LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II DESTILASI


LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
DESTILASI


OLEH
JAMAL SARIPA





PROGRAM STUDI S1 FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MANDALA WALUYA
KENDARI
2018


BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Pemisahan secara destilasi pada prinsipnya adalah metode pemisahan yang didasarkan karena adanya perbedaan titik didih antara komponen-komponen yang akan dipisahkan. Secara teoritis pula, bila perbedaan titik antar komponen makin besar maka pemisahan secara destilasi akan berlangsung makin baik yaitu hasil yang diperoleh makin murni
Destilasi terdiri atas destilasi sederhana, destilasi bertingkat. Destilasi uap dan lain sebagainya, destilasi yng sering digunakan yaitu destilasi sederhana. Pada destilasi sederhana dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih yang jauh atau dengan salah satu komponen bersifat volatile. Jika campuran dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap terlebih dahulu. Selain perbedaan titik didih, juga perbedaan kevolatinan, yaitu kecenderungan sebuah substansi untuk menjadi gas.
Destilasi ini dilakukan pada tekanan atmosfer. Proses destilasi bertujuan untuk memisahkan etanol dari campuran etanol air untuk larutan yang terdiri dari komponen-komponen yang berbeda nyata suhu didihnya, destilasi merupakan cara yang paling mudah diopersikan dan juga merupakan cara pemisahan secara dermal adalah efisien.
Berdasarkan pernyataan-pernyataan diatas perlu adanya percobaan mengenai destilasi, guna mengenai bagaimana proses destilasi tersebut, serta mengenai dan memahami cara merangkai alat destilasi.
Destilasi adalah suatu proses pemisahan yang sangat penting dalam berbagai industry kimia. Operasi ini bekerja untuk memisahkan suatu campuran menjadi komponen-komponennya berdasarkan perbedaan titik didih. Destilasi ini selalu digunakan utuk memisahkan minyak bumi menjadi fraksi-fraksinya, memisahkan suatu produk kimia dari pengotornya, dan sangat diperlukan dalam industry obat-obatan.
Destilasi pertama kali ditemukan oleh kimiawan yunani sekitar pertama masehi yang akhirnya perkembangannya dipicu terutama oleh tingginya permintaan akn spritus. Hypathia ddari Alexandria dipercaya telah menemukan alat untuk destilasi dan zosimus dari Alexandria lah yang berhasil menggambarkan secara akurat tentang proses destilasi sekitar abad ke -4 benuk modern destilasi pertama ditemukan oleh ahli-ahli kimia islam pada masa kekholifaan abbasiah.


B.  Tujuan
1.    Untuk memahami prinsip ekstraksi secara refluks
2.    Untuk mengetahui prosedur kerja ekstraksi secara refluks
3.    Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan ekstraksi refluks



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.  Landasan teori
Menurut teori kinetika, molekul dalam cairan berada dalam keadaan konstan dan beberapa molekul ini bergerak cepat untuk pindah dari cairan untuk membentuk uap diatas cairan. Uap ini memberikan suatu tekanan pada permukaan cairan,disebut tekanan uap, tekanan uap merupakan tekanan uap yang berada berdampingan dengan fase cair atau padat. Maka tekanan uap dapat dikatakan sebagai tekanan dalam wadah tertutup berisi cairan pada suhu konstan setelah tercapai kesetimbangan cair-uap.tekanan uap cairan akan meningkat , umumnya secara eksponensial ,dengan bertambahnya suhu
Dasar pemisahan pada destilasi adalah perbedaan titik didih komponen cairan yang dipisahkan pada tekanan tertentu. Penguapan diferensial dari suatu campuran cairan merupakan bagian terpenting dalam proses pemisahan dengan destilasi, diikuti dengan penampungan material uap dengan cara pendinginan dan pengembunan dalam kondensor pendingin-air.
Destilasi adalah metode pemisahan zat-zat cair dari campurannya berdasarkan perbedaan titik didih. Pada proses destilasi sederhana, suatu campuran dapat dipisahkan bila zat-zat penyusunnya mempunyai perbedaan titik didih cukup tinggi. Proses destilasi terdiri atas dua bagian, yaitu bagian pertama terdiri dari uap yang terembunkan disebut destilat, dan bagian kedua adalah cairan yang tertinggal disebut residu, yang susunannya lebih banyak komponen yang sukar menguap.
Dalam industri kimia unit reaksi dan pemisahan merupakan 2 hal yang penting. Kedua unit tersebut berperan dalam menentukan kapasitas pabrik sebagai penghasil produk yang memenuhi spesifikasi produk. Persaingan yang ketat menyebabkan industri mulai mencari cara untuk mendapatkan proses reaksi dan pemisahan yang mampu member perolehan maksimal dengan kebutuhan energy dan biaya yang sedikit mungkin.
Metode destilasi yang umum digunakan dalam produksi  minyak  atsiri  adalah  destilasi  air  dan destilasi uap-air. Karena metode tersebut merupakan metode  yang  sederhana  dan  membutuhkan  biaya yang  lebih  rendah  jika  dibandingkan  dengan destilasi  uap.  Namun  belum  ada  penelitian  tentang pengaruh  kedua  metode  destilasi  tersebut  terhadap minyak  atsiri  yang  dihasilkan.  Minyak  atsiri  dalam tanaman aromatik diselubungi oleh kelenjar minyak, pembuluh–pembuluh,  kantung  minyak  atau  rambut granular.  Sebelum  diproses,  sebaiknya  bahan tanaman  dirajang  (dikecilkan  ukurannya)  terlebih dahulu.  Namun  dalam  proses  destilasi  tradisional pada umumnya ukuran bahan yang digunakan tidak seragam, karena proses pengecilan ukurannya hanya melalui  proses  penghancuran  sederhana.
Destilasi reaktif merupakan kombinasi dari reaksi dan destilasi dalam suatu alat. Alat destilasi reaktif ini memiliki fungsi yang sama dengan reactor yang dirangkai dengan separator. Dibandingkan system reactorseparator yang terangkai, alat destilasi reaktif memiliki kelebihan yaitu konversi reaksi yang lebih tinggi, pengurangan biaya konstruksi, pengurangan beban panas.
Tekanan uap merupakan hasil pergerakan molekular yang mengalami peningkatan dengan meningkatnya temperatur. Jika tekanan uap sama atau lebih besar dari tekanan luar, maka cairan akan mendidih tepat pada temperatur panas penguapan. Pendidihan itu akan berlangsung terus hingga cairan menguap sempurna atau hingga kesetimbangan antara cairan dan uap tercapai.
Proses destilasi pada suhu tertentu, cairan yang setimbang dengan uapnya mempunyai komposisi yang berbeda. Uap selalu lebih banyak mengandung komponen yang lebih volatil demikian juga terjadi sebaliknya. Pada suhu berbeda komposisi uap cairannya akan berbeda. Dengan demikian maka komposisi uap yang setimbang dengan cairannya akan berubah sejalan dengan perubahan suhu.
Kecepatan  difusi  destilasi  dipengaruhi  oleh beberapa  faktor,  antara  lain  susunan  bahan dalam ketel, suhu dan tekanan uap, berat jenis dan kadar air dari bahan, serta berat molekul dari komponen kimia dalam sampel.
Labu alas bulat merupakan peralatan gelas yang mempunyai alas bulat dan leher panjang dengan mulut sempit. Labu alas bulat digunakan untuk memanaskan atau mendidihkan larutan. Pada penggunaan untuk destilasi maka labu alas bulat ini masih disambung dengan pendingin dan peralatan gelas yang lain.
Kondensor merupakan peranti penukar kalor khusus yang digunakan untuk mencairkan uap dengan mengambil kalor. Kalor laten itu diambil dengan menyerapnya ke dalam zat cair yang lebih dingin yang disebut pendingin. Karena suhu pendingin di dalam kondensor itu tentu meningkat karena itu, maka alat itu dengan demikian juga bekerja sebagai pemanas. Kondensor dibagi atas 2 golongan yaitu kondensor selonsong dan tabung, dan juga kondensor kontak. Arus pendingin dan arus uapnya, yang keduanya adalah air, bercampur secara fisik, dan meninggalkan kondensor sebagai satu arus tunggal.


B.  Uraian Bahan
1.         Aquadest (Depkes RI, 1979; Hal. 96)
     Nama resmi                 : AQUADESTILLATA
     Nama lain                    : Air suling, Aquadest
     Rumus kimia               : H2O
Berat molekul              : 18,02
Pemerian                      : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak                                                                   mempunyai rasa.
Penyimpanan               : Dalam wadah tertutup.
2.        Alkohol (Depkes RI, 1979; Hal. 65)
Nama resmi                 : Aethanolum
Nama Lain                   : Alkohol, etanol, ethyl alkohol
Rumus molekul           : C2H6O
Berat molekul              : 46,07
Pemerian                      : Cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap                                                         dan mudah bergerak; bau khas rasa panas,mudah                                                      terbakar dan memberikan nyala biruyang tidak                                                         berasap.
Kelarutan                     : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform  P                                                      dan dalam eter P
Penyimpanan               : Dalam wadah tertutup rapat, terhindar daricahaya,                                                                 ditempat sejuk jauh dari nyala api.
Kegunaan                    : Sebagai zat tambahan, juga dapat membunuh                                                            kuman



BAB III
METODE KERJA

A.  Alat dan Bahan
Alat yang digunakann yaitu batu didih, bunsen burner, erlenmeyer, gelas ukur, kaki tiga, kondensor liebig.
Bahan yang digunakan yaitu aquadest, etanol 96%, kertas lensa, larutan sampel, tisu.
B.  Prosedur Kerja
a.    Dituang 15 ml larutan sampel ke dalam labu destilasi leher panjang.
b.    Disusun perangkat destilasi sederhana.
c.    Dimasukkan batu didih kedalam labu destilasi
d.   Dilakukan pemanasan dan dilihat suhu selama destilasi berlangsung
e.    Dicatat suhu awal dan akhir tetesan destilat yang di peroleh
f.     Diukur volume destilat yang di peroleh
g.    Dilakukan pengukuran index bias destilat





BAB 1V
HASIL PENGAMATAN

A.  Hasil pengamatan
Perlakuan
Pengamatan
·         Pengukuran volume sampel
·         90 ml (sampel berwarna kehitaman)
·         Suhu pada saat pertama kali destilat menetes pada penampung
·         Destilat berwarna bening (tidak berwarna) suhu 78-100oC
·         Suhu konstan pada proses destilasi
·         Terdapat bau etanol  800C
·         Suhu pada saat tetesan terakhir destilat pada penampung
·         Cairan bening dan bau pekat suhuuuu.....
·         Pengukuran volume destilat
·         Diperleh sebesar 14 ml
·         Pemeriksaan indeks bias destilat
·          




B.  Perhitungan
            Indeks bias
            Ml hasil – ml seharusnya
                  Ml seharusnya                                                                                                              
            = 13,23 – 14,7
                    14,7
            = 12,23 ml





BAB V
PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan mengenai destilasi dengan tujuan untuk mengetahui prinsip – prinsip destilasi dan mamapu melakukan destilasi di laboratorium.
Destilasi adalah proses penguapan cairan, kondensasi dari uap dalam kondensor dan menampung kondensat dalam wadah penampung. Tujuan dilakukan proses destilasi adalah untuk memisahkan larutan yang memiliki titik didih yang berbeda dan juga untuk memurnikan zat dalam bentuk cair. Titik didih merupakan keadaan saat cairan dipanaskan, tekanan uap cairan meningkat ketitik dimna hanya sama dengan tekanan atmosfir dan cairan mulai bergelembung (mendidih). Destilasi sederhana adalah proses kondensasi uap dari cairan yang mendidih dan kondensat yang terbentuk dikumpulkan.
Pada percobaan kali ini, hal pertama yang dilakukan ialah dituangkan 90 ml larutan anggur kedalam labu destilasi lalu dimasukkan batu didih kedalam labu destilat, setelah itu disususn perangkat destilasi sederhana,  kemudian dilakukan pemanasan dan diamati volume destilat yang terbentuk, kemudian dilakukan pengukuran indeks bias destilat.
Penggunaan batu didih pada proses destilasi bertujuan untuk mempercepat proses pendidihan sampel dengan menahan tekanan atau menekan gelembung panas pada sampel serta menyebabkan panas yang ada menyebar keseluruh bagian sampel. Proses pemanasan ini berguna untuk memanaskan sampel yang terdapat pada labu destilasi serta mempercepat proses destilasi. Proses destilasi dianggap selesai yaitu pada saat naiknya suhu sehingga proses destilasi suda dapat dihentikan.
Prinsip kerja destilasi yaitu suatu zat dalam larutan tidak sama-sama menguap, maka uap larutan akan memiliki komponen yang berbeda dengan larutan aslinya. Apabila salah satu zat menguap maka pemisahannya akan terjadi sempurna.
Adapun tujuan dilakukan proses destilasi adalah untuk memisahkan larutan yang memiliki titik didih yang berbeda dan juga untuk memurnikan zat dalam bentuk cair.


BAB V
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1.    Tujuan dari destilasi yaitu untuk memisahkan larutan yang memiliki titik didih yang berbeda dan juga untuk memurnikan zat dalam bentuk cair.
2.    Volume destilasi yang diperoleh yaitu sebanyak 13,23 ml.
3.    Warna destilat yang diperoleh yaitu tidak berwarna (bening).
4.    Indeks bias destilat yang diperoleh yaitu 12,23 ml.
B.  Saran
Seharusnya untuk alat destilasi dilaboratorium disiapkan ada dua agar masing-masing batch lebih fokus pada hasil destilasi walaupun untuk volume masing-masing batch berbeda.

 

 


DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI., 1979. Farmakope Indonesia, Edisi III, Departemen Kesehatan   Republik Indonesia, Jakarta.          

Anonim, 2016. The Merck Index on Encyloppedia of Chemicals, Drug and Biological, 14th edition, Merck & Co,INC, USA.

Fessenden dan Fessenden, 1999. Kimia Organik, jilid 2, Edisi III, Erlangga Pres, Jakarta.

Reksohadiprojo, M.S.,1996, Kuliah dan Praktika Kimia Preparatif, Fakultas UGM, Yogyakarta.

Soewandi, J.S.A., 2010. Petunjuk Praktikum Kimia Organik, Fakultas Farmasi Universitas Katolik Widya Mandala, Surabaya.

Utami, Dwi., 2009. Petunjuk Praktikum Kimia Organik II, Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta.

Related Posts

There is no other posts in this category.