MAKALAH FARMAKOLOGI ANEMIA

Posting Komentar



MAKALAH FARMAKOLOGI
ANEMIA



 


            O  L  E  H  :
       KELOMPOK 4
         KELAS G2

PROGRAM STUDI S1 FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MANDALA WALUYA
KENDARI
2017



KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini yang berjudul “ PENYAKIT ANEMIA” telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini dengan baik
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang penyakit Anemia untuk  semua dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.


    
                                                                       Kendari, 9 desember  2017
    
                                                                                   Penyusun                             



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1               Latar Belakang
1.2               Rumusan Masalah
1.3               Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1          Pengertian Anemia
2.2          Klasifikasi dari anemia
2.3          Obat obat yang termaksud obat anemia
2.4               Profil parmakologi dari obat anemia
BAB III PENUTUP
3.1               Kesimpulan
3.2               Saran















BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Anemia adalah kondisi di mana jumlah sel darah merah di bawah normal. Anemia dapat disebabkan oleh hilangnya sel darah merah karena pendarahan yang berlebihan, penurunan produksi sel darah merah oleh sumsum tulang, peningkatan kerusakan sel darah merah oleh tubuh, atau kombinasi dari faktor-faktor ini. Ada banyak perawatan yang tersedia untuk anemia tergantung pada tingkat keparahan kondisi dan etiologi kondisinya, mulai dari suplementasi vitamin atau mineral, hingga obat yang diberikan sendiri seperti eritropoietin atau agen sejenis, hingga transfusi sel darah merah.
Erythropoietin adalah glikoprotein endogen yang merangsang produksi sel darah merah. Ini diproduksi di ginjal dan merangsang pengalihan dan diferensiasi progenitor erythroid yang dilakukan di sumsum tulang. Epoetin alfa adalah bentuk erythropoietin rekombinan. 4,5 Darbepoetin alfa adalah protein perangsang erythropoiesis, terkait erat dengan eritropoietin, dan juga diproduksi oleh teknologi DNA rekombinan. 1 Darbepoetin alfa menstimulasi eritropoiesis dengan mekanisme yang sama seperti eritropoietin endogen, namun memiliki dua rantai karbohidrat tambahan untuk memberinya waktu paruh yang lebih lama.
 Methoxy polyethylene glycol-epoetin beta, protein merangsang erythropoiesis, berbeda dari eritropoietin melalui pembentukan ikatan kimia antara asam Lys 52 atau Lys 45, dan methoxy polyethylene glycol (MPG) butanoic acid. Konjugasi ini memungkinkan aktivitas reseptor erythropoietin yang lebih besar dan juga peningkatan masa paruh, berbeda dengan eritropoietin.
1.2 Rumusan Masalah                     
     1. Apa pengertian dari Anemia ?
     2. Klasifikasi dari Anemia ?
     3.apa sajakah yang termaksud obat anemia ?
      4. profil farmakologi dari obat anemia ?

1.3 Tujuan
     1. Untuk mengetahui pengertian dari Anemia
     2. Untuk mengetahui klasifikasi dari Anemia
     3. untuk mengetahui obat obat dari anemia
     4. untuk mengetahui profil farmakologi dari obat anemia




















BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Anemia
       Anemia merupakan sekelompok gangguan yang di karakterisasi dengan penurunan hemoglobin atau sel darah merah (SDM) berakibat pada penurunan kapasitas pengangkutan oksigen oleh darah.
       Anemia (dalam bahasa Yunani: Tanpa darah) adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di bawah normal. Anemia adalah berkurangnya hingga dibawah nilai normal eritrosit, kuantitas hemoglobin, dan volume packed red blood cell (hematokrit) per 100 ml darah.
       Anemia adalah suatu kondisi dimana kadar Hb dan/atau hitung eritrosit lebih rendah dari harga normal. Dikatakan sebagai anemia bila Hb < 14 g/dl dan Ht < 41 % pada pria atau Hb < 12 g/dl dan Ht
Anemia adalah berkurangnya jumlah eritrosit serta jumlah hemoglobin dalam 1mm3 darah atau berkurangnya volume sel yang dipadatkan (packed red cells volume) dalam 100 ml darah. (Ngastiyah, 1997
)
A. Penyebab anemia antara lain :
1. Perdarahan
2. Kekurangan gizi seperti : zat besi, vitamin B12, dan asam folat. (Barbara C.  Long, 1996 )
3. Penyakit kronik, seperti gagal ginjal, abses paru, bronkiektasis, mpyema, dll.
4. Kelainan darah         
5. Ketidaksanggupan sum-sum tulang membentuk sel-sel darah. (Arif Mansjoer, 2001)



2.2 Klasifikasi Anemia
a.    Anemia dapat diklasifikasikan berdasarkan morfologi, etiologi, atau patofisiologi SDM
b.    Klasifikasi morfologi berdasarkan ukuran sel. Sel makrositik berukuran lebih besar atau normal dan dihubunkan dengan defesiensi vitamin b12 atau folat. Sel makrositik berukuran lebih kecil daripada normal dan terkait defesiensi zat besi (hipokromik)

c.    Anemia defesiensi vitamin B12 dan folat dapat disebabkan oleh asupan makanan yang tidak mencukupi, absorpsi yang menurun dan penggunaan yang cukup tinggi. Defesiensi factor intirnsik dapat menyebabkan penurunan absorpsi vitamin B12. Anemia defesiensi folatdapt disebabkan hiperutiliasi karena kehamilan, anemia hemolitik, mielofibrosis, penakit keganasan, penyakit inflamasi kronis, dialysis jangka panjang atau pertumbuhan yang cepat. Obat obatan dapat menyebabkan anemia dengan menurunkan absorpsi folat (mis.fenitoin) atau engan mempengaruhi jalur metabolismenya


d.    Anemia pada penyakit kronis merupakan anemia hipoproliteratif yang berhubungan dengan proses infeksi atau inflamasi kronis, kerusakan jaringan, atau kondisi dimana terjadi pelepasan sitoksin proinflamasi, pathogenesis di dasarkan pada watu hidup SDM yang pendek rusaknya sumsum tulang dan gangguan metabolisme zat besi

e.    Anemia pada penyakit kritis, mekanisme pembentukan sdm dan hemeostatis berubah kehilangan darah atau sitoksin yang dapat mengurangi respon eriktroforesis dan menghambat produksi sel darah merah

f.     Cadangan di sumsum tulang menurun sebanding dengan peningkatan usia,akibatnya pasien yang lebih tua menjadi lebih rentan terhadap anemia, terutama yang disebabkan oleh berbagai factor dan penyakit yang tidak disadari (misalnya defesiensi nutrisi) dimana hal tersebut dapat menimbulkan dampak negative terhadap eritropoesis      

g.    Anemia hemolitik disebabkan penurunan waktu hidup sel darah merah karena destruksi pada limpa atau sirkulasi. Etiologi yang paling umum adalah kerusakan membrane SDM, perubahan kelarutan atau stabilitas hemoglobin, dan perubahan metabolism intraseluller.

2.3 Obat obat yang termaksud obat anemia
a.    Epoetin alfa
b.    Zat besi dekstran
c.    Zat besi sukrosa
d.    Asam folat.
2.4 Profil farmakologi dari obat anemia
A.   Epoetin alfa
ü  Mekanisme kerja
Epoetin alfa menstimulasieritropoiesis pada pasien anemia yang sedang menjalani dialysis
ü  Farmakokinetik
Epoitein alfa IV dieliminasi secara kinetic orde satu engan waktu paruh sirkulasi sekitar 4 hingga 13 jam pada pasien dengan gagal ginjal kronis. Dalam rentang dosis terapi, kadar eritropoletin plasma yang terdeteksi dipertahankan selama setidaknya 24 jam. Setelah pemberian epoetin alfa subcutan pada pasien dengan gagal ginjal kronis, kadar serum puncak dicapai dalam 5 hingga 24 jam setelah pemberian dan menurun secara bertahap
ü  Indikasi
·         Pengobatan anemia yang berkaitan dengan gagal ginjal kronis
·         Pengobatan anemia yang berkaitan dengan terapi zidofudin pada pasian yang terinfeksi HIV
·         Pengobatan anemia pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi
·         Penurunan tranfusi darah allogenik pada pasien yang diopersi
ü  Kontraindikasi
Hipertensi yang tak terkendalikan
ü  Efek samping
Kenaikan tekanan darah yang berkaitan dengan dosis atau hipertensi memburuk, jarang pada penderita dengan tekanan darah normal atau rendah krisis hipertensi dengan gejala seperti ensefalogeti dan kejang umum tonik-kronik memerlukan perhatian medis segera, kenaikan jumlah trombosit yang bergantung pada dosis (namun trombositosis jarang) beregresi selama pengobatan, gejala mirip influenza (dapat dikurangi bila injeksi intravena diberikan perlahan dalam 5 menit,thrombosis bila ada kecenderungan mengalami hipotensi atau kompikasi arteriofenous, efek samping yang jarang terjadi yaitu hiperglekimia, peningkatan plasma kreatinin, urea dan fosfat, konvulsi, reaksi kulit dan edema palpebral dan anafilaksis
ü  Interaksi obat
Penghambat ACE, mempertinggi resiko hiperkalemia





























BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
       Anemia adalah suatu kondisi dimana kadar Hb dan/atau hitung eritrosit lebih rendah dari harga normal. Dikatakan sebagai anemia bila Hb < 14 g/dl dan Ht < 41 % pada pria atau Hb < 12 g/dl dan Ht
Anemia adalah berkurangnya jumlah eritrosit serta jumlah hemoglobin dalam 1mm3 darah atau berkurangnya volume sel yang dipadatkan (packed red cells volume) dalam 100 ml darah
     Obat obat yang termaksud obat anemia :
a.    Epoetin alfa
b.    Zat besi dekstran
c.    Zat besi sukrosa
Asam folat
3.2 Saran
Dalam makalah ini diharapkan para pembaca untuk bisa memahami isi makalah sehingga dapat membimbing kami dalam belajar dan mamahami apa yang harus di pelajari






















DAFTAR PUSTAKA

Drueke TB, Locatelli F, Clyne N, et al. Normalization of hemoglobin level in patients with chronic kidney disease and anemia. N Engl J Med. 2006;355 (20):2071-84.




Levin, A. Understanding recent haemoglobin trials in CKD: methods and lesson learned from CREATE and CHOIR. Nephrol Dial Transplant. 2007;22(2):309-12.

Musto P, Lanza F, BValleari E, Grossi A, Flacone A, et al. Darbepoetin alpha for the treatment of anaemia in low intermediate risk myelodysplastic syndromes. Br J Haematol. 2005; 128 (2): 204-9.

Steurer M, Sudmeier I, Stauder R, Gastl G. Thromboembolic events in patients with myelodysplastic syndrome receiving thalidomide in combination with darbepoetin-alpha. Br J Haematol. 2003 April. 121(1): 101-3.

Thompson JA, Gilliland DG et al. Effect of recombinant human erythropoietin combined with granulocyte/macrophage colony-stimulating factor in the treatment of patients with myelodysplastic syndrome. GM/EPO MDS Study Group. Blood. 2000 Feb 15;95(4): 1175-9.


Related Posts

There is no other posts in this category.