LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA II “ PERHITUNGAN DOSIS GABUNGAN” “ RESEP 2”


LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA II
“ PERHITUNGAN DOSIS GABUNGAN”
“ RESEP 2”



 

    
             O  L  E  H  :
      JAMAL SARIPA 



 

PROGRAM STUDI S1 FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MANDALA WALUYA
KENDARI
2017

I.       Landasan Teori
Dosis adalah takaran atau jumlah, dosis obat adalah takaran obat yang bila dikelompokkan bisa dibagi :
a.       Dosis Terapi (Therapeutical Dose), yaitu dosis obat yang dapat digunakan untuk terapi atau pengobatan untuk penyembuhan penyakit.
b.      Dosis Maksimum (Maximalis Dose), yaitu dosis maksimal obat atau batas jumlah obat maksimum yang masih dapat digunakan untuk penyembuhan. Dalam buku buku standar seperti Farmakope atau Ekstra Farmakope Dosis Maksimum (DM) tercantum diperuntukkan orang dewasa.
c.       Dosis Lethalis (Lethal Dose), yaitu dosis atau jumlah obat yang dapat mematikan bila dikonsumsi. Bila mencapai dosis ini orang yang mengkonsumsi akan over dosis (OD)
d.      Dosis medicinalis yaitu dosis terapeutik = dosis lazim
e.       Dosis permulaan yaitu initial dose
f.       Dosis pemeliharaan yaitu maintenance dose
g.      Dosis toxica = dosis sampai terjadi keracunan
h.      Dosis Khusus : Dosis penderita yang obesitas: harus diperhitungkan lemak dan persentase BB tanpa lemak (BBTL)
            BBTL = BB x (100 - % lemak)
i.        Dosis penderita geriatrik (>65 tahun) : Dosis diturunkan ( ± 75 % DD)
1.    Cara Menghitung Dosis Maksimum Obat Dalam Resep:
DM tercantum berlaku untuk orang dewasa, bila resep mengandung obat yang ber-DM, tanyakan umurnya, bila ada zat yang bekerja searah, harus dihitung DM searah (dosis ganda), urutan melihat daftar DM berdasarkan Farmakope Indonesia edisi terakhir, Setelah diketahui umur pasien, kalau dewasa langsung dihitung, yaitu untuk sekali minum : jumlah  dalam satu takaran dibagi dosis sekali dikali 100%., Begitu juga untuk sehari minum : jumlah sehari dibagi dosis sehari dikali 100%.

2.    Perhitungan Persentase Dosis Maksimum
Suatu resep boleh langsung diracing bila persentase dosisnya kurang atau sama dengan 100% dari dosismaksimumnya, baik DM sekali pakai maupun DM sehari. Persentasenya dihitung dengan rumus :
a.       Persentase DM searah sekali :

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgdeMehCaiKN_co6jA0YcMC6s7LCmLrJtk3Ps3ZRblcw3SgJjTu4oMLIiAOpCE3xMS25EdAZXR2QgzUpCCAY91xVZsfaDiOzQi5qeF1wlFC2tc2rJnp2sEBRwnj_qxtQcYU-EIsSFQiEKk/s320/Dm+searah+sekali.png
b.      Persentase DM sehari sehari :

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGTOehMPh8esTdl97mUQOmsjWdLHJWA7OXsvcocY-eXqjlvbxm1sYuRSMfZldhvyhwPaFO5qAo9dtF9XuvFkbRTfif3Ig9Uyi7jie0_0qZebqmVliMweben6W5VHtQoY1wams1bJasN2k/s1600/Dm+searah+sehari.png
3.    Dosis maksimum gabungan
Bila dalam resep terdapat lebih dari satu macam obat yang mempunyai kerja bersamaan/searah, maka harus dibuat dosis maksimum gabungan. Dosis maksimum gabungan dinyatakan tidak lampau bila : pemakaian 1 kali zat A + pemakaian 1 kali zat B, hasilnya kurang dari 100 %, demikian pula pemakaian 1 harinya. Contoh obat yang memiliki DM gabungan : Atropin Sulfas dengan Extractum Belladonnae, Pulvis Opii dengan Pulvis Doveri, Coffein dengan Aminophyllin, Arsen Trioxyda dengan Natrii Arsenas dan lain-lain




II.    Materi Praktikum
a.       Menyalin Resep
Dr. Endang
SIP : 2890/SIP/2010
Jl. FarmasianaNo. 33 Yogyakarta
Yogyakarta,11 Oktober 2012
Iter 2x
R/ Diphenhidramin HCL          0,25
CTM                                    0,05
Paracetamol                         2
Syr.Simplex                         50
Aquadest                             aa

M.f Potio
S.3.dd C I
Pro : Andi (9 tahun)

 
Menyalin resep













Singkatan dalam resep :
R         : Recipe                       : Ambillah
M.f      : Misce fac                   : Campur, buat
Dtd      : Da tales doses           : Berikan sekian takaran
S          : Signa                         : Tandai
Dd       : De die                       : Tiap hari
Iter      : Iterati                                    : Diulangi
Pro       : Pronum                      : Untuk
Potio    : Potio                          : Larutan
aa         : ana                             : tiap-tiap



b.      Skrining Resep dan Solusi
1.   Skrining Administrasi
Bagian Resep
Kelengkapan
ADA
TIDAK ADA
Keterangan
Inscriptio
Nama dokter
SIP
Alamat Dokter

No Telp/Hp
Tempat dan tanggal resep
ü   
ü   
ü   



ü   




ü   


Dr. Endang
2890/SIP/2000
Jl.Farmasiana Yogyakarta
Tidak tercantum
Yogyakarta, 11 Oktober 2017
Praescriptio
Nama dan jumlah obat




Bentuk sediaan obat
ü   





ü   

R/ Diphenhidramin
     HCL                  0,2
     CTM     0,05
     Paracetamol            2
     Syr.Simplex            50
     Aquadest       aa

Potio
Signature
Nama pasien
Umur pasien
Alamat pasien
No telp/hp
Aturan pakai
ü   
ü   


ü   


ü   
ü   

Andi
9 tahun
Tidak tercantum
Tidak tercantum
S. 3 .dd C 1
Subcriptio
Paraf/ tanda tangan dokter


Tidak tercantum



2.      Skrining Farmasetika
Bentuk sediaan pada resep ini yaitu potio. Dalam resep ini mengandung bahan obat Diphenhidramin HCL 0,25, CTM 0,05 Paracetamol 2, Syr.Simplex 50 serta aquadest aa. Bahan ini dicampur satu persatu lalu digerus hingga homogen dan dibuat dalam bentuk potio untuk memudahkan pasien meminum dan mengkonsumsi obat sesuai dengan umur pasien.





III. Uraian Bahan
1.      Aquadest (FI Edisi III : 96)
Nama resmi                             : AQUA DESTILLATA
Nama lain                                :  Air suling
Berat molekul                          : 18,02
Pemerian                                  : Cairan jernih; tidak bewarna; tidak berbau;
  tidak mempunyai rasa
Khasiat                                    : Pelarut
Penyimpanan                           : Dalam wadah tertutup baik
2.      Chlorpheniramim Maleat (FI Edisi III : 153)
Nama resmi                             : CHLORPHENIRAMIN MALEAS
Nama lain                                : Klorfeniramin maleat
Berat molekul                          : 390,87
Pemerian                                 : Serbuk hablur; putih; tidak berbau; rasa pahit
Kelarutan                                 : Larut dalam 4 bagian air, dalam 10 bagian
  etanol (95 %) dan dalam 10 bagian kloroform
  P; sukar larut dalam eter P
Khasiat                                    : Antihistaminikum
Penyimpanan                           : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari
              cahaya.
3.      Dipenhidramin HCL (FI Edisi III : 96)
Nama resmi                             : HYDROCHLORIDUM
Nama lain                                : Difenhidramina hidroklorida
Berat molekul                          : 291,82
Pemerian                                  : Serbuk hablur putih; putih; tidak berbau; rasa  
  pahit disertai rata tebal
Kelarutan                                 : Mudah larut dalam air, dalam etanol (95%) P
dan dalam kloroform P; sangat sukar larut    dalam eter P; agak sukar larut dalam aseton P
Khasiat                                    : Antihistaminikum
Penyimpanan                           : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari
  cahaya
4.      Paracetamol (FI Edisi III : 37)
Nama resmi                             : ACETAMINOPHENUM
Nama lain                                : Asetaminofen
Berat molekul                          : 151, 16
Pemerian                                 : Hablur atau serbuk hablur putuh; tidak berbau;
  rasa pahit
Kelarutan                                : Larut dalam 70 bagian air; dalam 7 bagian
etanol 95% p; dalam 30 bagian aseton p; dalam 40 bagian gliserol p; dan dalam 9 bagian propilenglikol p; larut dalam larutan alkali hidroksida
Khasiat                                    : Analgetik-antipiretik
Penyimpanan                           : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari
  cahaya
5.      Syrup Simplex (FI Edisi III : 567)
Nama resmi                             : SIRUPUS SIMPLEX
Nama lain                                : Sirop gula
Pemerian                                 : Cairan jernih; tidak bewarna
Khasiat                                    : Zat tambahan ( Pemanis )
Penyimpanan                           : Dalam wadah tertutup rapat; ditempat sejuk






IV. Perhitungan Dosis
1)      Jumlah larutan dalam resep :
a.    Diphendhidramin HCL                  : 0,25 gram
b.   CTM                                               : 0,05 gram
c.    Paracetamol                                    : 2 gram
d.   Syr.Simplex                                    : 50
e.   
  +
 
Aquadest                                        : 50
f.    Perhitungan kadar Syr.Simplex      : 102,3 g
 x 100% = 48,8 % > 16,67 %
= BJ larutan = 1,3
2)      Diphenhidramin HCL
a.       Diphenhidramin HCL dalam resep :
1 X P   :
                        : 0,047 g           47 mg
1 X S   : X 3
                        : 0,142 g          142 mg
b.      Dosis maksimum Diphenhidramin HCL anak umur 9 tahun :
1 X P   :  x 100 mg = 45 mg
1 X S   : x 250 mg = 112,5 mg
3)      CTM
c.       CTM dalam resep :
1 X P   : : 0,0095 g             9,5 mg
1 X S   : X 3: 0,028 g           28 mg
d.      Dosis maksimum CTM anak umur 9 tahun :
1 X P   :
1 X S   : x 40 mg = 18 mg
e.       Perhitungan dosis gabungan Diphenhidramin HCL dan CTM :
 x 100%  +  x 100%
=  x 100%  +  x 100%
=
=  281,77 % > 100%       OD
f.       Penurunan dosis 80 % Diphenhidramin HCL :
 x 0,25 x 3 =  x 0,75 = 0,21 gram                  210 mg
g.      Penurunan dosis 80 %CTM :
 x 0,05 x 3 =  x 0,15 = 0,042 gram            42 mg
















V.    Penimbangan Bahan
a.       Pengenceran bahan obat
CTM 50 mg + 10 ml aquadest
 x 10 ml = 8,4 ml           1,6 ml
b.       Obat yang ditimbang / diukur
Diphenhidramin HCL = 210 mg
Paracetamol                 = 2 gram         4 tablet
Syr.Simplex                 = 50 gram
Aquadest                     = 50 gram
c.       Tabel engambilan bahan
No
Nama obat
Jumlah obat g/mg/ml/l
Keterangan
1.
Diphenhidramin HCL
210 mg

2.
CTM
8,4 ml

3.
Paracetamol    
2 gr
4 tablet
4.
Syr.Simplex    
50 gr

5.
Aquadest
50 gr















VI. Prosedur Kerja
1.      Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2.      Dihitung dosis rangkap atau gabungan dari CTM dan Dipenhidramin HCL
3.      Ditimbang masing-masing obat yang dibutuhkan
4.      Diencerkan CTM dengan 10 ml aquadest, kemudian diukur sampai 8,4 ml
5.      Digerus Dipenhidramin HCL dan Paracetamolad homogen
6.      Dituangkan CTM kedalam mortir lalu digerus cepat agak tidak terjadi gumpalan
7.      Ditambahkan aquadest dan Syr.Simplex masing-masing 50 mg dan digerus hingga homogen
8.      Dimasukkan sediaan tersebut kedalam botol coklat 100 ml yang telah dikalibrasi
9.      Diberi etiket















VII.          Copy Resep
APOTEK MANDALA WALUYA FARMA

Jl.A.H.Nasution G37, Kota Kendari
Apoteker : Jastria Pusmarani, M.Sc.,Apt
No. SIPA : 15/DKK/V/2015/001

SALINAN RESEP

Dari            : dr. Endang
Tanggal      : 11 Oktober 2012No : 02
Untuk         : Andi (9 tahun)
Alamat       : -

Iter 2x
R/   Diphenhidramin HCL               0,25
       Chlorpheniramin Maleat          0,05
       Paracetamol                              2
       Syr. Simpleks                            50
       Aquadest                                   aa

       M.f Potio
       S.3. dd. C.1
                                                   det orig


 Kendari, 11 oktober 2012
                                   PCC
Oval: CAP APOTEK 





                                        Apoteker







APOTEK MANDALA WALUYA FARMA

Jl.A.H.Nasution G37, Kota Kendari
Apoteker : Jastria Pusmarani, M.Sc.,Apt
No. SIPA : 15/DKK/V/2015/001

SALINAN RESEP

Dari            : dr. Endang
Tanggal      : 11 Oktober 2012No : 02
Untuk         : Andi (9 tahun)
Alamat       : -

Iter 2x
R/   Diphenhidramin HCL               0,25
       Chlorpheniramin Maleat          0,05
       Paracetamol                              2
       Syr. Simpleks                            50
       Aquadest                                   aa

       M.f Potio
       S.3. dd. C.1
                                               det + iter 1x


 Kendari, 16 oktober 2012
                                      PCC


Oval: CAP APOTEK
 






                                      Apoteker






APOTEK MANDALA WALUYA FARMA

Jl.A.H.Nasution G37, Kota Kendari
Apoteker : Jastria Pusmarani, M.Sc.,Apt
No. SIPA : 15/DKK/V/2015/001

SALINAN RESEP
Dari            : dr. Endang
Tanggal      : 16Oktober 2012No : 02
Untuk         : Andi (9 tahun)
Alamat       : -

Iter 2x
R/   Diphenhidramin HCL               0,25
       Chlorpheniramin Maleat          0,05
       Paracetamol                              2
       Syr. Simpleks                            50
       Aquadest                                   aa

       M.f Potio
       S.3. dd. C.1
                                                 detur


 Kendari, 21 oktober 2012
                                     PCC
Oval: CAP APOTEK 





                                      Apoteker






VIII.       Etiket
APOTEK MANDALA WALUYA FARMA

Jl.A.H.Nasution G37, Kota Kendari
Apoteker : Jastria Pusmarani, M.Sc.,Apt
No. SIPA : 15/DKK/V/2015/001
No. 02   Tgl. 11 oktober 2012

Nama     :   Andi ( 9 tahun)                Tablet
Kapsul
               3 X Sehari   1                           Bungkus
                                                                 Sdm/Sdt


 
Sebelum/Bersama/Sesudah Makan














IX. Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan pembuatan obat dalam bentuk potio atau larutan yang ditujukan untuk pemakaian oral. Hal yang pertama dilakukan adalah disiapkan alat dan bahan selanjutnya diencerkan CTM dengan 10 ml aquadest kemudian digerus diphenhidramin HCL dengan paracetamol hingga homogen lalu dituangkan CTM kedalam mortir dan digerus dengan cepat agar tidak terjadi gumpalan, selanjutnya ditambhakan aquadest dan Syr.Simplex nasing-masing sebanyak 50 mg dan digerus lagi hingga homogen kemudian dimasukkan kedalam botol coklat 100 ml yang telah dikalibrasi dan terakhir diberi etiket putih.
Didalam resep ini mengandung bahan obat yang berbeda-beda, tetapi ada obat yang memiliki khasiat yang sama yaitu diphenhidramin HCL dengan chlorpheniramim maleat yang memiliki khasiat sebagi antihistaminikum, selain itu ada bahan obat lain yaitu paracetamol yang berkhasiat sebagai analgetik-antipiretik, Syr.Simpleks yang berkhasiat sebagai zat tambahan atau sebagai pemanis serta ada aquadest yang berkhasiat pula sebagai zat tambahan/ sebagai pelarutnya.
Pada resep ini dilakukan perhitungan dosis gabungan, akan tetapi didapatkan hasil pada kedua obat tersebut mengalami overdosis sehingga harus dilakukan penurunan dosis sebanyak 80% agar resep tersebut dapat diberikan kepada pasien.
Pada resep ini ditujukan kepada pasien yang mempunyai penyakit alergi khususnya pada pasien yang bernama Andi yang berumur 9 tahun, obat ini dibuat dalam bentuk larutan (Potio) agar memudahkan pasien pasa saat meminunya.




DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III: Jakarta.
Departemen Kesehatan RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV: Jakarta.
Pusmarani,J.2017. Buku Penuntun Praktikum Farmasetika II.: Kendari.
Syamsuni, H. 2006. Ilmu Resep: Jakarta
                                                                               



















Related Posts

There is no other posts in this category.