Dasar pembuatan simplisia,cara penyiapan,dan cara pengumpulan simplisia

Posting Komentar


Soal kelompok 2
1.    Dasar pembuatan simplisia,cara penyiapan,dan cara pengumpulan simplisia

a)    Dasar pembuatan simplisia
                                      I.        Simplisia dibuat dengan cara pengeringan
Pembuatan simplisia dengan cara ini dilakukan dengan pengeringan cepat, tetapi dengan suhu yang tidak terlalu tinggi pengeringan yang terlalu lama akan mengakibatkan simplisia yang diperoleh ditumbuhi kapang dan pengeringan dengan suhu yang tinggi akan mengakibatkan perubahan kimia pada kandungan senyawa aktifnya.
                                    II.        Simplisia dibuat dengan proses khusus
Pembuatan simplisia dengan penyulingan, penyaringan sari air dan proses khusus lainya dilakukan dengan berpegang pada prinsip bahwa pada simplisia yang dihasilkan harus memiliki mutu.
                                   III.        Simplisia pada proses pembuatan memerlukan air
Pati dan sebagainya pada proses pembuatanya memerlukan air, dan air yang digunakan harus terbebas dari pencemaran serangga.



b)    Cara penyiapan simplisia
Yang perlu diperhatikan dalam penyiapan yaitu :
·         Bahan baku simplisia
·         Proses pembuatan simplisia
·         Cara pengemasan / pengepakan, pengemasan dapat dilakukan terhadap simplisia yang sudah dikeringkan jenis kemasan yang digunakan dapat berupa plastik.

c)    Cara pengumpulan simplisia
·         Daun
Pemanenan daun dilakukan pada saat tanaman telah tumbuh maksimal dan sudah memasuki periode matang fisiologis dan dilakukan dengan memangkas tanaman. Pemangkasan dilakukan dengan menggunakan pisau yang bersih atau gunting stek. Pemanenan yang terlalu cepat menyebabkan hasil produksi yang diperoleh rendah dan kandungan bahan aktifnya juga rendah. Demikian juga dengan pemanenan yang terlambat menyebabkan daun mengalami penuaan (se-nescence) sehingga mutuhnya rendah karena bahan aktifnya sudah ter-degradasi.
·         Bunga
Bunga digunakan dalam industri farmasi dan kosmetik dalam bentuk segar maupun kering. Bunga yang digunakan dalam bentuk segar, pemanenan dilakukan pada saat bunga kuncup atau setelah pertumbuhanya maksimal. Berbeda dengan bunga yang digunakan dalam bentuk kering, pemanenan dilakukan pada saat bunga sedang mekar.
·         Herba
Pada beberapa tanaman semusim, waktu panen yang tepat adalah pada saat pertumbuhan vegetatif tanaman sudah maksimal dan akan memasuki fase generatif atau dengan kata lain pemanenan dilakukan sebelum tanaman berbunga. Pemanenan yang dilakukan terlalu awal mengakibatkan produksi tanaman yang kita dapatkan rendah dan kandungan bahan aktifnya juga rendah. Sedangkan pemanenan terlambat akan menghasilkan mutu rendah karena jumlah daun berkurang dan batang tanaman juga sudah berkayu.
·         Buah
Buah harus dipanen setelah masak fisiologis dengan cara memetik. Pemanenan sebelum masak fisiologis akan menghasilkan buah dengan kualitas yang rendah dan kuantitasnya berkurang. Buah yang dipanen pada saat masih mudah, seperti buah mengkudu, jeruk nipis, jambu biji dan buah ceplukan akan memiliki rasa yang tidak enak dan aromanya kurang sedap. Begitu pula halnya dengan pemanenan yang terlambat akan menyebabkan penurunan kualitas karena akan terjadi perombakan bahan aktif yang terdapat di dalamnya menjadi zat lain. Selain itu tekstur buah menjadi lembek dan buah menjadi lebih cepat busuk.
·         Biji
Panen tidak bisa dilakukan secara serentak karena perbedaan waktu pematangan dari buah atau polong yang berbeda. Pemanenan biji dilakukan pada saat biji telah masak fisiologis. Fase ini ditandai dengan sudah maksimalnya pertumbuhan buah atau polong dan biji yang di dalamnya telah terbentuk dengan sempurna. Kulit buah atau polong mengalami perubahan warna misalnya kulit polong yang semula warna hijau kini berubah menjadi agak kekuningan dan mulai mengering. Pemanenan biji pada tanaman semusim yang sifatnya determinate dilakukan secara serentak pada suatu luasan tertentu pemanenan dilakukan setelah 60% kulit polong atau kulit biji sudah mulai mengering.
·         Rhizoma
Untuk jenis rimpang waktu pemanenan bervariasi tergantung penggunaan. Tetapi pada umumnya pemanenan dilakukan pada saat tanaman berumur 8-10 bulan. Seperti rimpang jahe, untuk kebutuhan ekspor dalam bentuk segar jahe dipanen pada umur 8-9 bulan setelah tanam, sedangkan untuk bibit 10-12 bulan. Selanjutnya untuk keperluan pembuatan jahe asinan, jahe awetan dan permen dipanen pada umur 4-6 bulan karena pada umur tersebut serat dan pati belum terlalu tinggi. Sebagai bahan obat rimpang dipanen setelah tua yaitu umur 9-12 bulan setelah tanam. Untuk temulawak pemanenan rimpang dilakukan setelah tanaman berumur 10-12 bulan. Temulawak yang dipanen pada umur tersebut menghasilkan kadar minyak atsiri dan kurkumin yang tinggi. Penanaman rimpang dilakukan pada saat awal musim hujan dan dipanen pada pertengahan musim kemarau.





Related Posts

There is no other posts in this category.