LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II SOXHLET


LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
SOXHLET


OLEH
JAMAL SARIPA





PROGRAM STUDI S1 FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MANDALA WALUYA
KENDARI
2018



BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair dari campurannya dengan bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak substansi yang diinginkan tanpa melarutkan material lainnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju ekstraksi adalah: tipe persiapan sampel, waktu ekstraksi, kuantitas pelarut, suhu pelarut dan tipe pelarut (Rachman, 2009).
Proses pengekstraksian komponen kimia dalam sel tanaman yaitu pelarut organik akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dalam pelarut organik di luar sel, maka larutan terpekat akan berdifusi keluar sel dan proses ini akan berulang terus sampai terjadi keseimbangan antara konsentrasi cairan zat aktif di dalam dan di luar sel(Rachman, 2009).
Sokhetasi merupakan proses pemisahan (ekstrakti padatan) suatu bahan alam dengan pelarut organik yang menggunakan alat sokhlet. Pada umumnya metode sokhlet digunakan untuk memisahkan lemak dan minyak nabati.

B. Tujuan Praktikum
1. Memahami prinsip kerja ekstraksi soxhlet.
2. Mampu melakukan ekstraksi dengan perangkat sochlet dilaboratorium kimia



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.  Dasar teori
Ekstraksi adalah suatu metode pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu padatan atau cairan dengan bantuan pelarut. Ekstraksi juga merupakan proses pemisahan satu atau lebih komponen dari suatu campuran homogen menggunakan pelarut cair (solven) sebagai separating agen.Ekstraksi pelarut menyangkut distribusi suatu zat terlarut diantara dua fase cair yang tidak saling bercampur. Tekhnik ekstraksi sangat berguna untuk pemisahan secara dan bersih baik untuk zat organik maupun zat anorganik. Cara ini juga dapat digunakan untuk analisis makro maupun mikro. Faktor-faktor yang mempengaruhi ekstraksi antara lain yaitu ukuran bahan baku, jumlah konstituen (solute) dan distribusinya dalam padatan, sifat padatan, dan ukuran partikel (Sudjadi, 1998).
Ekstraksi padat-cair. Ekstraksi ini bertujuan untuk menyari senyawa yang dikendaki dari bahan padat dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Dengan demikian, agar ekstraksi dapat berhasil dengan baik, harus diketahui sifat senyawa yang akan diekstraksi terutama kelarutannya. Kelarutan suatu senyawa berkaitan dengan keporannya, senyawa yang polar biasanya larut dalam pelarut polar pula. Pelarut etanol sering digunakan sebagai pelarut untuk ekstraksi apabila belum diketahui pelarut spesifik untuk senyawa yang di ekstraksi, karena etanol merupakan tergolong etanol yang universal. Berdasarkan teknik pelaksanaannya, ekstraksi padat cair dikelompokkan menjadi: (Sowandi,2016)
a.    Ekstraksi padat-cair tidak sinambung (discontinue) misalnya: dengan cara maserase atau perendaman.
b.    Ekstraksi padat-cair secara sinambung (continue) misalnya: ekstraksi dengan alat soxhlet
Ekstraksi jangka panjang biasa dilakukan untuk memisahkan bahan alam yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan atau hewan. Senyawa organik yang terdapat dalam bahan alam seperti kafein dari daun teh.
Soxhletasi adalah salah satu metode yang digunakan untuk mengisolasi minyak lemak. Soxhletasi merupakan ekstraksi padat-cair berkesinambungan, disebut ekstraksi padat cair karena substansi yang diekstrak terdapat didalam campuran yang berbentuk padat, sedangkan disebut berkesinambungan karena pelarut yang sama dipakai berulang-ulang sampai proses ekstraksi selesai. Keuntungan dari metode ini antara lain menggunakan pelarut yang lebih sedikit karena pelarut tersebut akan dipakai untuk mengulang ekstraksi dan uap panas tidak melalui serbuk simplisia, tetapi melalui pipa samping. Metode ini juga memiliki beberapa kelemahan antara lain tidak dapat digunakan pada bahan yang mempunyai tekstur yang keras, selain itu pengerjaannya rumit dan lama. Ekstraksi dengan menggunakan soxhlet pada umumnya digunakan aseton dan alkohol sebagai pelarut untuk menguapkan bahan yang akan diekstrak.(Pramudono,dkk 2008).
Jika pada suatu proses transfer ekstraksi tidaklah menimbulkan pemisahan yang bersih, maka dilakukan pemisahan parsial yang berurutan sampai akhirnya dicapai derajat kemurnian yang diinginkan. Satu fase dapat diulang dikontsakan dengan porsi yang segar dari suatu fase kedua. Dapat diterapkan  bila satu zat secara kuantitatif tetap tinggal dalam satu fase, sedangkan zat yang lain terbagi antara kedua fase ekstraktor soxhlet dapat termasuk dalam kategori ekstraksi ganda juga teknik pengendapan dalam gravimetri.
Ekstraksi mempunyai fleksibilitas yang tinggi dalam memilih kondisi operasi, karena jenis dan jumlah pelarutnya dapat diubah-ubah. Ekstraksi lebih menyerupai absorbsi gas dibandingkan dengan destilasi biasa. Proses ekstraksi digunakan untuk proses penyarian dari bahan mentah dengan menggunakan pelarut yang dipilih dimana zat yang diinginkan dapat larut bahan mentah yang berasal dari tumbuh-tumbuhan tidak perlu diproses lebih lanjut kecuali dikumpulkan dan dikeringkan. Ekstraksi menggunakan pelarut yang ideal yang mempunyai sifat tidak toksik, tidak eksplosif interval titik didih sempit. Pelarut alkohol menghasilkan rendeman paling tinngi dan pelarut kloroform paling mudah tetapi rendemannya paling murni.
Pada metode ini pemisahan suatu zat dari campurannya dengan pembagian suatu zat terlarut antara dua pelarut yang tidak dapat tercampur untuk mengambil zat terlarut tersebut dari satu pelarut kepelarut yang lain. Seringkali campuran bahan padat dan cair (misalnya bahan alami) tidak dapat atau sukar sekali dipisahkan dengan metode pemisahan mekanis atau termis. Misalnya saja, karena komponennya saling bercampur secara sangat erat, peka terhadap panas, beda sifat-sifat fisiknya terlalu kecil, atau tersedia dalam konsentrasi yang terlalu rendah.
Pada sistem heterogen, reaksi berlangsung antara dua fase atau lebih jadi pada sistem heterogen dapat dijumpai reaksi antara padat dan gas, atau antara padat dan cairan. Cara yang paling mudah untuk menyelesaikan persoalan pada sistem heterogen adalah menganggap komponen-komponen dalam reaksi bereaksi pada fase yang sama. Kesetimbangan heterogen ditandai dengan adanya beberapa fase, antara lain fase kesetimbangan fisika dan kesetimbangan kimia. Kesetimbangan heterogen dapat dipelajari dengan 3 cara:
a.    Dengan mempelajari tetapan kesetimbangannya, cara ini digunakan untuk kesetimbangan kimia yang berisi gas
b.    Dengan hukum distribusi nersnt, untuk kesetimbangan suatu zat dalam 2     pelarut
c.    Dengan hukum fase, untuk kesetimbangan yang umum.
Hukum distribusi banyak dipakai dalam  proses ekstraksi, analisis dan penentuan tetapan kesetimbangan yang digunakan untuk menentukan aktivitas zat terlarut dalam satu pelarut jika aktivitas zat terlarut dalam pelarut lain diketahui. Faktor-faktor yang mempengaruhi koefisien distribusi:
1.    Temperatur yang digunakan. Semakin tinggi suhu maka reaksi semakin cepat maka  sehingga volume titrasi menjadi kecil, akibatnya berpengaruh pada nilai k.
2.    Jenis pelarut. Apabila pelarut yang digunakan adalah zat yang mudah menguap maka akan sangat mempengaruhi volume titrasi, akibatnya berpengaruh pada perhitungan nilai k.
3.    Jenis terlarut, apabila zat akan dilarutkan adalah zat yang mudah menguap atau higroskopik, maka akan mempengaruhi normalitas (konsentrasi zat tersebut), akibatnya mempengaruhi harga k.

B.  Uraian Bahan
1.    Kulit batang kayu jati
Kingdom           : Plantae
Subkingdom      : Viridiplantae
Divisi                 : Tracheophyta
Subdivisi            : Spermatophyta
Kelas                  : Magnoliopsida
Ordo                  : Lamiales
Famili                 : Lamiaceae
Genus                : Tectona
Spesies               : Tectonagrandis Linn. F
2.    Etanol (Dirjen POM, 1979: 65)
Nama resmi                    : AETHANOLUM
Nama lain                      : Alkohol; Etanol
Rumus molekul              : C2H6OH
Berat molekul                : 46,068 g/mol
Rumus struktur              : CH3-CH2-OH
Pemerian                        : Cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap,
dan mudahbergerak, bau khas, rasa panas, mudah   terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak   berasap
Kelarutan                       : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P,
  dan dalam eter P.
Penyimpanan                 : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan                      : Sebagai pelarut



BAB III
METODE KERJA
A.  Alat dan bahan
Alat yang digunakan yaitu, perangkat soxhlet, timbangan analitis, kertas saring, waterbath, bunsen, & botol coklat.
Bahan yang digunakan yaitu, Kulit batang kayu jati, Etanol 96% & Tisu.
B.  ProsedurKerja
1.    Siapkan perangkat ekstraksi soxhlet
2.    Timbang kulit batang kayu jati kering sebanyak 10 gram
3.    Masukkan kertas saring kedalam tempat sampel, kemudian masukkan sampel. Sampel yang diisi jangan sampai melebihi tinggi siphon
4.    Pasang perangkat Sohlet dan tuang Etanol melewati sampel hingga satu setengah sirkulasi
5.    Nyalakan pemanas dan proses ekstraksi akan berjalan
6.    Lakukan Ekstraksi selama 1 jam







Download Laporan praktikum kimia organik II "Soxhlet" -30,69kb



BAB IV
HASIL PENGAMATAN

Perlakuan
Pengamatan
Penimbangan kulit batang kayu jati
Berwarna kekuningan
Pengukuran volume Etanol 96%
Tidak berwarna  pada 2/3 bagian dari batas labu alas bulat
Proses Ekstraksi

Uapnya naik melewati soxhlet menuju pipa pendingin sari terkumpul dan akan dialirkan ke pipa siphon dan akan menuju kelabu destilasi setelah pipa terisi penuh. Berlangsung selama 1 jam sebanyak 5 siklus
Penampungan hasil ekstrak Etanol

Terjadi perubahan warna pelarut dari bening menjadi kekuningan
Bandingkan ekstraksi Soxhlet dengan ekstraksi maserasi

Proses ekstraksi soxhlet berlangsung selama 1 jam sedangkan maserasi memerlukan waktu selama 3 hari




BAB V
PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan dengan judul Ekstraksi pada cair (soxhletasi) degan tujuan untuk memahami prinsip kerja ekstraksi soxhletasi dan mampu melakukan ekstraksi dengan perangkat soxhlet dilaboratorium kimia.
Soxhletasi adalah salah satu metode yang dapat digunakan untuk megisolasi minyak lemak. soxhletasi adalah ekstraksi padat cair karena soxhlatasi yang diekstrak dalam campuran yang berbentuk padat, sedangkan disebut berkesinambungan karena pearut yang sama dipakai berulang-ulang samai proses ekstraksi telah dilakukan.
Prinsip kerja dari ekstraksi padat cair adalah adanya kemampuan seyawa dalam suatu matriks yang komplek dari suatu padatan, yanhg dapat larut oleh suatu pelarut tertentu. Dalam proses ekstraksi padat cair diperlukan kontak yang sangat kimia antra pelarut dan padatan (Harborne,1987) .
Pada percobaan kali ini pertama dilakukan ialah disiapkan seperangkat alat soxhletasi yang akan digunakan, kemudian ditmbang sampel 10 gr batang jati. Selanjutnya sampel dibungkus dengan kertas saring, setelah dibungkus  sampel dimasukkan kedalam siphon lalu dipasang perangkat soxhlet dan dituang pelarut etanol melewati sampel hingga satu setengah sirkulasi kemudian dinyalakan pemanasan dan dilakukan proses ekstraksi selama 1 jam. Pada proses ekstraksi sampel yang digunakan berubah warna menjadi cairan berwarna kekuningan. Kemudian setelah dilakukan soxhletasi yang didapatkan berwarna mendekati bening.
Untuk fungsi penggunaan kertas saring yaitu untuk menjaga tidak campurannya sampel dengan pelarut secara langsung, dan agar sampel tidak ikut kedalam labu alat bulat ketika diekstraksi.
Sampel yang diisi tidak boleh melebihi tinggi siphon karena dilakukan pada saat sampel berada diposisi atas tidak terendam oleh pelarut. Dalam perangkat soxhlet terdapat kondensor. Dimana kondensor berfungsi sebagai pendingin dan juga untuk mempercepat proses pengembunan.
Pada ekstraksi padat cair digunakan sampel kulit batang dengan metode soxhlet digunakan untuk mengekstraksi dengan pelarut etanol yang awalnya tidak berwarna setelah diekstraksi selama 1 jam perubahan warna menjadi cairan kekuningan  yang berupa padatan  sebanyak 5 siklus.
Adapun hasil yang diperoleh dari hasil ekstraksi yaitu warna ekstrak dari sampel kayu jati berwarna kekuning-kuningan dalam artian terjadi penarikan senyawa dalam sampel. Untuk perbandingan antara ekstrak soxhlet didapat warna ekstraksinya berwarna kuning yang berlangsung selama 1 jam sedangkan pada ekstraksi maserasi berwarna kecoklatan berlangsung selama 3 hari.
Faktor- faktor yang dapat mempengaruhi ekstraksi lain yaitu ukuran bahan baku, pemilihan pelarut, waktu proses ekstraksi, suhu ekstraksi. ukuran bahan baku yang kecil akan menghasilkan hasil yang rendah. Pemilihan pelarut akan mempengaruhi suhu ekstraksi dan waktu proses ekstraksi. Jika suhu tinggi maka akan menghasilkan suisa pelarut yang tinggi pula (Anam, 2010) 




BAB VI
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
a.    Prinsip ekstraksi soxhlet adalah suatu ekstraksi yang berkesinambungan dengan menggunakan pelarut yang realtif sedikit
b.    Didapatkan hasil soxhlet dengan warna kekuningan dengan 5 siklus
c.    Perbandingan antara ekstraksi soxhlet dengan ekstraksi maserasi dibutuhkan waktu 2-3 hari, lalu terdapat perbedaan jumlah pelarut pada soxhlet diperlukan pelarut yang lebih sedikit sedangkan pada masersi dibutuhkan pelarut yang lebih banyak.
B.  Saran
Sebaiknya alat yang akan digunakan pada laboratorium lebih dilengkapi lagi agar proses praktikum dapat berjalan dengan baik dan mendapatkan hasil yang diinginkan.















DAFTAR PUSTAKA

Anam, choirul. 2010. “Ekstrsksi Oleoresin Jahe (Zingiber offcianel) Kajian dari Ukuran bahan, pelarut, waktu dan suhu”. Jurnal Pertanian MAPETA. Vol, XII,No,2 p : 72-144, ISSN : 1411-2817.

Harborne, J.B., 1987. Metode Fitokimia. ITB : Bandung
Lucas, 1949. Principles And Practice In Organik Chemistry. New York : Jhon
Welly And Sons, Inc.

Pramudono B., Widioko, S.A.,Rustayawan, W.,2008. Reaksi Kontinyu Dengan
Simulasi Batch Tiga Tahap Aliran Lawan Arah.

Sudjadi, 1986. Metode Pemisahan, UGM Press: Yogyakarta.

Sowandi, Ami, 2016. Petunjuk Paktikum Kimia Organik. Surabaya.




Related Posts

There is no other posts in this category.