LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II EKSTRAKSI CAIR-CAIR


LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
EKSTRAKSI CAIR-CAIR




0LEH
JAMAL SARIPA


  

PROGRAM STUDI S1 FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MANDALA WALUYA
KENDARI
2018


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ekstrasksi merupakan pemisahan satu atau beberapa dari suatu padatan atau cairan dengan bantuan pelarut. Ekstraksi juga merupakan proses satu atau lebih komponen dari suatu campuran homogen menggunakan pelarut cair (solven) sebagai separating agen pemisahan atas dasar kemampuan larut yang berbeda dari komponen-komponen dalam campuran. Ekstraksi pelarut atau sering disebut ekstraksi airmerupakan metode pemisahan atau pengambilan zat terlarut dalam larutan (biasanya dalam air) dengan menggunakn pelarut lain (biasanya organik), (Wibawads, 2012).
Diantara berbagai jenis metode pemisahan, ekstraksi pelarut atau disebut juga ekstraksi air merupakan metode pemisahan yang paling baik dan popular. Alasan utamanya adalah bahwa peemisahan ini dapat dilakukan baik dalam tingkat makro maupun mikro. Seseorang tidak memerlukan alat yang khusus atau canggih kecuali corong pisah. Prinsip metode ini didasarkan pada distribusi zat terlarut dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak saling bercampur, seperti benzene, karbon tetraklorida atau kloroform. Batasannya adalah zat terlarut dapat di transfer pada jumlah yang berbeda dalam keadaan dua fase pelarut. Teknik ini dapat digunakan untuk kegunaan preparatif, pemurnian, pemisahan serta analisis pada semua skala kerja (Khopkar, 2008).
TAMBAH ELASKA  ALASA PEGGUAA SAMPELMU
B. Tujuan Praktikum
            Adapun tujuan praktikum ini adalah :
1.      Mengetahui konsep dasar ekstraksi cair-cair
2.      Mengetahui cara pemilihan larutan esktraksi
3.      Mengetahui cara melakukan ekstraksi cair-air

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dasar Teori
Ekstraksi pelarut cair-cair merupakan satu komponen bahan atau lebih dari suatu campuran yang dipisahkan dengan bantuan pelarut, ektraksi cair-cair tidak dapat  digunakan apabila pemisahan campuran dengan cara destilasi karena kepekaannya terhadap panas atau tidak ekonomis. Seperti pada ekstraksi padat-cair, ekstraksi cair-cair selalu terdiri dari pencampuran secara intensif bahan ekstraksi dengan pelarut dan pemisahan kedua fase cair sempurna (Wibawads, 2012).
Prinsip yang digunakan dalam proses ekstraksi cair-cair adalah pada perbedaan koefisien distribusi zat terlarut dalma dua larutan yang berbeda fase dan tidak saling bercampur. Bila suatu zat terlarut terdistribusi antara dua larutan yang saling bercampur, berlaku hukum mengenai konsen zat terlarut dalam kedua fase pada kesetimbangan. Peristiwa ekstraksi cair-cair atau disebut ekstraksi saja adalah pemisahan komponen suatu campuran cair dengan mengontakkan pada cairan lain. Sehingga disebut juga ekstraksi cair atau ekstraksi pelarut (solvent extract). Prinsip kerjanya adalah pemisahan berdasarkan perbedaan kelarutan (Yazid, 2005).
Ekstraksi memanfaatkan pembagian sebuah zat terlarut antara dua pelarut yang tidak dapat bercampur untuk mengambil zat terlarut tersebut dari satu pelarut ke pelarut lain. Misalnya idion sebagai pencemar dalam air yang juga mengandung zat terlarut lain yang tidak larut dalam karbon tetraklorida. dalam kasus seperti ini, hampir semua iodion dapat diambil dengan mengaduk larutan air dengan tetraklorida yang memungkinkan kedua fasa terpisah kemudian mengurangi lapisan air dari lapisan karbon  tetraklorida yang lebih besar. Makin besar tetapan keseimbangan untuk partisi zat terlarut dari pelarut awalnya dalam pelarut pemisah maka makin sempurna proses pemisahannya (Gillis, 2001)
Pada saat pencampuran terjadi perpindahan massa, yaitu ekstrak meninggalkan pelarut yang pertarna sebagai media pembawa dan masuk ke dalam pelarut kedua sebagai media ekstraksi. Sebagai syarat ekstraksi ini, bahan ekstraksi dan pelarut tidak. saling melarut atau hanya dalam daerah yang sempit. Agar terjadi perpindahan masa yang baik yang berarti performansi ekstraksi yang besar haruslah diusahakan agar terjadi bidang kontak yang seluas mungkin di antara kedua cairan tersebut. Untuk itu salah satu cairan distribusikan menjadi tetes-tetes kecil. Tentu saja pendistribusian ini tidak boleh terlalu jauh, karena akan menyebabkan terbentuknya emulsi  yang tidak dapat lagi atau sukar sekali dipisah. Yang penting perbedaan konsentrasi sebagai gaya penggerak pada bidang batas tetap ada. Hal ini berarti bahwa bahan yang telah terlarutkan sedapat mungkin segera disingkirkan dari bidang batas. Pada saat pemisahan, cairan yang telah terdistribusi menjadi tetes-tetes harus menyatu kembali menjadi sebuah fasa homogen dan berdasarkan perbedaan kerapatan yang cukup besar dapat dipisahkan dari cairan yang lain. Kecepatan Pembentukan fase homogen ikut menentukan keluaran sebuah ekstraktor cair-cair (Gilis, 2001).
Pemisahan komponen dengan ekstraksi cair-cair tergantung pada partisi kesetimbangan komponen-komponen termodinamika antara dua fase cair. Partisi ini dugunakan untuk memilih rasio pelarut ekstraksi untuk umpan yang masuk proses ekstraksi dan untuk mengevaluasi laju perpindahan massa atau efisiensi teoritis pada peralatan. Sejak dua fase cair yang bercampur digunakan, kesetimbangan termodinamika melibatkan larutan non-ideal (Chadijah, 2014).





B. Uraian Bahan
1.    Kloroform (Depkes RI, 1979; HAL 151)
Nama resmi
:
CHLOROFORM
Nama lain
:
Kloroform
Rm/bm
:
CHCl3 / 119,38
Pemerian
:
Cairan tidak berwarna, mudah menguap, bau khas, rasa manis dan membakar
Kelarutan
:
Larut dalam lebih kurang 200 bagian air, mudah larut dalam etanol mutlak P, dalam eter P, dalam sebagian besar pelarut organik, dalam minyak atsiri dan dalam minyak lemak.
Penyimpanan
:
Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan
:
Sebagai pelarut


Tmbah aqudest, kafei

                                                    






BAB III
METODE KERJA
A. Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ekstraksi cair-cair adalah gelas ukur, corong pisah, statif, ring, beaker glass dan corong kecil.
Bahan yang digunakan adalah ekstrak teh gelas, ekstrak teh kotak, dan pelarut organik (kloroform).

B. Prosedur Kerja :
1.      Ekstraksi dengan 30 ml kloroform
a.       Disiapkan semua alat yag dibutuhkan dan pastikan semua alat dalam keadaan bersih dan kering
b.      Dipasang statif dan ring untuk proses ekstraksi
c.       Diukur ekstrak teh 30 ml dengan gelas ukur kemudian masukkan kedalam corong pisah
d.      Diukur kloroform 30 ml dengan gelas ukur, masukkan kedalam corong pisah kemudian kocok corong. Sesekali keran corong dibuka untuk mengeluarkan gas yang dihasilkan.
e.       Dilakukan pemisahan dan diambil lapisan kloroform
f.       Diamati perubahan pada kloroform.
2.      Ekstrak dengan10 ml kloroform dengan 3 kali repetisi
a.       Disiapkan semua alat yag dibutuhkan dan pastikan semua alat dalam keadaan bersih dan kering
b.      Dipasang statif dan ring untuk proses ekstraksi
c.       Diukur ekstrak teh 10 ml dengan gelas ukur kemudian masukkan kedalam corong pisah
d.      Diukur kloroform 10 ml dengan gelas ukur, masukkan kedalam corong pisah kemudian kocok corong. Sesekali keran corong dibuka untuk mengeluarkan gas yang dihasilkan.
e.       Dilakukan pemisahan dan diambil lapisan kloroform
f.       Dilakukan langkah 4 dan 5 sebanyak 3 kali
g.      Diamati perubahan pada kloroform
h.      Dibandingkan hasil kloroform dengan hasil ekstraksi 30 ml kloroform.






















BAB IV
HASIL PENGAMATAN

No.
PERLAKUAN
PENGAMATAN
1.
Ekstraksi dengan kloroform 30 ml
·         Pada ekstrak teh gelas
a.    Perubahan warna (kloroform)
b.    Volume awal kloroform
Volume akhir kloroform
·         Pada ekstrak teh kotak
a.    Perubahan warna (kloroform)
b.    Volume awal kloroform
Volume akhir kloroform


Tetap putih bening
30 ml
27 ml

Tetap putih bening
30 ml
23 ml
2.
Ekstraksi dengan kloroform 10 ml dengan 3 kali repetisi
·         Pada ekstrak teh gelas
a.    Perubahan warna kloroform
b.    Volume awal kloroform
-  Volume pertama (V1)
-  Volume kedua (V2)
-  Volume ketiga (V3)
Volume akhir kloroform (jumlah)
·         Pada ekstrak teh kotak
a.    Perubahan warna kloroform
b.    Volume awal kloroform
-  Volume pertama (V1)
-  Volume kedua (V2)
-  Volume ketiga (V3)
Volume akhir kloroform (jumlah)



Tetap putih bening
10 ml
8,3 ml
9,9 ml
9,8 ml
28 ml

Tetap putih bening
10 ml
9,7 ml
8,9 ml
9,2 ml
27,8 ml
BAB V
PEMBAHASAN
            Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan mengenai ekstraksi cair-cair. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui konsep dasar ekstraksi cair-cair, mengetahui cara pemilihan larutan ekstraksi dan mengetahui cara melakukan ekstraksi cair-cair.
Adapun prinsip kerja dari ekstraksi cair-cair yaitu pemisahan komponen kimia diantara 2 fase pelarut yang tidak saling bercampur dimana sebagian komponen larut pada fase pertama dan sebagian pada fase kedua. Lalu kedua fase mengandung zat terdispersi dikocok, lalu didiamkan sampai terjadi pemisahan sempurna dan terbentuk dua lapisan fase cair dan komponen kimia akan terpisah kedalam kedua fase tersebut sesuai dengan tingkat kepolarannya dengan perbandingan konsentrasi yang tetap.
            Pada ekstraksi dengan menggunakan corong pisah. Dilakukan dengan cara mengukur ekstrak teh sebanyak yang diperlukan, selanjutnya dimasukkan kedalam corong pisah dan menambahkan dengan kloroform kemudian mengocok selama beberapa menit. Fungsi pengocokan ialah untuk membantu proses pemisahan. Kloroform merupakan pelarut non polar yang sering digunakan dalam proses ekstraksi. Tujuan penambahan kloroform sebagai pelarutnya adalah karena kloroform bersifat non polar, sedangkan ekstrak teh juga bersifat non polar. Karena mengandung kafein yang bersifat non polar. Hal ini terlihat ketika kloroform ditambahkan kedalam corong pisah dan membentuk 2 fase (tidak bercampur), dimana fase atas adalah ekstrak teh dengan warna kecoklatan dan fase dibawahnya adalah pelarut kloroform dengan warna bening. Mendiamkan selama beberapa menit dan mengeluarkan lapisan organik lalu menuangkan lapisan ekstraknya.
Hasil yang diperoleh ekstraksi dengan kloroform 30 ml dan sampel teh kotak adalah sebanyak 23 ml. Sedangkan pada sampel teh gelas adalah 27 ml. Sementara hasil yang diperoleh ekstraksi dengan kloroform 10 ml dengan sampel teh kotak yang dilakukan repetisi sebanyak 3 kali diperoleh yaitu volume pertama kloroform sebanyak 9,7 ml, volume kedua sebanyak 8,9 ml, dan volume ketiga sebanyak 9,2 ml dengan total volume kloroform sebanyak 27,8 ml dan pada sampel teh gelas yang dilakukan repetisi sebanyak 3 kali didapatkan volume kloroform pertama sebanyak 8,3 ml, volume kedua sebanyak 9,9 ml, dan volume ketiga sebanyak 9,8 ml dengan total volume kloroform yaitu 28 ml. Hal ini disebabkan karena pelarut kloroform 30 ml lebih banyak menarik zat pengotor pada ekstrak teh atau sampel, sehingga volumenya lebih banyak.
            Terbentuknya 2 lapisan antara kloroform dengan ekstrak teh disebabkan karena berat jenis antara kedua larutan tersebut berbeda. Dimana ekstrak teh mempunyai berat jenis yang lebih kecil bila dibandingkan dengan kloroform. Perbedaan berat jenis kedua larutan tersebut yang mengakibatkan terbentuknya 2 lapisan.
            Pada hasil pengamatan yang kami peroleh tidak sesuai dengan literatur, karena didalam literatur menyatakan bahwa warna ekstrak teh  dengan menggunakan 10 ml kloroform dengan 3 kali repetisi lebih bening. Sedangkan yang menggunakan 30 ml kloroform tidak terlalu bening, karena yang menggunakan 10 ml kloroform dengan 3 kali repetisi lebih kuat menarik zat pengotor pada teh dibanding yang 30 ml kloroform.
             

Apa kaduga teh....kelarta kafei da rumus struktur...bbt eis kafei






BAB VI
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada percobaan ini adalah :
1.    Ekstraksi cair-cair merupakan satu komponen bahan atau lebih dari suatu campuran yang dipisahkan dengan bantuan pelarut, ektraksi cair-cair tidak dapat  digunakan apabila pemisahan campuran dengan cara destilasi karena kepekaannya terhadap panas atau tidak ekonomis
2.    Dari percobaan ekstraksi dengan 30 ml kloroform diperoleh adalah :
a.    Pada teh gelas sebesar 27 ml
b.    Pada teh kotak sebesar 23 ml
3.    Pada percobaan ekstraksi dengan 10 ml kloroform pada 3 kali repetisi adalah :
a.    Pada teh kotak sebesar 27,8 ml
b.    Pada teh gelas sebesar 28 ml.
4.    Warna yang dihasilkan pada percobaan kloroform 10 ml dan 30 ml adalah putih bening.

B.  Saran            
Pada saat sebelum dilakukannya praktikum ada baiknya praktikan dengan pengawasan koordinator laboraturium menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan saat praktikum, sehingga dengan demikian dapat mengefisienkan waktu jalannya praktikum dan meminimalisir adanya kesalahan-kesalahan di laboraturium.


DAFTAR PUSTAKA
Chadijah, Sitti, 2014. Pemisahan Kimia.: UIN Press, Makassar.
Depkes RI., 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta.
Gillis, Oxtoby, 2001.  Prinsip-prinsip Kimia Modern Jilid I. Erlangga : Jakarta.
Khopkar, S.M., 2008.  Dasar-Dasar Kimia Analitik. Erlangga : Jakarta.
Underwood, A.L., 1986.  Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga : Jakarta.
Wibawads, Indra, 2012. Ekstraksi Cair-cair. http// indrawibawads. Wordpress.com/ 17 April 2012.
Yazid, Estien, 2005. Kimia Fisika untuk Paramedis.  Andi : Yogyakarta.
 

Related Posts

There is no other posts in this category.