentonit sanggup membentuk suatu emulsi a/m. Selain itu juga terdapat Veegum / Magnesium Aluminium Silikat
4. Emulgator buatan                                                                               
a. Sabun
b. Tween 20; 40; 60; 80
c. Span 20; 40; 80
Cara Pembuatan Emulsi
Dikenal 3 metode dalam pembuatan emulsi yaitu :
1.    Metode gom kering
Disebut pula metode continental dan metode 4;2;1. Emulsi dibuat dengan jumlah komposisi minyak dengan ½ jumlah volume air dan ¼ jumlah emulgator. Sehingga diperoleh perbandingan 4 bagian minyak, 2 bagian air dan 1 bagian emulgator.
Pertama-tama gom didispersikan kedalam minyak, lalu ditambahkan air sekaligus dan diaduk /digerus dengan cepat dan searah hingga terbentuk korpus emulsi.
2.    Metode gom basah
Disebut pula sebagai metode Inggris, cocok untuk penyiapan emulsi dengan musilago atau melarutkan gum sebagai emulgator, dan menggunakan perbandingan 4;2;1 sama seperti metode gom kering. Metode ini dipilih jika emulgator yang digunakan harus dilarutkan/didispersikan terlebuh dahulu kedalam air misalnya metilselulosa. 1 bagian gom ditambahkan 2 bagian air lalu diaduk, dan minyak ditambahkan sedikit demi sedikit
3.    Metode botol
Disebut pula metode Forbes. Metode inii digunakan untuk emulsi dari bahan-bahan menguap dan minyak-minyak dengan kekentalan yang rendah. Metode ini merrupakan variasi dari metode gom kering atau metode gom basah. Emulsi terutama dibuat dengan pengocokan kuat dan kemudian diencerkan dengan fase luar.
Dalam botol kering, emulgator yang digunakan ¼ dari jumlah minyak. Ditambahkan dua bagian air lalu dikocok kuat-kuat, suatu volume air yang sama banyak dengan minyak ditambahkan sedikit demi sedikit sambil terus dikocok, setelah emulsi utama terbentuk, dapat diencerkan dengan air sampai volume yang tepat.


II .Materi Praktikum
1.      Menyalin resep
Resep 3
dr. Dina Andriana
SIP : 2890/SIP/2005
Jl.Farmaka no.10 Kendari
Telepon : 12345
                                         Kendari, 22 desember 2007

R/ Minyak ikan               75
     PGA                           15
     Aqua                          37,5
     Oleum Cinnamomi    4 tetes

m.f.Emulsi
S.2.dd cp 1

Pro : Andi Rahmaningsih (9 tahun)

Singkatan dalam resep :
R            : Recipe                       : Ambilah
M.f         : Misce fac                   : Campur, buat
Dd         : De die                       : Tiap hari           
Cp          : Cochlear pultis          : Sendok bubur
Pro         : Pronum                      : untuk



Resep 4
Dr. Hamaning Diningrat
SIP : 123G/Sip/2000
Jl. Belanda No. 10 Kendari
                                                             Kendari,2 November 2009

R/ Oleum Lecoris Aselin                    25   gram
     PGA                                               7,5    gram
     Glyserin                                         7,5    gram
     Aqua                                              18,75 ml
     m.f. emulsi
     s.2 dd cth 1

      Pro: Jasminah (9 Tahun)

Singkatan Dalam Resep
R/           :   Recie                       :  Ambilah
dd          :   de die                      :  Tiap Hari
m.f         :   misce fac                 :  camur,buat
s             :   signa                        :  tandai
cth          :   cochlear the             :  sendok teh
pro         :   pronum                    :  untuk
Emulsi    :   emulsum                  :  emulsi





Resep 5
Dr. Melani
SIP : 1239/SIP/2010
Jl. Belanda No. 10 Kendari
                                                             Kendari,2 November 2015

R/ Cera Flava            10gram
     PGA                     q.s
     Syr. Simlex          10gram
     Oleum Anisi         gtt I
     m.f. emulsi
     s.2 dd CP 1

      Pro: Ahmad (15Tahun)

Singkatan Dalam Resep
R/           :  Recie              :  Ambilah
Dd         :  De die            :  tiap hari
Cp          :  cocleat pultis  :  sendok bubur ( 8 mL)









Resep 6
Dr. Hamaningdi Ningrat
SIP : 123G/Sip/2000
Jl. Belanda No. 10 Kendari
                                                             Kendari,2 November 2009

R/ Balsem Peruvianum            5 gr
     Oleum ricini                       24 gr
     PGA                                   q.s
     Syr. Simplex                      10 gr
     m.f. emulsi
     s.o.h.c II

         Pro: Bunga (20 Tahun)

Singkatan Dalam Resep
R/           :   Recipe         :  Ambilah
m.f         :   misce fac     :  camur,buat
s             :   signa            :  tandai
o.h          :   omni hora    :  tiap jam
c             :   cochleat       :  sendok makan
pro         :   pronum        :   untuk






2.      Skrining Resep
Resep 3
Skrining Administrasi
Bagian resep
Kelengkapan
Ada
Tidak
Ada
Keterangan



INSCRIPTIO
Nama dokter
ü   

dr. Dina Andriana
SIP
ü   

SIP : 2890/SIP/2005
Alamat dokter
ü   

Jl.Farmaka no.10 Kendari
No. telp/Hp
ü   

Telepon : 12345
Tempat dan tanggal penulisan resep
ü   

Kendari, 22 Desember 2007



PRAESCRIPTIO
Nama dan jumlah obat
ü   

Minyak ikan   75 g
PGA                15 g
Aqua          37,5 ml
Oleum Cinnamomi    4 tetes
Bentuk dan sediaan obat
ü   

Emulsi


 SIGNATURE
Nama pasien
ü   

Andi Rahmaningsih
Umur pasien
ü   

9 btahun
Alamat pasien

ü   
Tidak tercantum
No.tlp/Hp

ü   
Tidak tercantum
Aturan pakai
ü   

S.2.dd cp 1
SUBCRIPTIO
Paraf dan tanda tangan dokter

ü   
Tidak tercantum

Skrining farmasetika
               Bentuk sediaan pada resep ini adalah emulsi dengan komposisi yang terdiri dari minyak ikan 75, PGA 15, Oleum Cinnamomi 4 tetes dan Aqua 37,5. Emulsi digunakan karena mudah diberikan pada anak sesuai dengan pasien dalam resep ini dan berguna pula bagi anak dalam memperbaiki nafsu makan karena berupa cairan atau larutan.          


Resep 4
Skrining Administrasi
Bagian Resep
Kelengkapan
Ada
Tidak Ada
Keterangan
Inscripto
Nama Dokter
ü   

Dr.Hamaningdin Ningrat
Sip
ü   

123g/sip/2000
Alamat Doktek
ü   

Jl.BelandaNo.10 Kendari
No Teleon Dokter
ü   

Tidak Tercamtum
Tgl penulisan resep
ü   

2 November 2009
presciptio
Nama dan Jumlah Obat


Bentuk Sediaan
ü   



ü   

R/Oleum Lecoris Aseli 2,5g
     PGA                         7,5g
     Glyserin                   7,5g
     Aqua                  18,75 ml
Emulsi
Signature
Nama pasien
ü   

Jasmina
Umur pasien
ü   

9 Tahun
Alamat pasien

ü   
Tidak Tercantum
Aturan pakai
ü   

s.2 dd cth 1
No Teleon Dokter

                                             

ü   
Tidak Trcantum
Subscriptio
Parav Dokter

ü  
Tidak Tercantum



Skrining Farmasetik
Bentuk sediaan ada rese yaitu emulsi, dengan bahanobat yaitu Oleum iecoris aselli 25 gr, PGA 7,5 gr, Glyserin 25 gr, dan Aqua sebanyak 18,75 ml. Keseluruhan bahan obat ini dihomogenkan menjadi satu sehingga membentuk sediaan emulsi. Hal ini dilakukan agar memudahkan pasien dalam mengkonsumsinya sesuai dengan umur pasien

Resep 5
Skrining Administrasi
Bagian Resep
Kelengkapan
Ada
Tidak Ada
Keterangan
Inscripto
Nama Dokter
ü   

Dr.Melani
Sip
ü   

1239/SIP/2010
Alamat Doktek
ü   

Jl.Belanda No.10
No Teleon Dokter
ü   

ü   
Kendari
Tidak Tercamtum
Tgl penulisan resep
ü   

2 November 2015
presciptio
Nama dan Jumlah Obat


ü   




R/Cera flava     10 gr
PGA                 q.s
Syrup symleks 10 ml
Oleum anisi gtt 1
Bentuk Sediaan
ü   

Emulsi
Signature
Nama pasien
ü   

Ahmad
Umur pasien
ü   

15 Tahun
Alamat pasien

ü   
Tidak Tercantum
Aturan pakai
ü   

s.2 dd Cp 1
No Teleon Dokter               

ü   
Tidak Trcantum
Subscriptio
Paraf Dokter

ü  
Tidak Tercantum
Skrining Farmasetik
Bentuk sediaan dalam resep yaitu emulsi dengan cera flava 10 gr, PGA q.s, syrup simpleks 10 ml, oleum anisi gtt 1, keseluruhan bahan obat ini di homogenkan menjadi satu dan diberikan dalam bentuk sediaan emulsi. Hal ini dilakukan agar memudahkan pasien untuk meminumnya atau mengkonsumsinya
     

Resep 6
Skrining Administrasi
Bagian Resep
Kelengkapan
Ada
Tidak Ada
Keterangan


Inscriptio
Nama Dokter
ü   

Dr. Eko
Sip
ü   

1239/SIP/2004
Alamat Doktek

ü   

Jl.Belanda No.10 Kendari
No Telepon Dokter
ü   

Tidak Tercamtum
Tgl  dan tempat penulisan resep
ü   

Kendari 6 Mei 2010
presciptio
Nama dan Jumlah Obat


ü   




R/Balsem peru 5gr
   Ol. Ricini      24gr
   PGA             q.s
   Syr.Simplex 10mL
Bentuk Sediaan
ü   

Emulsi
Signature
Nama pasien
ü   

Bunga
Umur pasien
ü   

20 Tahun
Alamat pasien

ü  \
Tidak Tercantum
Aturan pakai
ü   

s.o.h.c II
No Telepon Dokter                                    

ü   
Tidak Trcantum
Subscriptio
Paraf Dokter

ü   
Tidak Tercantum
Skrining Farmasetik
Bentuk sediaan dalam resep yaitu emulsi dengan Balsem peruvianum 5 gr, Oleum ricini 24 gr, PGA q.s, dan Syrup Simplex 10 ml. Keseluruhan obat ini dihomogenkan menjadi suatu emulsi, hal ini dilakukan agar memudahkan pasien untuk digunakan.

III. Uraian Bahan
1. Aquadest (Farmakope Indonesia Edisi III, Hal : 96)
Nama Resmi                : AQUA DESTILLATA
Nama Lain                   : Air suling
Rumus Molekul           : H2O
Pemerian                      : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak
                                                   mempunyai  rasa
Penyimpanan               : Dalam wadah tertutup baik
Khasiat                        : Zat tambahan( pelarut )
       2. Balsem Peru (Dirjen POM 1979 hal; 102)
Nama resmi                 : BALSAMUM PERUVIANUM
Nama lain                    : Balsam peru
Pemerian                      : Cairan kental, lengket tidak berserat, coklat tua, 
                                      dalam lapisan bewarna coklat, transparan kemerahan,
                                      bau aromatic  khas menyerupai vanili.
Kelarutan                     : Larut dalam kloroform P, sukar larut dalam eter P, 
                                      dalam  eter minyak tanah P, dan dalam asam asetat
                                      glasial P.
Penyimpanan              : Dalam wadah tertutup baik
Khasiat                        : Antiseptikum ekster       
             3.  Cera Flava (FI Edisi III, hal.140)
Nama resmi                 : CERA FLAVA
Sinonim                       : Malam kuning
Pemerian                      : Zat padat, coklat kekuningan, bau enak seperti                
                                      madu, 
                                      agak rapuh jika dingin, menjadi elastis jika  hangatdan                 
                                      bekas patahan buram dan berbutir-butir       
Kelarutan                     : Praktis tidak larut dalam air, sukar larut dalam   
                                      etanol  
                                      (95%) p larut dalam kloroform p, dalam eter   p
                                      hangat, dalam minyak lemak, dan dalam minyak
                                      atsiri.
Penyimpanan               : Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan                    : Zat tambahan
4           4.  Gliserin (FI Edisi III Hal. 271)
Nama resmi                 : GLYCEROLUM
Nama lain                   : Gliserol, gliserin
Pemerian                     : Cairan seperti sirop, jernih, tidak berwarna, tidak                               
                                      berbau, manis diikuti rasa hangat, higroskopik, jika         
                                      disimpan beberapa lama pada suhu rendah dapat
                                      memadat membentuk massa hablur tidak berwarna                    
                                      yang tidak melebur hingga suhu mencapai lebih                         
                                      kurang 200
Kelarutan                    : Dapat campur dengan air, dan dengan etanol (95%)p,
                                     praktis tidak larut dalam kloroform p, dalam eter p dan
                                     dalam minyak lemak
Khasiat                      : Zat tambahan (Corrigen Saporis)
Penyimpanan             : Dalam wadah tertutup baik
Aturan Pakai              : Dewasa umumnya adalah 15 hingga 30 ml satu kali
                                     per hari, sedangkan untuk anak-anak yang berusia 6
                                     tahun ke atas dosisnya sekitar 7,5 hingga 15 ml.
5            5. Minyak Ikan (Farmakope Indonesia Edisi III, hal:457)
Nama Resmi                : OLEUM LECORIS
Nama Lain                   : Minyak ikan
Pemerian                      : Cairan kuning pucat, bau khas, agak manis, tidak             
                                       tengik, rasa khas
Kelarutan                     : Sukar larut dalam etanol (95%) p, mudah larut dalam
                                       kloroform p, dalam eter p, dan dalam eter minyak            
                                       tanah p.
Penyimpanan               : Dalam wadah tertutup baik, terisi penuh, terlindung
                                      dari cahaya
Khasiat                        ; Sumber vitamin A dan vitamin D
Indikasi                       : Membantu memenuhi kebutuhan vitamin, membantu
                                                   memperbaiki nafsu makan
Aturan Pakai               : Dewasa : 1x = -, 1hari= 15mL – 30mL (ISO
                                      VOLUME 49, 2015)
6           6. Oleum Cinnamomi (Farmakope Indonesia Edisi III, hal : 454)
Nama Resmi                : OLEUM CINNAMOMI
Nama Lain                   : Minyak kayu manis
Pemerian                      : Cairan suling segar berwarna kuning, baud an rasa
       khas, jika   disimpan dapat menjadi coklat kemerahan
Kelarutan                    : Dalam etanol  larutan 1 ml etanol (70%) p, opalesensi
      yang terjadi tidak lebih kuat dari opalesensi larutan
       yang dibuat dengan menambahkan 0,5 ml perak nitrat
      0,1 N, kedalam campuran 0,5 ml Natrium Klorida
      0,02 N dan 50 ml air.
Penyimpanan               : Dalam wadah tertutup rapat, terisi penuh, terlindung
       dari cahaya ditempat sejuk
Khasiat                        : Zat tambahan (Karminativum)
7           7.  Oleum Ricini (Dirjen POM 1979 hal; 459)
Nama resmi                 : OLEUM RICINI
Nama lain                    : Minyak jarak
Pemerian                      : Cairan kental, jernih, kuning pucat atau hamper 
                                      tidak bewarna, bau lemah, rasa manis, kemudian agak                    
                                      pedas, umumnya memualkan
Kelarutan                     : Larut dalam 2,5 bagian etanol (95%) P, mudah larut
                                      dalam etanol mutlak,dan dalam asetat glacial P
Penyimpanan               : Dalam wadah tertutup baik, terisi penuh
Khasiat                        : Laksativum

8            8. Oleum Anisi ( FI Edisi III Hal. 451 )
Nama resmi                : OLEUM ANISI
Nama sinonim            : Minyak adas manis
Pemerian                     : Cairan,tidak berwarna atau warna kuning  pucat,   bau   menyerupai buahnya, rasa manis dan   aromatik,   menghablur jika didinginkan
Kelarutan                    : Dalam etanol larut dalam 3 bagian volume  etanol   (95%)p, larutan menunjukkan opalesensi  tidak   lebih   kuat dari opalesensi yang terjadi jika 0,5
                                     mL  perak  nitrat 0,1 Nditambahkan pada campuran   0,5 mL   natrium klorida 0,02 N dan 50 mL air
Penyimpanan              : Dalam wadah tertutup rapat, terisi penuh,   terlindung   dari Cahaya
Kegunaan                   : Zat tambahan
9            9. PGA (Farmakope Indonesia Edisi III, hal : 279)
Nama Resmi                : PULVIS GUMMI ACACIAE
Nama Lain                   : Gom akasia / Gom arab
Pemerian                      : Hampir tidak berbau, rasa tawar seperti lender
Kelarutan                     : Mudah larut dalam air, menghasilkan larutan yang
       kental dan tembus cahaya, praktis tidak larut dalam
                                           etanol (95%).
Penyimpanan               : Dalam wadah tertutup baik
Khasiat                                    : Zat tambahan.
    10.   Sirup simplex (Diejen POM 1979 hal; 567)
Nama resmi                 : SIRUP SIMPLEX
Nama lain                    : Sirup gula
Pemerian                      : Larutan 65 bagian dukrosa,  dalam larutan metil 
                                       parabean 0,25 % dibuat secukupnya hingga diperoleh                          
                                       100 bagian sirup
Penyimpanan               : Dalam wadah tertutup baik
Khasiat                        : Pemanis / zat tambahan

IV. Perhitungan Dosis
      -
V. Penimbangan Bahan
      Resep 3
a.       Pengenceran bahan obat
b.      Obat yang ditimbang/diukur
-          Emulgator : 1 x PGA
: 1 x 15 gram
: 15 gram
-          Air             : 1,5 x PGA
: 1,5 x 15 g
: 22,5 ml
-          Minyak      : 2 x PGA
                  : 2 x 15 gram
                  : 30 ml
Penimbangan keseluruhan
NO.
Nama obat
Jumlah obat mg/g/ml/l
Keterangan
1.
PGA
15gram

2.
Minyak Ikan
30 ml

3.
Oleum Cinnamomi
4 tetes

4.
Aquadest
22,5 ml





      Resep 4
a.       Penimbangan Untuk Pembuatan Corpus Emulsi
Untuk membuat emulsi dengan minyak lemak maka untuk membuat corpus emulsi diperlukan perbandingan antara emulgator, fase air dan fase minyak dimana perbandingannya yaitu 1 : 1,5 : 2, hal ini telah ditetapkan dalam buku ilmu meracik obat halaman 134 (Anief, Moh. 2010).
1.    Emulgator (PGA)      : 1    x 7,5 g = 7,5 gram
2.    Air (Aquadest)          : 1,5 x 7,5 g = 11,25 gram
3.    Oleum Iecoris Aselli :2 x 7,5 g = 15 gram
     Sisa bahan yang akan ditambahkan setelah pembuatan corpus emulsi yaitu:
1.    Air (Aquadest)                      : 18,75 ml – 11,25 ml = 7,5 ml
2.    Oleum Iecoris Aselli             : 25 gram – 15 gram   = 10 gram
b.      Tabel Bahan Yang Akan Ditimbang
No
Nama Obat
Jumlah Obat
Keterangan
1
Oleum Iecoris Aselli
25 gram

2
PGA
7,5 gram

3
Glycerin
2,5 gram

4
Aqua
18,75 ml


     
      Resep 5
1)      Cera Flava
Ditimbang sebanyak 10 gram
2)      Pulvis Gummi Acaciae
Ditimbang sebanyak 10 gram
3)      Aquadest
= 1,5 x PGA
= 1,5 x 10
= 15 mL
4)      Syrup simplex 10 mL

Pengambilan Bahan
No
Nama Obat
Jumlah
1
2
3
4
5
Aquadest
Cera Flava
PGA
Oleum Anisi
Syrup simplex
        15 mL
        10 gr
        10 gr
        10 mL
        10 mL
      Resep 6
1.      Balsem peru                = 1 gram
2.      Oleum ricini                = 24 gram
3.      PGA                            =    × 24 gram
                                    = 8 gram
4.      Sirup simplex              = 10 mL
5.      Aquadest                     = 1,5× 8
                                    = 12 mL

Emulgator : Air : Minyak
      1         : 1,5 :     2

Nama obat
Jumlah (mg/g/mL)
Keterangan
Balsem peruvianum
Oleum ricini
PGA
Syr simplex
Aquadest
1 gram
24 gram
8 gram
10 mL
12 mL
Cairan
Cairan
Serbuk
Cairan
Cairan







VI. Prosedur Kerja
      Resep 3
           1.   Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan                                    
2         2 . Ditimbang bahan keseluruhan sesuai perhitungan
3         3.  Dibuat corpus emulsi dengan memasukkan minyak 30 gram kedalam mortar yang kering dan 
               ditambahkan PGA 15 gram lalu gerus sampai homogeny     
           4.  Ditambahkan 22,5 ml air sekaligus, digerus dengan cepat hingga berbentuk corpus emulsi 
              (Putih  susu)
5        5.  Ditambahkan sedikit demi sedikit sisa minyak 45 gram dan air 15 gram
6        6.  Dimasukkan kedalam botol coklat dan diberi 4 tetes minyak kayu manis
7        7.  Dikocok dan diberi etiket putih
8        8.  Dibersihkan alat yang telah digunakan

      Resep 4
1.      Disiapkan alat dan bahan
2.   Ditimbang Oleum Iecoris Aselli sebanyak 25 gram, PGA sebanyak 7,5 gram, Glycerin sebanyak 2,5 gram, dan Aquadest sebanyak 18,75 ml
3.    Dibuat corpus emulsi dengan cara dimasukkan minyak (Oleum Iecoris Aselli) sebanyak 15 gram kedalam mortir, ditambahkan PGA sebanyak 7,5 gram lalu digerus hingga homogen
4.      Ditambahkan aquadest sebanyak 11,25 gram sekaligus, digerus cepat hingga terbentuk corpus kemudian ditambahakan glycerin sebanyak 2,5 gram, digerus hingga homogen
5.      Ditambahakan sisa air sebanyak 7,5 ml dan minyak (Oleum Iecoris Aselli) sebanyak 10 gram sedikit demi sedikit, digerus hingga homogen
6.      Dimasukkan dalam botol dan diberi etiket.

      Resep 5
1.   Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2.   Ditimbang cera flava sebanyak 10 gram
3.   Ditimbang 10 gram PGA
4.   Dilelehkan cera flava diatas penangas air
5.   Dimasukan cera flava ke dalam mortir lalu ditambahkan 10 gram PGA,   
      digerus dengan cepat hingga homogen
6.   Ditambahkan air panas sebanyak 15 mL
7.   Dibuat corpus emulsi
8.   Dimasukan dalam botol coklat
9.   Digojok hingga emulsi dingin dan homogen
    10.   Diberi etiket putih
      Resep 6
1.      Disiapkan alat dan bahan
2.      Di buat corpus emulsi dengan cara memasukkan minyak 24 gram ke  dalam mortir yang kering lalu ditambahkan PGA 8 gram dan diaduk hingga homogen
3.      Ditambahkan Aquadest sebanyak 12 ml sekaligus, diaduk cepat sampai terbentuk corpus emulsi
4.      Ditambahkan balsam peru 1 gram
5.      Ditambahkan sisa air sedikit demi sedikit
6.      Dimasukkan dalam botol coklat yang telah dikalibrasi dan ditambahkan sirup simplex lalu diberi etiket






VII.  Copy Resep
Resep 3
APOTEK MANDALA WALUYA FARMA

Jl.A.H.Nasution G37, Kota Kendari
Apoteker : Jastria Pusmarani, M.Sc.,Apt
No. SIPA : 15/DKK/V/2015/001

SALINAN RESEP

Dari            : dr. Nina Andriana            No : 03
Tanggal      : 13 april 2017                  
Untuk         : Andi Rahmaningsih (15 tahun)
Alamat       : -

R/   Minyak ikan75 mg
PGA15 mg
Aqua37,5 mg
       OLeum Cinnamomi   4 tetes

       M.f Emulsi
       S.2. dd. Cp I                 
                                                     det




 Kendari, 13 oapril 2012
CAP
APOTIK
Aa



                                   PCC



                                       Apoteker




Resep 4
APOTEK MANDALA WALUYA FARMA

Jl.A.H.Nasution G37, Kota Kendari
Apoteker : JastriaPusmarani, M.Sc.,Apt
No. SIPA : 15/DKK/V/2015/001

SALINAN RESEP
Dari            : dr. Harnaning  Diningrat      No.04
Tanggal      : 2 november 2009
Untuk         : Jasminah ( 9 Tahun )

R/   Oleum Lecoris Aselli    25   gram
       PGA                             7,5    gram
      Glyserin                        7,5    gram
     Aqua                              18,75 ml
     m.f. emulsi
     s.2 dd cth 1
                                             det


                                         Kendari, 2-11-2009    
CAP
APOTIK
Aa



                                                    PCC



                                                  Apoteker




Resep 5
APOTEK MANDALA WALUYA FARMA
Jl. A.H Nasution G37, Kota Kendari
Apoteker : Jastria Pusmarani, M.Sc.,Apt
No.SIPA : 15/DKK/V/2015/001
SALINAN RESEP
Dari           : dr.Melani                                No.05
Tanggal     : 2 November 2015
Untuk        : Ahmad ( 15 tahun )
Alamat      : Jl. Sakura Andounohu

R/
Cera Flava         10 gram
PGA                   q.s
Syr. Simplex      10 mL
Oleum Anisi       gtt 1
m.f. emulsi          150
ʃ. 2 dd Cp 1
                                                        det

CAP
APOTIK
Aa



                                Kendari, 2 November 2015
                                                   P.C.C
                                                                              
                                                  Apoteker


Resep 6
APOTEK MANDALA WALUYA FARMA
Jl. A.H Nasution G37, Kota Kendari
Apoteker : Jastria Pusmarani, M.Sc.,Apt
No.SIPA : 15/DKK/V/2015/001
SALINAN RESEP
Dari           : dr.Eko                                         No.5
Tanggal     : 6 Mei 2010
Untuk        : Bunga ( 20 tahun )
Alamat      : Jl. Belanda
R/
Balsem peruvianum         5 gram
Ol. ricini                          24 gram
PGA                                q.s
Syr. simpleks                  10 ml
m.f. emulsi
S.O.H.C II
                                                       det
                     
CAP
APOTIK
Aa



                                           Kendari, 6 Mei 2010
                                                       P.C.C
                                          
                                                                                                                            Apoteker



VIII. Etiket
      Resep 3
APOTEK MANDALA WALUYA FARMA

Jl.A.H.Nasution G37, Kota Kendari
Apoteker : Jastria Pusmarani, M.Sc.,Apt
No. SIPA : 15/DKK/V/2015/001
No. 03                                        Tgl. 13april 2012

Nama     :   Andi Rahmaningsuh  ( 9 tahun)   Tablet
                                                                        Kapsul
                            2 X Sehari   1                      Bungkus
                                                                        Sdm/Sdt
                                                                 Sendok bubur
                                                      
Sebelum/Bersama/Sesudah Makan
Kocok Dahulu

      Resep 4
APOTEK MANDALA WALUYA FARMA

Jl.A.H.Nasution G37, Kota Kendari
Apoteker : Jastria Pusmarani, M.Sc.,Apt
No. SIPA : 15/DKK/V/2015/001
No. 04                                      Tgl. 11 oktober 2012

Nama     :   Jasminah ( 9 tahun)               Tablet
                                                                 Kapsul
                          3 X Sehari   1                 Bungkus
                                                                 Sdm/Sdt

Sebelum/Bersama/Sesudah Makan



      Resep 5
APOTEK MANDALA WALUYA FARMA
Jl.A.H.Nasution G37, Kota Kendari
Apoteker : Jastria Pusmarani, M.Sc.,Apt
No. SIPA : 15/DKK/V/2015/001
No. 05                                      Tgl. 11 oktober 2012

Nama     :   Ahmad ( 15 tahun)                Tablet
                                                                 Kapsul
                             2 X Sehari   1             Bungkus
                                                                 Sdm/Sdt/Sdb

Sebelum/Bersama/Sesudah Makan

      Resep 6
APOTEK MANDALA WALUYA FARMA
Jl. A.H Nasution G37, Kota Kendari
Apoteker : Jastria Pusmarani, M.Sc.,Apt
No.SIPA : 15/DKK/V/2015/001
                                                           Kendari, 6 Mei 2010
No                 : 06
Nama             : Bunga (20 thn)
Aturan pakai : Tiap jam
                                                                              Tablet
                                                                              Kapsul
                                                Sendok bubur/sendok makan
Sesudah /sebelum makan     


KOCOK DAHULU
IX. Pembahasan
      Resep 3
     Pada praktikum kali ini di lakukan pembuatan obat dalam bentuk emulsi. Emulsi adalah sediaan obat yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam cairan pembawa, di stabilkan dengn zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok.
 Obat ini di tunjukan pada pemakaian oral. Tujuan pembuatan obat ini yaitu untuk memudahkan pasien untuk meminumnya dan sesuai dengan resep yang di minta. Adapun bahan obat yang di gunakan yaitu, oleum laporis aseli 25 gram, PGA 7,5 gram, aquadest 18,75 ml 
      Metode yang di gunakan yaitu metode continental atau gom kering. Adapun yang dilakukan pertama yaitu menimbang bahan yang akan di gunakan sesuai perhitungan, selanjutnya di buat korpus emulsi dengan cara memasukkan minyak ikan kedalam mortir yang kering kemudian di gerus hingga homogen dengan cepat hingga terbentuk korpus berwarna putih kemudian di tambahkan PGA 7,5 ml sambil masukkan aqua sebanyak 11,25 ml  kedalam mortir gerus cepat. Masukan sisa air 7,5 ml dan minyak ikan 10 ml gerus cepat. Masukkan kedalam botol coklat yang telah d kalibrasi di kocok dan di beri etiket putih. Tipe emulsi ini yaitu tipe M/A dimana minyak terdispersi dalam air.
        Khasiat obat yang di gunakan yaitu minyak ikan sebagai sumber vitamin A dan vitamin D yaitu membantu menambah nafsu makan, PGA sebagai emulgator yaitu menstabilkan emulsi, aquadest sebagai pelarut. Dalam resep ini di tujukan untuk pasien bernama Andi Rahmaningsih (9 tahun).





      Resep 4
Pada praktikum kali ini kami melakukan percobaan pembuatan emulsi, dimana dalam pembuatan emulsi ini kami sebagai mahasiswa atau praktikan diharapkan dapat mengetahui cara pembuatan emulsi serta mampu membuat sediaan emulsi dengan minyak lemak.
Pada praktikum ini metode yang digunakan dalam pembuatan emulsi yaitu dengan metode gom kering sebab seperti yang kita ketahui sebelumnya bahwa metode gom kering dilakukan dengan cara zat pengemulsi (PGA) dicampur dengan minyak terlebih dahulu, kemudian ditambahkan air untuk membentuk corpus emulsi, baru diencerkan dengan sisa air yang tersedia. Hal ini juga dilakukan pada prosedur kerja yang digunakan pada percobaan ini (Syamsuni, A. 2006).
Pada percobaan ini bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Oleum Iecoris Aselli sebanyak 25 gram, PGA sebanyak 7,5 gram, Glycerin sebanyak 2,5 gram, dan aquadest sebanyak 18,75 ml. semua bahan kemudian dibuat atau diracik menjadi sediaan emulsi dengan cara pertama: dibuat corpus emulsi dengan cara dimasukkan minyak (Oleum Iecoris Aselli) sebanyak 15 gram kedalam mortir dan ditambahkan PGA sebanyak 7,5 gram lalu digerus hingga homogen, kedua: ditambahkan aquadest sebanyak 11,25 ml lalu diaduk cepat hingga terbentuk corpus emulsi, ketiga: ditambahkan sisa air sebanyak 7,5 ml dan minyak (Oleum Iecoris Aselli) sebanyak 10 gram sedikit demi sedikit lalu ditambahkan glycerin sebanyak 2,5 gram digerus hingga homogen, terakhir: dimasukkan dalam botol dan diberi etiket putih.
Khasiat dari bahan-bahan yang digunakan adalah Oleum Iecoris Aselli sebagai sumber vitamin A dan D, PGA sebagai zat pengemulsi (emulgator), Glycerin sebagai zat tambahan (corrigen saporis),  serta aquadest sebagai pelarut atau fase air (Farmakope Indonesia edisi III, 1979).
Aturan pakai dalam resep ini adalah 2 kali sehari 1 sendok teh (5 ml), yang diperuntukkan kepada pasien atas nama Jasminah dengan umur 9 tahun yang memiliki keluhan kurang nafsu makan sehingga dokter membuat resep ini yang berkhasiat sebagai obat penambah nafsu makan kepada anak dalam masa pertumbuhan yang membantu perkembangan otak anak.

Resep 5
Emulsi adalah sistem dua fase, yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan lain dalam bentuk tetesan kecil. Tipe Emulsi ada 2 yaitu Oil in Water (o/w) atau minyak dalam air (m/a) dan Water in Oil (w/o) atau air dalam minyak (a/m). (FI edisi IV)
Pada praktikum ini di lakukan pembuatan emulsi. Pertama-tama yang di lakukan yaitu menyiapkan alat dan bahan lalu di timbang Cera flava sebanyak 10 gram, dan PGA senbanyak 10 gram kemudian di panaskan aquades sebanyak 10 ml di atas waterbatch. Literatur perhitungan PGA dan aquades adalah emulsi dengan cara atau lemak padat di buat dengan melebur lemak padat di atas tangas air setelah meleleh di tambahka PGA sama berat dengan lemak. Dan tambahkan segera air panas sebanyak 1,5 x berat PGA dan di buat korpus emulsi. (IMO Hal:135) yang artinya berat bahan cera flava sama dengan berat bahan PGA.
Kemudian dibuat corpus emulsi dengan di lelehkan cera flava lalu di masukan kedalam lumpang di tambahkan PGA sebanyak 10 gram di aduk cepat setelah itu di tambahkan aquades sebanyak 10 ml di gerus cepat setelah homogen di tambahkan syrup simplex sebanyak 10 ml di gerus kembali lagi hinga homogen kemudian dimasukan cepat kedalam botol coklat yang telah di kalibrasi lalu di tambahkan aquades panas hingga batas kalibrasi. Emulsi dalam botol coklat lalu di gojok hingga homogen setelah itu di berikan etiket putih, dengan aturan pakai 2 x sehari, 1 sendok bubur (10 ml)
Adapun khasiat dari bahan obat yang tertera pada resep yaitu cera flava berkhasiat sebagai zat tambahan, oleum anisi berkhasiat sebagai zat tambahan dan PGA sebagai pengemulsi (emulgator) dan syrup simplex berkhasiat sebagai pemanis/zat tambahan lalu aquades sebagai pelarut/merupakan zat tambahan.
Resep ini di tujukan pada pasien yang bernama Ahmad(15 tahun).


Resep 6
Emulsi adalah system dua fase, yang salah satu caranya terdispersi dalam cairan lain dalam bentuk tetesan kecil. Tipe emulsi ada dua yaitu oil in water (o/w) atau minyak dalam air (m/a) dan water in oil (w/o) atau air dalam minyak (a/m). (FI edisi IV)
Pada praktikum ini dibuat sediaan emulsi langkah pertama yang dilakukan yaitu menyiapakan alat dan bahankemudian ditimbang masing-masing bahan yang akan digunakan yaitu Balsem peru sebanyak 5 gram, Oleum ricini 24 gram, Syr. Simplex 10 mL, dan Aquadest sebanyak 12 mL lalu PGA sebanyak 8 gram. Literatur perhitungan PGA dan Aquadest (IMO hal; 137) “Jika minyak lemak yang digunakan aadalh oleum ricini maka jumlah PGA adalah 1/3 berat Oleum ricini dan Aquadest 1,5 × jumlah PGA. Dalam artian jumlah Oleum ricini pada resep sebanyak 24 gram 1/3 dari jumlah Oleum ricini adalah adalah jumlah PGA. Jadi PGA yang ditimbang sebanyak 8 gram. Kemudian dibuat corpus emulsi dengan memasukan Oleum ricini 24 gram kedalam lumping lalu ditambahkan PGA sebanyak 8 gram, digerus cepat kemudian ditambahkan Aquadest sebanyak 12 mL sedikit demi sedikit agar sediaan tidak pecah (rusak) lalu ditambahkan Balsem peru sebanyak 5 gram digerus cepat hingga homogeny lalu ditambahkan syrup simplex sebanyak 10 mL dan digerus cepat. Kemudian dimasukkan kedalam botol coklat yang sudah dikalibrasi 150 mL setelah itu ditambahkan Aquadest sampai batas kalibrasi kemudian digocok hingga sediaan homogen dan diberi etiket putih.
Adapun khasiat bahan obat pada resep yaitu Balsem peru sebagai antiseptikum ekstern, Oleum ricini berkhasiat sebagai laksativum dan PGA sebagai pengemulsi (emulgator) lalu sirup simplex sebagai pemanis / zat tambahan. Pada resep ini ditujukkan kepada pada psien yang bernama Bunga (20 tahun).

DAFTAR PUSTAKA

Dirjen POM.1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Depkes RI: Jakarta.
Dirjen POM.1995. Farmakope Indonesia Edisi IV Depkes RI: Jakarta.
Pusmarani, Jastria. 2017. Penuntun Praktikum Farmasetika II. STIKES MW Kendari.
Syamsuni, H.A. 2006. Ilmu Resep. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.
Anonim. 2017. Ilmu Resep Jilid I. Jakarta Depkes RI



















      .      Tujuan Pemakaian Emulsi
Lebih baru Terlama

Related Posts

There is no other posts in this category.