MAKALA
FARMASETIKA II
‘’RADIOAKTIF’’
OLEH :
NAMA : JAMAL SARIPA
NIM : F201601103
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MANDALA WALUYA
KENDARI
2017
KATAPENGANTAR
Puji
dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah yang
berjudul MANFAAT DAN BAHAYA ZAT RADIOAKTIF ini tepat pada waktunya.
Dalam
penyusunan Makalah ini, kami banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi
dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu,
kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan tugas makalah ini, semoga bantuannya mendapat
balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Kami
menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami
harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
kendari, 20 Mei 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................
KATA PENGANTAR............................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................
ISI............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................
1.1.Latar Belakang Masalah.....................................................................................
1.2.Permasalahan......................................................................................................
1.3.Tujuan ................................................................................................................
BAB II LANDASAN
TEORI.................................................................................
2.1.Pengertian Radioaktif.........................................................................................
2.2.Manfaat
Radioaktif.............................................................................................
2.3.Bahaya Radioaktif...............................................................................................
2.4.Efek Radioaktif...................................................................................................
BAB III
PENUTUP.................................................................................................
3.1.Kesimpulan
.........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang Masalah
Seiring perkembangan teknologi masa kini dengan adanya teknologi nuklir
membawa perkembangan di dalam berbagai aspek kehidupan. Perlu kita ketahui
bawasannya dengan berkembangnya teknologi membawa perubahan yang sangat
signifikan akan tetapi semua itu selain memberikan pengaruh yang positif
juga menimbulkan efek negative pula. Di dalam makalah ini membahas tentang apa
itu tekhnologi nuklir, damapak-dampak yang ditimbulkan dan manfaat teknologi
nuklir.
1.2.Permasalahan
Sesuai dengan judul makalah diatas yaitu tentang teknologi nuklir. Maka
kita perlu merumuskan masalah agar pembahasan tidak melebar dari konsep
pembahasan
1.
Pengertian Radioaktif
2. Aplikasi
Radioaktif dalam kehidupan sehari-hari
3. Dampak
teknologi Radioaktif.
1.3.Tujuan
Penulisan
1.
Mengerti Radioaktif dan teknologi Radioaktif.
2.
Mengetahui bagaimana sejarah dan terbentuknya
Radioaktif
3.
Mengetahui aplikasa teknologi Radioaktif dalam
kehidupan sehari-hari.
4.
Sebagai antisipasi dampak positif dan dampak negatif
dari teknologi Radioaktif.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.Pengertian
Radioaktif
Radioaktifitas adalah sifat suatu unsur yang dapat
memancarkan radiasi (pancaran sinar) secara spontan. Tergolong ke dalam zat
radioaktif, unsur tersebut biasanya bersifat labil, berarti tergolong zat
radioaktif adalah isotopnya, karena untuk mencapai kestabilan salah satunya
harus melakukan peluruhan. Peluruhan zat radioaktif untuk menghasilkan unsur
yang lebih stabil sambil memancarkan partikel seperti, partikel alpha α (sama
dengan inti 4He), partikel beta (β), dan partikel gamma (γ).
Radioaktif atau radiasi yang berasal dari bahan radioaktif adalah satu
bentuk energi yang dipancarkan oleh atom atau molekul yang disebarkan melalui
ruang atau materi sebagai partikel / partikel ataupun gelombang
elektromagnetik. Radioaktivitas (juga disebut radioaktif juga merupakan fenomena
alami atau buatan, dimana ditimbulkan oleh zat tertentu atau bahan kimia. Ada
dua radio aktif yang ada pada umumnya yaitu Radioaktivitas spontan atau alami:
Hal ini diwujudkan dalam unsur-unsur radioaktif dan isotop ditemukan di alam
dan mencemari lingkungan seperti uranium dan thorium dalam lingkungan (tanah,
pohon, air dan udara) dan Radioaktivitas buatan atau induksi: radioaktif ini
merupakan salah satu yang disebabkan oleh transformasi nuklir buatan seperti
Technitium-99m yang digunakan dalam medis dan Iridium-192 yang digunakan dalam industri
termasuk pembangkit listrik tenaga nuklir.
Radioaktivitas atau peluruhan radioaktif adalah perubahan atau konversi
secara spontan inti nuklida stabil ke inti lainnya di mana ada radiasi pengion.
Setiap kali jumlah proton dalam inti, maka akan ada unsur perubahan.
Radioaktivitas ditemukan pada tahun 1896 oleh Henri.
Becquerel pada garam uranium. Untuk
memperjelas sifat radioaktivitas signifikan,fisikawan Perancis Pierre Curie dan
Marie Curie asal Polandia berkontribusi untuk hal ini.
Sinar radioaktif ini berbentuk seperti gelombang cahaya, gelombang radio,
sinar infra-red (panas), microwave dan sinar X. Antara sinar mengion yang ada
adalah partikel Alfa, partikel beta, sinar Gamma, sinar X dan juga Neutron.
Radioaktivitas digunakan untuk memperoleh energi nuklir, dan juga digunakan
dalam pengobatan (radioterapi dan radiologi) dan aplikasi industri (misalnya
mengukur ketebalan dan ukuran kerapatan).
Contoh
isotop radioaktif alami
1. uranium
2. thorium isotop radioaktif
2.2. Manfaat
Radioaktif
Berikut manfaat dan bahaya zat
radio aktif pada kehidupan sehari-hari. Secara garis besar manfaat dari Zat Radioaktif
diuraikan di bawah ini, antaralain:
1.
Sebagai Perunut
2.
Sebagai Sumber Radiasi
A. Bidang Kedokteran
Penggunaan radioaktif untuk kesehatan sudah sangat banyak, dan sudah berapa
juta orang di dunia yang terselamatkan karena pemanfaatan radioaktif ini.
Sebagai contoh sinar X untuk penghancur tumor atau untuk foto tulang.
Berdasarkan radiasinya:
1)Sterilisasi radiasi.
a)
Radiasi dalam dosis tertentu dapat mematikan
mikroorganisme sehingga dapat digunakan untuk sterilisasi alat-alat kedokteran.
Steritisasi dengan cara radiasi mempunyai beberapa keunggulan jika dibandingkan
dengan sterilisasi konvensional (menggunakan bahan kimia), yaitu:
Sterilisasi radiasi lebihsempurna dalam mematikan mikroorganisme.
Sterilisasi radiasi lebihsempurna dalam mematikan mikroorganisme.
b)
Sterilisasi radiasi tidak meninggalkan residu bahan
kimia.
c)
Karena dikemas dulu baru disetrilkan maka alat
tersebut tidak mungkin tercemar bakteri lagi
Bampai kemasan terbuka. Berbeda dengan cara konvensional, yaitu disterilkan
dulu baru dikemas, dalam proses pengemasan masih ada kemungkinan terkena bibit
penyakit.
2)Terapitumor atau kanker.
Berbagai jenis tumor atau kanker dapat diterapi dengan radiasi. Sebenarnya,
baik sel normal maupun sel kanker dapat dirusak oleh radiasi tetapi sel kanker
atau tumor ternyata lebih sensitif (lebih mudah rusak). Oleh karena itu, sel
kanker atau tumor dapat dimatikan dengan mengarahkan radiasi secara tepat pada
sel-sel kanker tersebut.
3) Penentuan Kerapatan Tulang Dengan Bone
Densitometer
Pengukuran kerapatan tulang dilakukan dengan cara menyinari tulang dengan
radiasi gamma atau sinar-X. Berdasarkan banyaknya radiasi gamma atau sinar-X
yang diserap oleh tulang yang diperiksa maka dapat ditentukan konsentrasi
mineral kalsium dalam tulang. Perhitungan tersebut dilakukan oleh komputer yang
dipasang pada suatu alat dengan nama bone densitometer. Teknik ini sangat
bermanfaat guna membantu mendiagnosis pada kekeroposan tulang (osteoporosis)
yang sering menyerang wanita pada usia menopause (mati haid).
4) Three Dimensional Conformal Radiotheraphy
(3d-Crt)
Terapi radiasi dengan
menggunakan sumber radiasi tertutup atau pesawat pembangkit radiasi telah lama
dikenal untuk pengobatan penyakit kanker. Perkembangan teknik elektronika maju
dan peralatan komputer canggih dalam dua dekade ini telah membawa perkembangan
pesat dalam teknologi radioterapi. Dengan menggunakan pesawat pemercepat
partikel generasi terakhir telah dimungkinkan untuk melakukan radioterapi
kanker dengan sangat presisi dan tingkat keselamatan yang tinggi melalui
kemampuannya yang sangat selektif untuk membatasi bentuk jaringan tumor yang
akan dikenai radiasi, memformulasikan serta memberikan paparan radiasi dengan
dosis yang tepat pada target. Dengan memanfaatkan teknologi 3D-CRT ini sejak
tahun 1985 telah berkembang metoda pembedahan dengan menggunakan radiasi
pengion sebagai pisau bedahnya (gamma knife). Dengan teknik ini kasus-kasus
tumor ganas yang sulit dijangkau dengan pisau bedah konvensional menjadi dapat
diatasi dengan baik oleh pisau gamma ini, bahkan tanpa perlu membuka kulit
pasien dan yang terpenting tanpa merusak jaringan di luar target.
5) Teknik Pengaktivan Neutron
Teknik nuklir ini dapat digunakan untuk menentukan kandungan mineral tubuh
terutama untuk unsur-unsur yang terdapat dalam tubuh dengan jumlah yang sangat
kecil (Co, Cr, F, Fe, Mn, Se, Si, V, Zn dsb) sehingga sulit ditentukan dengan
metoda konvensional. Kelebihan teknik ini terletak pada sifatnya yang tidak
merusak dan kepekaannya sangat tinggi. Di sini contoh bahan biologik yang akan
diperiksa ditembaki dengan neutron.
Penggunaan radioaktif dalam bidang kedokteran terutama untuk pendeteksian
jenis kelainan di dalam tubuh dan untuk penyembuhan kanker yang sangat sukar
dioperasi menggunakan metode lama. Prinsip radioaktif ini juga dimanfaatkan
untuk pengetesan kualitas bahan di dalam suatu industri yang dapat dipergunakan
dengan mudah dan dengan ketelitian yang tinggi. Radioisotop yang digunakan
dalam bidang kedokteran dapat berupa sumber terbuka (unsealed source) dan
sumber tertup (sealed source). Ketika radioisotop tersebut tidak dapat
dipergunakan lagi, maka sumber zat radioaktif bekas tersebut sudah menjadi
limbah radioaktif.
Dalam bidang kedokteran, radiografi digunakan untuk mengetahui bagian dalam
dari organ tubuh seperti tulang, paru-paru dan jantung.Dalam
radiografi
dengan menggunakan film sinar-x, maka obyek yang diamati sering tertutup oleh
jaringan struktur lainnya, sehingga didapatkan pola gambar bayangan yang di
dominasi oleh struktur jaringan yang tidak diinginkan. Hal ini akan
membingungkan para dokter untuk mendiagnosa organ tubuh tersebut. Untuk
mengatasi hal ini maka dikembangkan teknologi yang lebih canggih yaitu
CT-Scanner.
Radioisotop Teknesium-99m (Tc-99m) merupakan radioisotop primadona yang
mendekati ideal untuk mencari jejak di dalam tubuh. Hal ini dikarenakan
radioisotop ini memiliki waktu paro yang pendek sekitar 6 jam sehingga
intensitas radiasi yang dipancarkannya berkurang secara cepat setelah selesai
digunakan. Radioisotop ini merupakan pemancar gamma murni dari jenis peluruhan
electron capture dan tidak memancarkan radiasi partikel bermuatan sehingga
dampak terhadap tubuh sangat kecil. Selain itu, radioisotop ini mudah diperoleh
dalam bentuk carrier free (bebas pengemban) dari radioisotop molibdenum-99
(Mo-99) dan dapat membentuk ikatan dengan senyawa-senyawa organik.
Radioisotop ini dimasukkan ke dalam tubuh setelah diikatkan dengan senyawa
tertentu melalui reaksi penandaan (labelling).
Di dalam tubuh, radioisotop ini akan bergerak bersama-sama dengan senyawa
yang ditumpanginya sesuai dengan dinamika senyawa tersebut di dalam tubuh.
Dengan demikian, keberadaan dan distribusi senyawa tersebut di dalam tubuh yang
mencerminkan beberapa fungsi organ dan metabolisme tubuh dapat dengan mudah
diketahui dari hasil pencitraan. Pencitraan dapat dilakukan menggunakan kamera
gamma.
Radioisotop ini dapat pula digunakan untuk mencari jejak terjadinya infeksi
bakteri, misalnya bakteri tuberkolose, di dalam tubuh dengan memanfaatkan
terjadinya reaksi spesifik yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Terjadinya
reaksi spesifik tersebut dapat diketahui menggunakan senyawa tertentu, misalnya
antibodi, yang bereaksi secara spesifik di tempat terjadinya infeksi. Beberapa
saat yang lalu di Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR) BATAN telah berhasil
disintesa radiofarmaka bertanda teknesium-99m untuk mendeteksi infeksi di dalam
tubuh. Produk hasil litbang ini saat ini sedang direncanakan memasuki tahap uji
klinis.
Dalam bidang kesehatan radioisotop digunakan sebagai perunut (tracer) untuk
mendeteksi kerusakan yang terjadi pada suatu organ tubuh. Selain itu radiasi
dari radioisotop tertentu dapat digunakan untuk membunuh sel-sel kanker
sehingga tidak perlu dilakukan pembedahan untuk mengangkat jaringan sel kanker
tersebut. Berikut ini adalah contoh beberapa radioisotop yang dapat digunakan
dalam bidang kesehatan (Sutresna, 2007).
Beberapa Contoh Radioisotop dalam bidang kedokteran :
·
I-131Terapi penyembuhan kanker Tiroid, mendeteksi
kerusakan pada kelenjar gondok, hati dan otak
·
Pu-238 energi listrik dari alat pacu jantung
·
Tc-99 & Ti-201 Mendeteksi kerusakan jantung
·
Na-24 Mendeteksi gangguan peredaran darah
·
Xe-133 Mendeteksi Penyakit paru-paru
·
P-32 digunakan untuk pengobatan penyakit polycythemia
rubavera, yaitu pembentukkan sel darah merah yang berlebihan.
Didalam penggunaannya P-32 disuntikkan ke dalam tubuh sehingga radiasinya
yang memancarkan sinar beta dapat menghambat pembentukan sel darah merah pada
sumsum tulang. Sedangkan, sinar gamma dapat digunakan untuk mensterilkan
alat-alat kedokteran, sebelum dikemas dan ditutup rapat, misalnya pada proses
sterilisasi alat suntik. Sebenarnya sebelum dikemas, alat suntik sudah
disterilkan. Tetapi, pada proses pengemasan masih mungkin terjadi kontaminasi,
sehingga setelah alat suntik tersebut dikemas dan ditutup rapat perlu dilakukan
sterilisasi ulang dengan menggunakan sinar gamma (Sutresna, 2007).
Sebagai
Perunut
Dalam bidang kesehatan radioisotop digunakan sebagai
perunut (tracer) untuk mendeteksi kerusakan yang terjadi pada suatu organ
tubuh. Selain itu radiasi dari radioisotop tertentu dapat digunakan untuk
membunuh sel-sel kanker sehingga tidak perlu dilakukan pembedahan untuk
mengangkat jaringan sel kanker tersebut. Berikut ini adalah contoh beberapa
radioisotop yang dapat digunakan dalam bidang kesehatan (Sutresna, 2007).
B. Bidang
Hidrologi
1.
Mempelajarikecepatan aliran sungai.
2.
Mempelajari mekanisme reaksi fotosintesis
C. Bidang
pertanian
1.
Pemberantasan hama dengan teknik jantan mandul, contoh
: Hama kubis.
2.
Pemuliaan tanaman/pembentukan bibit unggul, contoh :
Padi.
3.
Penyimpanan makanan sehingga tidak dapat bertunas,
contoh : kentang dan bawang.
4.
Menyelidiki kebocoran pipa air bawah tanah.
D. Bidang
Biologis
Dalam
bidang biologi, radioisotop dapat digunakan untuk mempelajari mekanisme reaksi
fotosintesis. Radioisotop ini, berupa karbon-14 (C-14) atau oksigen-18 (O-18).
Keduanya dapat digunakan untuk mengetahui asal-usul atom oksigen (dari CO2 atau
dari H2O) yang akan membentuk senyawa glukosa atau oksigen yang dihasilkan pada
proses fotosintesis (Sutresna, 2007 dan Abdul Jalil Amri Arma, 2009).
6CO2
+ 6H2O C6H12O6 + 6O2
Pengukuran Usia Bahan
Organik
Radioisotop
karbon-14, terbentuk di bagian atas atmosfer dari penembakan atom nitrogen
dengan neutron yang terbentuk oleh radiasi kosmik.
Karbon
radioaktif tersebut di permukaan bumi sebagai karbon dioksida dalam udara dan
sebagai ion hidrogen karbonat di laut. Oleh karena itu karbon radioaktif itu
menyertai pertumbuhan melalui fotosintesis. Lama kelamaan terdapat
kesetimbangan antara karbon-14 yang diterima dan yang meluruh dalam
tumbuh-tumbuhan maupun hewan, sehingga mencapai 15,3 dis/menit gram karbon.
Keaktifan ini tetap dalam beberapa ribu tahun. Apabila organisme hidup mati,
pengambilan 14C terhenti dan keaktifan ini berkurang. Oleh karena itu umur
bahan yang mengandung karbon dapat diperkirakan dari pengukuran keaktifan
jenisnya dan waktu paruh 14C. ( 12 T = 5.730 tahun).
Kegunaan
lain radioisotop dalam bidang biologi sebagai berikut
1.
Mempelajari proses penyerapan air serta
sirkulasinya di dalam batang tumbuhan.
2.
Mempelajari pengaruh unsur-unsur hara
selain unsur-unsur N, P, dan K terhadap perkembangan tumbuhan.
3.
Memacu mutasi gen tumbuhan dalam upaya
mendapatkan bibit unggul.
4.
Mempelajari kesetimbangan dinamis.
5.
Mempelajari reaksi pengeseran
E. Bidang
Industri
1.
Pemeriksaan tanpa merusak, contoh : Memeriksa cacat
pada logam
2.
Mengontrol ketebalan bahan, contoh : Kertas film,
lempeng logam
3.
Pengawetan bahan, contoh : kayu, barang-barang seni
4.
Meningkatkan mutu tekstil, contoh : mengubah struktur
serat tekstil
5.
Untuk mempelajari pengaruh oli dan aditif pada mesin
selama
F. Bidang
Arkeologi
Menentukan
umur fosil dengan C-14 Radioisotop memiliki peran yang masih sulit digantikan
oleh metode lain. Radioisotop berperan dalam menentukan usia sebuah fosil. Usia
sebuah fosil dapat diketahui dari jejak radioisotop karbon-14. Ketika makhluk
hidup masih hidup, kandungan radioisotop karbon-14 dalam keadaan konstan, sama
dengan kandungan di atmosfer bumi yang terjaga konstan karena pengaruh sinar
kosmis pada sekitar 14 dpm ( disintegrations per minute) dalam 1 gram karbon.
Hal ini dikarenakan makhluk hidup tersebut masih terlibat dalam siklus karbon
di alam. Namun, sejak makhluk hidup itu mati, dia tidak terlibat lagi ke dalam
siklus karbon di alam. Sebagai akibatnya, radioisotop karbon-14 yang memiliki
waktu paro 5730 tahun mengalami peluruhan terus menerus. Usia sebuah fosil
dapat diketahui dari kandungan karbon-14 di dalamnya. Jika kandungan tinggal
separonya, maka dapat diketahui dia telah berusia 5730 tahun
1.
Radioisotop dalam Bidang Pertanian
Dalam bidang pemuliaan tanaman pembentukan bibit unggul dapat dilakukan
dengan menggunakan radiasi. Misalnya, pemuliaan padi, bibit padi diberi radiasi
dengan dosis yang bervariasi, dari dosis terkecil yang tidak membawa pengaruh
hingga dosis terbesar yang mematikan, (Biji tumbuh). Biji yang sudah diradiasi
itu kemudian disemaikan dan ditanam berkelompok menurut ukuran dosis
radiasinya. Selanjutnya akan dipilh varietas yang dikehendaki, misalnya yang
tahan hama, berbulir banyak dan berumur pendek. Dalam bidang pertanian, radiasi
yang dihasilkan juga digunakan untuk pemberantasan hama dan pemulihan tanaman.
a.
Pembentukan Bibit Unggul
Dalam bidang pertanian, radiasi gamma dapat digunakan untuk memperoleh
bibit unggul. Sinar gamma menyebabkan perubahan dalam struktur dan sifat
kromosom sehingga memungkinkan menghasilkan generasi yang lebih baik, misalnya
gandum dengan yang umur lebih pendek.
Selain sinar gamma, fosfor-32 (P-32) juga berguna untuk membuat benih
tumbuhan yang bersifat lebih unggul dibandingkan induknya. Radiasi radioaktif
ini ke tanaman induk akan menyebabkan ionisasi pada berbagai sel tumbuhan.
Ionisasi inilah yang menyebabkan turunan akan mempunyai sifat yang berbeda dari
induknya. Kekuatan radiasi yang digunakan diatur sedemikian rupa hingga
diperoleh sifat yang lebih unggul dari induknya.
b. Pemupukan
dan Pemberantasan Hama dengan Serangga Mandul
Radioisotop fosfor dapat dipakai untuk mempelajari pemakaian pupuk oleh
tanaman. Ada jenis tanaman yang mengambil fosfor sebagian dari tanah dan
sebagian dari pupuk. Berdasarkan hal inilah digunakan fosfor radioaktif untuk
mengetahui pola penyebaran pupuk dan efesiensi pengambilan fosfor dari pupuk
oleh tanaman. Teknik radiasi juga dapat digunakan untuk memberantas hama dengan
menjadikan serangga mandul.
Dengan radiasi dapat mengakibatkan efek biologis, sehingga timbul
kemandulan pada serangga jantan. Kemandulan ini dibuat di laboratorium dengan
cara hama serangga diradiasi sehingga serangga jantan menjadi mandul. Setelah
disinari hama tersebut dilepas di daerah yang terserang hama, sehingga diharapkan
akan terjadi perkawinan antara hama setempat dengan jantan mandul yang dilepas,
sehingga telur itu tidak akan menetas. (Abdul Jalil Amri Arma,
2009).
c.
Pengawetan Makanan
Pada musim panen, hasil produksi pertanian melimpah. Beberapa dari hasil
pertanian itu mudah busuk atau bahkan dapat tumbuh tunas, contohnya kentang.
Oleh karena itu diperlukan teknologi untuk mengawetkan bahan pangan tersebut.
Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan irradiasi sinar radioaktif.
Radiasi ini juga dapat mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur.
2.
Radioisotop dalam Bidang Kedokteran
Berbagai jenis radioisotop digunakan untuk mendeteksi (diagnosa) berbagai
penyakit antara lain Teknesium-99 (Tc-99),Talium-201 (TI-201), Iodin-131
(I-131),Natrium-24 (Na-24),Xenon-133 (Xe-133), Fosforus-32 (P-32), dan besi-59
(Fe-59).
·
Teknetum-99 (Tc-99) yang disuntikkan kedalam pembuluh
darah akan akan diserap terutama oleh jaringan yang rusak pada organ tertentu,
seperti jantung, hati dan paru-paru. Sebaliknya, TI-201 terutama akan diserap
oleh jaringan sehat pada organ jantung. Oleh karena itu, kedua radioisotop itu
digunakan bersama-sama untuk mendeteksi kerusakan jantung.Iodin-131 (I-131)
diserap terutama oleh kelenjar gondok, hati dan bagian-bagian tertentu dari
otak. Oleh karena itu, I-131 dapat digunakan untuk mendeteksi kerusakan pada
kelenjar gondok, hati, dan untuk mendeteksi tumor otak.
·
Iodin-123 (I-123) adalah radioisotop lain dari Iodin.
I-123 yang memancarkan sinar gamma yang digunakan untuk mendeteksi penyakit
otak.Natrium-24 (Na-24) digunakan untuk mendeteksi
·
adanya gangguan peredaran darah. Larutan NaCl yang
tersusun atas Na-24 dan Cl yang stabil disuntikkan ke dalam darah dan aliran
darah dapat diikuti dengan mendeteksi sinar yang dipancarkan, sehingga dapat
diketahui jika terjadi penyumbatan aliran darah.
·
Xenon-133 (Xe-133) digunakan untuk mendeteksi penyakit
paru-paru.
·
Phospor-32 (P-32) digunakan untuk mendeteksi penyakit
mata, tumor, dan lain-lain. Serta dapat pula mengobati penyakit polycythemia
rubavera, yaitu pembentukan sel darah merah yang berlebihan. Dalam penggunaanya
isotop P-32 disuntikkan ke dalam tubuh sehingga radiasinya yang memancarkan
sinar beta dapat menghambat pembentujan sel darah merah pada sum-sum tulang
belakang.
·
Sr-85 untuk mendeteksi penyakit pada tulang.
·
Se-75 untuk mendeteksi penyakit pankreas.
·
Kobalt-60 (Co-60) sumber radiasi gamma untuk terapi
tumor dan kanker. Karena sel kanker lebih sensitif (lebih mudah rusak) terhadap
radiasi radioisotop daripada sel normal, maka penggunakan radioisotop untuk
membunuh sel kanker dengan mengatur arah dan dosis radiasi.
·
Kobalt-60 (Co-60) dan Skandium-137 (Cs-137),
radiasinya digunakan untuk sterilisasi alat-alat medis.
Radioisotop
fosfor dapat dipakai untuk menentukan tempat tumor di otak:
·
Ferum-59 (Fe-59) dapat digunakan untuk mempelajari dan
mengukur laju pembentukan sel darah merah dalam tubuh dan untuk menentukan
apakah zat besi dalam makanan dapat digunakan dengan baik oleh tubuh.
·
Sejak lama diketahui bahwa radiasi dari radium dapat
dipakai untuk pengobatan kanker. Oleh karena radium-60 dapat mematikan sel
kanker dan sel yang sehat maka diperlukan teknik tertentu sehingga tempat di
sekeliling kanker mendapat radiasi seminimal mungkin.
·
Radiasi gamma dapat membunuh organisme hidup termasuk
bakteri. Oleh karena itu, radiasi gamma digunakan untuk sterilisasi alat-alat
kedokteran.
Unsur Lain yang Dapat digunakan dalam Bidang Kedokteran
Unsur Lain yang Dapat digunakan dalam Bidang Kedokteran
1.
Bismuth-213 (46 menit): digunakan untuk
terapi alfa ditargetkan (TAT), terutama kanker, karena memiliki energi tinggi (8.4
MeV).
2.
Kromium-51 (28 detik): digunakan untuk
label sel darah merah dan menghitung kerugian protein gastro-intestinal.
3.
Cobalt-60 (5,27 tahun): dahulu digunakan
untuk radioterapi berkas eksternal, sekarang lebih banyak digunakan untuk
sterilisasi
4.
Disprosium-165 (2 jam): digunakan
sebagai hidroksida agregat untuk perawatan synovectomy arthritis.
5.
Erbium-169 (9,4 detik): digunakan untuk
menghilangkan rasa sakit arthritis di sendi sinovial.
6.
Holmium-166 (26 jam): dikembangkan untuk
diagnosis dan pengobatan tumor hati.
7.
Iodine-125 (60 detik): digunakan dalam
brachytherapy kanker (prostat dan otak), juga diagnosa untuk mengevaluasi
tingkat filtrasi ginjal dan untuk mendiagnosis deep vein thrombosis di kaki.
Hal ini juga banyak digunakan dalam radioimmuno-pengujian untuk menunjukkan
adanya hormon dalam jumlah kecil.
8.
Iodine-131 (8 detik) *: banyak digunakan
dalam mengobati kanker tiroid dan dalam pencitraan tiroid, juga dalam diagnosis
fungsi hati yang abnormal, ginjal (ginjal) aliran darah dan obstruksi saluran
kemih. Sebuah emitor gamma kuat, tetapi digunakan untuk terapi beta.
9.
Iridium-192 (74 detik): disertakan dalam
bentuk kawat untuk digunakan sebagai sumber radioterapi internal untuk
pengobatan kanker (digunakan kemudian dihapus).
10. IronBesi-59
(46 detik): digunakan dalam studi metabolisme besi dalam limpa.
11. Lead-212
(10.6 jam): digunakan dalam TAT untuk kanker, dengan produk peluruhan Bi-212,
Po-212, Tl-208.
12. Lutetium-177
(6.7 detik): Lu-177 semakin penting karena hanya memancarkan gamma cukup untuk
pencitraan sedangkan radiasi beta melakukan terapi pada kecil (misalnya
endokrin) tumor. setengah-hidup cukup lama untuk memungkinkan persiapan yang
canggih untuk digunakan. Hal ini biasanya dihasilkan oleh aktivasi neutron dari
target lutetium alam atau diperkaya-176.
13. Molibdenum-99 (66 jam) *: digunakan sebagai
'orang tua' dalam generator untuk menghasilkan teknesium-99m.
14. Palladium-103
(17 detik): digunakan untuk membuat benih brachytherapy implan permanen untuk kanker
prostat tahap awal.
15. Fosfor-32
(14 detik): digunakan dalam pengobatan polisitemia vera (kelebihan sel darah
merah).
16. Kalium-42
(12 jam): digunakan untuk penentuan kalium tukar dalam aliran darah koroner.
17. Renium-186
(3,8 detik): digunakan untuk menghilangkan rasa sakit pada kanker tulang.
18. Renium-188
(17 jam): Digunakan untuk arteri koroner, menyinari dari balon angioplasty.
19. Samarium-153
(47 jam): Sm-153 sangat efektif dalam mengurangi rasa sakit kanker sekunder
bersarang di tulang, dijual sebagai Quadramet. Juga sangat efektif untuk prostat
dan kanker payudara.
20. Selenium-75
(120 detik): digunakan dalam bentuk seleno-metionin untuk mempelajari produksi
enzim pencernaan.
21. Sodium-24
(15 jam): untuk studi elektrolit dalam tubuh.
22. Stronsium-89
(50 detik) *: sangat efektif dalam mengurangi rasa sakit prostat dan kanker
tulang.
23. Technetium-99m
(6 jam): digunakan untuk gambar otot kerangka dan jantung pada khususnya,
tetapi juga untuk otak, tiroid, (perfusi dan ventilasi) paru-paru, hati, limpa,
ginjal (struktur dan tingkat filtrasi), kantung empedu, tulang sumsum, ludah
dan kelenjar lakrimal, kolam darah jantung, infeksi dan banyak penelitian medis
khusus. Diproduksi dari Mo-99 dalam generator.
24. Xenon-133
(5 detik) *: digunakan untuk paru-paru.
25. Iterbium-169
(32 detik): digunakan untuk studi cairan cerebrospinal di otak.
26. Iterbium-177
(1,9 jam): nenek moyang Lu-177.
27. Yttrium-90
(64 jam) *: digunakan untuk brachytherapy kanker dan sebagai silikat koloid
untuk menghilangkan rasa sakit arthritis pada sendi sinovial lebih besar. Tumbuh
signifikan dalam terapi.
28. Radioisotop
cesium, emas dan ruthenium juga digunakan dalam brachytherapy.
29. Karbon-11,
Nitrogen-13, Oksigen-15, Fluorin-18: adalah positron emitter digunakan dalam
PET untuk mempelajari fisiologi otak dan patologi, khususnya untuk pemisahan
fokus epilepsi, dan demensia, psikiatri dan studi neuropharmacology. Mereka
juga memiliki peran penting dalam kardiologi F-18 dalam FGD
(fluorodeoxyglucose) telah menjadi sangat penting dalam deteksi kanker dan
pemantauan kemajuan dalam pengobatan mereka, dengan menggunakan PET.
30. Cobalt-57
(272 detik): digunakan sebagai penanda untuk memperkirakan ukuran organ dan
untuk kit diagnostik in-vitro.
31. Tembaga-64
(13 jam): digunakan untuk mempelajari penyakit genetik yang mempengaruhi
metabolisme tembaga, seperti Wilson dan penyakit Menke, dan untuk pencitraan
PET tumor, dan terapi.
32. Tembaga-67
(2.6 detik): digunakan dalam terapi.
33. Fluor-18
sebagai FLT (fluorothymidine) miso,-F (fluoromisonidazole), 18F-kolin:
digunakan untuk pelacak.
34. Gallium-67
(78 jam): digunakan untuk pencitraan tumor dan lokalisasi lesi inflamasi
(infeksi).
35. Gallium-68
(68 menit): positron emitor digunakan dalam PET dan unit PET-CT Berasal dari
germanium-68 dalam generator.
36. Germanium-68
(271 detik): digunakan sebagai 'orang tua' dalam generator untuk menghasilkan
Ga-68.
37. Indium-111
(2,8 detik): digunakan untuk studi diagnostik spesialis, misalnya studi otak,
infeksi dan studi usus transit.
38. IIodine-123
(13 jam): semakin digunakan untuk diagnosis fungsi tiroid, ini adalah emitor
gamma tanpa radiasi beta I-131.
39. Iodine-124:
pelacak.
40. Krypton-81m
(13 detik) dari Rubidium-81 (4,6 jam): gas Kr-81m dapat menghasilkan gambar
fungsi ventilasi paru, misalnya pada pasien asma, dan untuk diagnosis awal penyakit
paru-paru dan fungsi.
41. Rubidium-82
(1,26 menit): nyaman PET agen dalam pencitraan perfusi miokard.
42. Stronsium-82
(25 detik): digunakan sebagai 'orang tua' dalam generator untuk menghasilkan
Rb-82.
43. Talium-201
(73 jam): digunakan untuk mendiagnosa kondisi arteri koroner jantung penyakit
lain seperti kematian otot jantung dan untuk lokasi limfoma tingkat rendah
3. Radiologi
dalam Hal Penyimpanan Makanan
Bahan makanan seperti kentang dan bawang jika disimpan lama akan bertunas.
Radiasi dapat menghambat pertumbuhan bahan-bahan seperti itu. Jadi, sebelum
bahan tersebut disimpan diberi radiasi dengan dosis tertentu sehingga tidak
akan bertunas, dengan demikian dapat disimpan lebih lama. Radiasi juga
digunakan untuk pengawetan bahan makanan untuk mencegah pertumbuhan bakteri dan
jamur.
4.
Radioaktif dalam Bidang Hidrologi
·
Na-24 untuk mempelajari kecepatan aliran sungai.
·
Na-24 dalam bentuk karbonat untuk menylidiki kebocoran
pipa air dibawah.
5. Radologi
dalam Pengukuran Usia Bahan Organik
Radioisotop karbon-14, terbentuk di bagian atas atmosfer dari penembakan
atom nitrogen dengan neutron yang terbentuk oleh radiasi kosmik.
Karbon radioaktif tersebut di permukaan bumi sebagai karbon dioksida dalam
udara dan sebagai ion hidrogen karbonat di laut. Oleh karena itu karbon
radioaktif itu menyertai pertumbuhan melalui fotosintesis. Lama kelamaan
terdapat kesetimbangan antara karbon-14 yang diterima dan yang meluruh dalam
tumbuh-tumbuhan maupun hewan, sehingga mencapai 15,3 dis/menit gram karbon.
Keaktifan ini tetap dalam beberapa ribu tahun. Apabila organisme hidup mati,
pengambilan 14C terhenti dan keaktifan ini berkurang. Oleh karena itu umur
bahan yang mengandung karbon dapat diperkirakan dari pengukuran keaktifan
jenisnya dan waktu paruh 14C. ( 12 T = 5.730 tahun).
6. Radio
Aktif dalam Bidang Industri
Kaos lampu petromaks menggunakan larutan radioisotop horium dalam batas
yang dipernankan agar nyalanya lebih terang. Radiasi gamma yang dihasilkan
dapat digunakan untuk memeriksa cacat pada logam dan juga untuk pengawetan
kayu, barang-barang seni,dll.
Penggunaan radioisotop dalam bidang industri antara lain untuk mendeteksi
kebocoran pipa yang ditanam di dalam tanah atau dalam beton. Dengan menggunakan
radioisotop yang dimasukkan ke dalam aliran pipa kebocoran pipa dapat dideteksi
tanpa penggalian tanah atau pembongkaran beton. Penyinaran radiasi dapat
digunakan untuk menentukan keausan atau kekeroposan yang terjadi pada bagian
pengelasan antarlogam. Jika bahan ini disinari dengan sinar gamma dan dibalik
bahan itu diletakkan film foto maka pada bagian yang aus atau keropos akan memberikan
gambar yang tidak merata. Radiasi sinar gamma juga digunakan dalam vulkanisasi
lateks alam. Penggunaan zat radioaktif dalam bidang industri yang lainnya
adalah untuk mengatur ketebalan besi baja, kertas, dan plastik; dan untuk
menentukan sumber minyak bumi.
7. Radiologi
dalam Bidang Sains
·
Iodin-131 (I-131) untuk mempelajari kesetimbangan
dinamis.
·
Oksigen-18 (O-18) untuk mempelajari reaksi
esterifikasi.
·
Karbon-14 (C-14) untuk mempelajari mekanisme reaksi
fotosintesis.
8. Radiologi
dalam Bidang Kimia
a.
Teknik Perunut
Teknik perunut dapat dipakai untuk mempelajari mekanisme berbagai reaksi
kimia. Misal pada reaksi esterifikasi. Dengan oksigen-18 dapat diikuti reaksi
antara asam karboksilat dan alkohol. Dari analisis spektroskopi massa, reaksi
esterifikasi yang terjadi dapat ditulis seperti berikut. (isotop oksigen-18
diberi warna). Hasil analisis ini menunjukkan bahwa molekul air tidak
mengandung oksigen-18. Adapun jika O-18 berada dalam alkohol maka reaksi yang
terjadi seperti berikut.
b.
Penggunaan Isotop dalam Bidang Kimia Analisis
Penggunaan isotop dalam analisis digunakan untuk menentukan unsur-unsur
kelumit dalam cuplikan. Analisis dengan radioisotop atau disebut radiometrik
dapat dilakukan dengan dua cara yaitu, sebagai berikut:
1.
Analisis Pengeceran Isotop
Larutan yang akan dianalisis dan larutan standar
ditambahkan sejumlah larutan yang mengandung suatu spesi radioaktif. Kemudian
zat tersebut dipisahkan dan ditentukan aktivitasnya. Konsentrasi larutan yang
dianalisis ditentukan dengan membandingkannya dengan larutan standar.
2. Analisis
Aktivasi Neutron (AAN)
Analisis aktivasi neutron dapat digunakan untuk menentukan unsur kelumit
dalam cuplikan yang berupa padatan. Misal untuk menentukan logam berat (Cd)
dalam sampel ikat laut. Sampel diiradiasi dengan neutron dalam reaktor sehingga
menjadi radioaktif. Salah satu radiasi yang dipancarkan adalah sinar gamma .
Selanjutnya sampel dicacah dengan spektrometer gamma untuk menentukan aktivitas
dari unsur yang akan ditentukan.
9.
Bidang Penelitian Kimia
a. Teknik
Perunut
Teknik perunut dapat dipakai untuk mempelajari
mekanisme berbagai reaksi kimia. Misal pada reaksi esterifikasi. Dengan
oksigen-18 dapat diikuti reaksi antara asam karboksilat dan alkohol.
Dari analisis spektroskopi massa, reaksi
esterifikasi yang terjadi dapat ditulis seperti berikut. (isotop oksigen-18
diberi warna).
Hasil analisis ini menunjukkan bahwa molekul air
tidak mengandung oksigen-18. Adapun jika O – 18 berada dalam alkohol maka
reaksi yang terjadi seperti berikut.
b. Penggunaan
isotop dalam bidang kimia analisis
Penggunaan isotop dalam analisis digunakan untuk
menentukan unsur-unsur kelumit dalam cuplikan. Analisis dengan radioisotop atau
disebut radiometrik dapat dilakukan dengan dua cara yaitu, sebagai berikut.
1. Analisis
Pengeceran Isotop
Larutan yang akan dianalisis dan larutan standar
ditambahkan sejumlah larutan yang mengandung suatu spesi radioaktif. Kemudian
zat tersebut dipisahkan dan ditentukan aktivitasnya. Konsentrasi larutan yang
dianalisis ditentukan dengan membandingkannya dengan larutan standar.
2. Analisis
Aktivasi Neutron (AAN)
Analisis aktivasi neutron dapat digunakan untuk
menentukan unsur kelumit dalam cuplikan yang berupa padatan. Misal untuk
menentukan logam berat (Cd) dalam sampel ikat laut. Sampel diiradiasi dengan
neutron dalam reaktor sehingga menjadi radioaktif. Salah satu radiasi yang
dipancarkan adalah sinar ? . Selanjutnya sampel dicacah dengan spektrometer
gamma (? ) untuk menentukan aktivitas dari unsur yang akan ditentukan.
Dalam bidang kimia, radioisotop dapat digunakan
untuk mempelajari mekanisme reaksi kimia, misalnya radioisotop oksigen-18
(O-18) digunakan untuk mempelajari mekanisme reaksi esterifikasi. Berdasarkan
penelitian diketahui bahwa pada reaksi esterifikasi, atom O yang membentuk
senyawa H2O berasal dari asam karboksilat. Adapun atom O yang membentuk senyawa
ester berasal dari alkohol (Sutresna, 2007).
Radioisotop telah memberikan kontribusi pula di
bidang penelitian kimia, utamanya dalam menelusuri mekanisme reaksi.
Radioisotop-radioisotop dari unsur hidrogen, karbon, nitrogen dan sebagainya
telah memainkan peran dalam menjelaskan berbagai mekanisme reaksi pada reaksi-reaksi
senyawa organik.
Radioisotop telah menemukan peran yang luas sebagai
pencari jejak. Sampai saat ini, ketangguhan radioisiotop belum tertandingi oleh
pemain lain di bidang ini. Di masa yang akan datang, kiprah radioisotop si
pencari jejak ini tampaknya akan semakin luas. Mudah mudahan manfaat-manfaat
nyata tersebut akan membantu mengikis citranya yang menyeramkan dan bahkan
menakutkan
2.3.Bahaya
Radioaktif
A. Dampak
negatif dari radiasi zat radioaktif, antara lain:
1.
Radiasi zat radioaktif dapat
memperpendek umur manusia. Hal ini karena zat radioaktif dapat menimbulkan
kerusakan jaringan tubuh dan menurunkan
kekebalan tubuh.
kekebalan tubuh.
2.
Radiasi zat radioaktif terhadap
kelenjar-kelenjar kelamin dapat mengakibatkan kemandulan dan mutasi genetik
pada keturunannya.
3.
Radiasi zat radioaktif dapat
mengakibatkan terjadinya pembelahan sel darah putih, sehingga mengakibatkan
penyakit leukimia.
4.
Radiasi zat radioaktif dapat menyebabkan
kerusakan somatis berbentuk lokal dengan tanda kerusakan kulit, kerusakan sel
pembentuk sel darah, dan kerusakan sistem saraf.
B.
Bahaya Zat Radioaktif
Pencemaran zat radioaktif, pencemaran
zat radioaktif adalah suatu pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh debu
radioaktif akibat terjadinya ledakan reaktor-reaktor atom serta bom atom.
Limbah radioaktif adalah zat radioaktif dan bahan serta peralatan yang telah
terkena zat radioaktif atau menjadi radioaktif karena pengoperasian instalasi
nuklir yang tidak dapat digunakan lagi. yang paling berbahaya dari
pencemaran radioaktif seperti nuklir adalah radiasi sinar alpha, beta dan gamma
yang sangat membahayakan makhluk hidup di sekitarnya. Selain itu
partikel-partikel neutron yang dihasilkan juga berbahaya. Zat radioaktif
pencemar lingkungan yang biasa ditemukan adalah 90SR penyebab kanker tulang dan
131J.
Apabila ada makhluk hidup yang terkena radiasi atom nuklir yang berbahaya
biasanya akan terjadi mutasi gen karena terjadi perubahan struktur zat serta
pola reaksi kimia yang merusak sel-sel tubuh makhluk hidup baik tumbuh-tumbuhan
maupun hewan atau binatang.
Efek serta Akibat yang ditimbulkan oleh radiasi zat radioaktif pada umat
manusia seperti berikut di bawah ini : Pusing-pusing, Nafsu makan berkurang
atau hilang, Terjadi diare, Badan panas atau demam, Berat badan turun, Kanker
darah atau leukimia, Meningkatnya denyut jantung atau nadi.
2.4 Efek Radioaktif
Efek Radioaktif Pada Tubuh Manusia
1. Rambut:
rambut akan menghilang dengan cepat bila terkena radiasi di 200 Rems atau
lebih. Rems merupakan satuan dari kekuatan radioaktif.
2. Otak:
sel-sel otak tidak akan rusak secara langsung kecuali terkena radiasi
berkekuatan 5000 Rems atau lebih. Seperti halnya jantung, radiasi membunuh
sel-sel saraf dan pembuluh darah dan dapat menyebabkan kejang dan kematian
mendadak.
3. Kelenjar
Gondok: kelenjar tiroid sangat rentan terhadap yodium radioaktif. Dalam jumlah
tertentu, yodium radioaktif dapat menghancurkan sebagian atau seluruh bagian
tiroid.
4. Sistim
Peredaran Darah: ketika seseorang terkena radiasi sekitar 100 Rems, jumlah
limfosit darah akan berkurang, sehingga korban lebih rentan terhadap infeksi.
Gejala awal ialah seperti penyakit flu. Menurut data saat terjadi ledakan
Nagasaki dan Hiroshima, menunjukan gejala dapat bertahan selama 10 tahun dan
mungkin memiliki risiko jangka panjang seperti leukimia dan limfoma.
5. Jantung:
bila terkena radiasi berkekuatan 1000 sampai 5000 Rems akan mengakibatkan
kerusakan langsung pada pembuluh darah dan dapat menyebabkan gagal jantung dan
kematian mendadak.
6. Saluran
Pencernaan: radiasi dengan kekuatan 200 Rems akan menyebabkan kerusakan pada
lapisan saluran usus dan dapat menyebabkan mual, muntah dan diare berdarah.
7. Saluran
Reproduksi: saluran reproduksi akan merusak saluran reproduksi cukup dengan
kekuatan di bawah 200 Rems. Dalam jangka panjang, korban radiasi akan mengalami
kemandulan.
Kerusakan Akibat Pencemaran
Radioaktif
Yang paling berbahaya dari pencemaran radioaktif
seperti nuklir adalah radiasi sinar alpha, beta dan gamma yang sangat
membahayakan makhluk hidup di sekitarnya. Selain itu partikel-partikel neutron
yang dihasilkan juga berbahaya. Zat radioaktif pencemar lingkungan yang biasa
ditemukan adalah 90SR penyebab kanker tulang dan 131J.
Apabila ada makhluk hidup yang terkena radiasi atom
nuklir yang berbahaya biasanya akan terjadi mutasi gen karena terjadi perubahan
struktur zat serta pola reaksi kimia yang merusak sel-sel tubuh makhluk hidup
baik tumbuh-tumbuhan maupun hewan atau binatang.
Efek serta Akibat yang ditimbulkan oleh radiasi zat
radioaktif pada manusia umumnya menimbulkan ciri ciri langsung seperti berikut
di bawah ini: meningkatnya denyut jantung atau nadi, pusing, nafsu makan
hilang, diade, deman atau suhu badan naik. Lebih lanjut ciri ciri tersebut akan
menyebabkan berat badan turun, kanker darah atau leukimia.
BAB III PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Penggunaan radioisotop sangat membantu manusia dalam berbagai bidang
kehidupan seperti yang telah disebutkan dalam bab pembahasan, seperti dalam
bidang kedokteran untuk mendeteksi kelainan-kelainan dalam jaringan tubuh,
dalam hidrologi untuk menyelidiki kebocoran-kebocoran, atau dalam bidang
pertanian untuk membentuk bibit unggul, dan dalam penyimpanan makanan pun
radioisotop diperlukan. Serta dalam bidang kimia, sains, pengukuran usia bahan
organik, serta dalam bidang industri.