LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA II “ASAM AMINO DAN PROTEIN”



    LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA II
“ASAM AMINO DAN PROTEIN”


            O  L  E  H  :
JAMAL SARIPA
F201601103
KELAS G.2



PROGRAM STUDI S1 FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MANDALA WALUYA
KENDARI
2019




BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Protein sangatlah dibutuhkan oleh tubuh kita ,karena protein berfungsi sebagai salah satu sumber energi yang dibutuh kan tubuh.selain itu pula protein juga berperan dalam sintesis hormon dan pembentukan enzim dan antibodi.Protein juga dibutuhkan  bagi tubuh dalam jumlah yang besar sehngga bila kita kekurangan protein akan mengakibatkan timbulnya berbagai penyakit yang berbahaya bagi tubuh kita.Protein banyak terkandung di dalam makanan yang sering dikonsumsi oleh manusia. Seperti pada telur, tempe, tahu, ikan dan lain sebagainya. Secara umum membagi  sumber protein yaitu protein dari sumber nabati dan hewani. Protein sangat penting bagi kehidupan organisme pada umumnya, karena ia berfungsi untuk memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak dan suplai nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Maka, penting bagi kita untuk mengetahui tentang protein dan hal-hal yang berkaitan dengannya (Girindra, 1993).
Asam amino merupakan monomer yang menyusun polimer polimer pada  protein. Asam amino dapat mengalmi hidrolisis yang menghasilakan hidrolisat  protein. Hidrolisat protein diaumsikan sebagai protein yang mengalami degradasi hidrolitik dengan asam atau basa kuat dengan hasil berupa campuran beberapa hasil.Asam amino esensial adalah substansi protein yang diperlukan oleh tubuh manusia, tetapi tubuh tidak dapat mensintesa sendiri, sehingga harus dikonsumsi dari luar dalam bentuk makanan. Mengingat hal tersebut, maka penyediaan protein nabati dan hewani perlu dikombinasikan, agar tubuh memperoleh asupan protein berkualitas tetapi biaya yang dikeluarkan untuk membeli makanan tidak terlampau besar (Sumarno, dkk, 2002).



I.2 Tujuan
Mengidentifikasi sifat-sifat reaksi asam amino dan protein serta menentukan senyawa-senyawa asam amino dan protein melalui reaksi reagen.


























BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Dasar Teori
Protein adalah molekul raksasa yang terdiri dari satuan-satuan kecil penyusunnya yang disebut asam amino yang tersusun dalam urutan tertentu, dengan jumlah dan struktur tertentu. Molekul-molekul ini merupakan bahan pembangun sel hidup. Protein yang paling sederhana terdiri atas 50 asam amino, tetapi ada beberapa protein yang memiliki ribuan asam amino. Hal yang terpenting adalah ketidakhadiran, penambahan, atau penggantian satu saja asam amino pada sebuah struktur protein dapat menyebabkan protein tersebut menjadi gumpalan molekul yang tidak berguna. Setiap asam amino harus terletak pada urutan yang benar dan struktur yang tepat (Poedjiadi, 1994).
Protein yang terdapat dalam makanan kita dicernakan dalam lambung dan usus menjadi asam-asam amino, yang diabsorsi dan dibawa oleh darah ke hati. Sebagian asam amino diambil oleh hati, sebagian lagi diedarkan ke dalam jaringan-jaringan di luar hati. Protein dalam sel-sel tubuh dibentuk dari asam amino. Bila ada kelebihan asam amino dari jumlah yang digunakan untuk biosintesis protein, kelebihan asam amino akan diubah menjadi asam keto yang dapat masuk kedalam siklus asam sitrat atau diubah menjadi urea. Hati merupakan organ tubuh dimana terjadi reaksi katabolisme maupun anabolisme. Asam amino yang dibuat dalam hati, maupun yang dihasilkan dari proses katabolisme protein dibawa oleh darah ke dalam jaringan untuk digunakan. Asam amino yang terdapat dalam darah berasal dari tiga sumber, yaitu absorpsi melalui dinding usus, hasil penguraian protein dalam sel dan hasil sintesis asam amino dalam sel (Poedjiadi, 1994).
Asam amino adalah monomer protein yang mempunyai dua gugus fungsi yaitu gugus amino dan gugus hidroksil. Jumlah asam amino yang terdapat di alam ada beratus – ratus jumlahnya, namun yang diketahui ikut membangun protein hanya sekitar 20 macam. Sifat asam amino antara lain memiliki titik leleh di atas 200 °C, larut dalam senyawa polar dan tidak larut dalam senyawa nonpolar serta memiliki momen dipol yang besar (Yazid2006).
A. Beberapa Reaksi Uji Protein  (wahyudi, 2005) :
Percobaan berdasarkan reaksi warna:
1)      Percobaan kadar-N
Kapur natron, yaitu campuran NaOH dan Ca(OH)2  dalam tabung reaksi dengan larutan protein dipanaskan. Keluarlah Amoniak dan Amina.Lakmus merah yang dibasahi menjadi biru.
2)      Reaksi Xantoprotein
Larutan asam nitrat pekat ditambahkan dengan hati-hati ke dalam larutan protein. Setelah dicampur terjadi pengendapan putih yang dapat berubah menjadikuning apabila dipanaskan.. reaksi yang terjadi ialah nitrasi pada inti Benzen yang terdapata pada molekul protein. Jadi, reaksi ini positif untuk protein, fenilalanin dan triptofan. Kulit kita bila kena asam nitrat berwarna kuning, itu juga karena terjadi reaksi xantoprotein ini.
3)      Reaksi Millon
Pereaksi Millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrat, apabila pereaksi ini ditambahkan pada larutan protein, akan menghasilkan endapan putih yang dapat berubah menjadi merah oleh pemanasan. Pada dasarnya reaksi ini positif untuk fenol-fenol, karena terbentuknya senyawa merkuri dengan gugus hidroksifenil yang berwarna. Protein yang mengandung tirosin akan memberikan reaksi positif.
Beberapa reaksi uji terhadap protein, tes biuret merupakan salah satu cara untuk mengidentifikasi adanya protein, dalam larutan basa biuret memberikan warna violet dengan CuSO4 karena akan terbentuk kompleks Cu2+ dengan gugus CO dan gugus NH dari rantai peptida dalam suasana basa. Pengendapan dengan logam diketahui bahwa protein mempunyai daya untuk menawarkan racun. Salting out, apabila terdapat garam-garam anorganik alam presentase tinggi dalam larutan protein, maka kelarutan protein akan berkurang, sehingga mengakibatkan pengendapan. Pengendapan dengan alkohol, penambahan pelarut organik seperti aseton atau alkohol akan menurunkan kelarutan protein pada kedudukan dan distribusi dari gugus hidrofil polar dan hidrofob polar di dalam molekul hingga menghasilkan protein yang dipol (Amstrong, Frank., 1995).
Fungsi protein di dalam tubuh kita sangat banyak, bahkan banyak dari proses pertumbuhan tubuh manusia dipengaruhi oleh protein yang terkandung di dalam tubuh kita. Di bawah ini beberapa fungsi protein yaitu (Pramarsh 2011):
a.             Sebagai enzim
Hampir semua reaksi biologis dipercepat atau dibantu oleh suatu senyawa makromolekul spesifik yang disebut enzim, dari reaksi yang sangat sederhana seperti reaksi transportasi karbon dioksida sampai yang sangat rumit seperti replikasi kromosom. Protein besar peranannya terhadap perubahan-perubahan kimia dalam sistem biologis.
b.            Alat pengangkut dan penyimpan
Banyak molekul dengan MB kecil serta beberapa ion dapat diangkut atau dipindahkan oleh protein-protein tertentu. Misalnya hemoglobin mengangkut oksigen dalam eritrosit, sedangkan mioglobin mengangkut oksigen dalam otot. Pengatur pergerakan Protein merupakan komponen utama daging, gerakan otot terjadi karena adanya dua molekul protein yang saling bergeseran.
c.       Penunjang mekanis
Kekuatan dan daya tahan robek kulit dan tulang disebabkan adanya kolagen, suatu protein berbentuk bulat panjang dan mudah membentuk serabut. Pertahanan tubuh atau imunisasi Pertahanan tubuh biasanya dalam bentuk antibodi, yaitu suatu protein khusus yang dapat mengenal dan menempel atau mengikat benda-benda asing yang masuk ke dalam tubuh seperti virus, bakteri, dan sel- sel asing lain.
d.      Media perambatan impuls syaraf
Protein yang mempunyai fungsi ini biasanya berbentuk reseptor, misalnya rodopsin, suatu protein yang bertindak sebagai reseptor
penerima warna atau cahaya pada sel-sel mata.
e.       Pengendalian pertumbuhan
Protein ini bekerja sebagai reseptor (dalam bakteri) yang dapat mempengaruhi fungsi bagian-bagian DNA yang mengatur sifat dan karakter bahan
Struktur asam amino secara umum adalah satu atom C yang mengikat empat gugus: gugus amina (NH2), gugus karboksil (COOH), atom hidrogen (H), dan satu gugus sisa (R, dari residue) atau disebut juga gugus atau rantai samping yang membedakan satu asam amino dengan asam amino lainnya. Atom C pusat tersebut dinamai atom Cα ("C-alfa") sesuai dengan penamaan senyawa bergugus karboksil, yaitu atom C yang berikatan langsung dengan gugus karboksil. Oleh karena gugus amina juga terikat pada atom Cα ini, senyawa tersebut merupakan asam α-amino. Asam amino biasanya diklasifikasikan berdasarkan sifat kimia rantai samping tersebut menjadi empat kelompok. Rantai samping dapat membuat asam amino bersifat asam lemah, basa lemah, hidrofilik jika polar, dan hidrofobik jika nonpolar (Salirawati et al.2007).
Dari struktur umumnya, asam amino mempunyai dua gugus pada tiap molekulnya, yaitu gugus amino dan gugus karboksil, yang digambarkan sebagai struktur ion dipolar. Gugus amino dan gugus karboksil pada asam amino menunjukkan sifat-sifat spesifiknya. Karena asam amino mengandung kedua gugus tersebut, senyawa ini akan memberikan reaksi kimia yang yang mencirikan gugus-gugusnya. Sebagai contoh adalah reaksi asetilasi dan esterifikasi. Asam amino juga bersifat amfoter, yaitu dapat bersifat sebagai asam dan memberikan proton kepada basa kuat, atau dapat bersifat sebagai basa dan menerima proton dari basa kuat. Semua asam amino yang ditemukan pada protein mempunyai ciri yang sama, gugus karboksil dan amino diikat pada atom karbon yang sama. Masing-masing berbeda satu dengan yang lain pada gugus R-nya, yang bervariasi dalam struktur, ukuran, muatan listrik, dan kelarutan dalam air. Beberapa asam amino mempunyai reaksi yang spesifik yang melibatkan gugus R-nya. Melalui reaksi hidrolisis protein telah didapatkan 20 macam asam amino yang dibagi berdasarkan gugus R-nya, berikut dijabarkan penggolongan tersebut : asam amino non-polar dengan gugus R yang hidrofobik, antara lain Alanin, Valin, Leusin, Isoleusin, Prolin, Fenilalanin, Triptofan dan Metionin. Golongan kedua yaitu asam amino polar tanpa muatan pada gugus R yang beranggotakan Lisin, Serin, Treonin, Sistein, Tirosin, Asparagin dan Glutamin. Golongan ketiga yaitu asam amino yang bermuatan positif pada gugus R dan golongan keempat yaitu asam amino yang bermuatan negatif pada gugus R. Dari ke-20 asam amino yang ada, dijumpai delapan macam asam amino esensial yaitu valin, leusin, Isoleusin, metionin, Fenilalanin, Triptofan, Treonin, dan Lisin. Asam amino essensial ini tidak bisa disintesis sendiri oleh tubuh manusia sehingga harus didapatkan dari luar seperti makanan dan zat nutrisi lainnya (Girindra, 1986).



II.2 Uraian Bahan
1.   Aquadest (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi                 :    AQUA DESTILLATA     
Nama lain                   :    Air suling
BM / RM                    :    18,02 / H2O
Pemerian                     :    Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak                   mempunyai rasa
Penyimpanan              :    Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan                   :    Sebagai pelarut
 2. Asam sulfat (Ditjen POM, 1979)
Nama resmi                 :   ACIDUM SULFURICUM
Nama lain                    :   Asam sulfat
Rumus molekul           :   H2SO4
Berat molekul              :   98,07
Pemerian                      :  Cairan kental seperti minyak, korosit, tidak berwarna                                                  jika ditambahkan ke dalam air menimbulkan panas.
Penyimpanan               : Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan                    : Zat tambahan
3. CuSO4 (Dirjen POM, 1979)
Nama Resmi                :   CUPRI SULFAS
Nama Lain                   :    Tembaga (II) Sulfat
RM / BM                     :    CuSO4.5H20 / 249,6
Pemerian                      :    Serbuk hablur atau keabuan bebas dari sedikit warna                                                 biru.
Kelarutan                    :    Larut dalam air dan etanol (95 %) P.
Penyimpanan              :    Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan                   :    Sebagai pereaksi


4. HCl (Dirjen POM, 1979)
Nama Resmi                      :    ACIDUM HYDROCHLORIDUM
Nama Lain                         :    Asam Klorida
RM / BM                           :    HCl / 36,46
Pemerian                            :    Cairan, tidak bewarna, berasap, bau merangsang, jika diencerkan dengan 2 bagian air,   asap  dan bau hilang
Kelarutan                           :    Larut dalam air dan etanol (95 %) P
Penyimpanan                     :    Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan                          :    Sebagai pereaksi
5. NaOH (Dirjen POM, 1979)
Nama Resmi                      :    NATRII HYDROXYDUM
Nama Lain                         :    Natrium Hidroksida
RM / BM                           :    NaOH / 40,00
Pemerian                            :    Bentuk   batang,  butiran,   massa  hablur    atau keping, keras, rapuh, dan menunjukkan susunan hablur,  putih;  mudah  meleleh   basah.  Sangat alkalis dan korosif, segera menyerap CO2
Kelarutan                           :    Sangat mudah larut dalam air dan dalam etanol (95 %) P
Penyimpanan                     :    Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan                          :    Sebagai pereaksi






BAB III
METODE KERJA
III.1     Alat Dan Bahan
III.1.1       Alat yang digunakan adalah rak tabung, gelas kimia, tabung reaksi,                         pipet tetes, batang pengaduk, penjepit tabung.
III.1.2       Bahan yang digunakan pada percobaan kali ini adalah aquadest, asam                     sulfat, cuprii sulfat, fenil alanine, HCl, NaOH, sistein, susu bubuk,                            susu cair, dan triptopan.
III.2     Prosedur Kerja
III.2.1 Uji biuret
Disiapkan tabung reaksi sebanyak 7 buah dan diberi label

Dipipet masing masing 2 ml larutan asam amino dan dua ml larutan protein kedalam tabung reaksi yang telah disiapkan.

Ditambahkan 1 ml NaOH 2 N dan di gojog, kemudian ditambahkan 1 tetes CuSO4 0,01 N

Dikocok dan amati perubahan yang terjadi, jika tidak timbul warna, ditambahkan 1 tetes atau lebih CuSO4







III.2.2 Uji Hopkins-Cole
Disiapkan tabung reaksi sebanyak 7 buah dan diberi label

Dipipet masing masing 2 ml larutan asam amino, dan dua ml larutan protein kedalam tabung reaksi yang telah disiapkan.

Ditambahkan sedikit demi sedikit kira kira sebanyak 5 ml H2SO4 pekat.

Amati perubahan warna yang terjadi pada pertemuan kedua cairan. Jika perlu putar perlahan lahan tabung tersebut, sampai terbentuk cincin berwarna.
III.2.3  Uji denaturasi protein
Disiapkan 3 tabung reaksi yang bersih dan kering.

Dipipet 5 ml dari setiap larutan protein dan dimasukan dalam 3 tabung reaksi yang telah di sediakan.

Ditambahkan HCl 0,5 ml pada tabung ke-1, NaOH 0,5 ml pada tabung ke-2, dan air 0,5 ml pada tabung ke-3.

Diamati perubahan warna yang terjadi.







BAB IV
HASIL PENGAMATAN
IV.1     Tabel Hasil Pengamatan
a.      Uji Biuret
Sampel
Warna awal
+NaOH 2 N dan  +CuSO4 0,01 N
Putih telur
Putih
terbentuk cincin keunguan diermukaan
Kuning telur
Kuning
Terbentuk cincin keunguan diermukaan
Susu bubuk
Putih
Terbentuk cincin keunguan diermukaan
Susu cair
Merah muda
Tetap berwarna merah muda
Fenil alanin
Bening
Berubah warna menjadi agak kebiruan
Triptopan
Bening
Berubah warna menjadi agak kebiruan
Sistein
Bening
Berubah warna menjadi agak kekuningan

b.      Uji hopkins-cole
No
sampel
+ H2SO4
1.
susu bubuk
ungu kehitaman
2.
susu cair
ungu kecoklatan
3.
putih telut
ungu tua
4.
kuning telur
ungu kecoklatan
5.
triptopan
putih tulang
6.
fenil alanine
putih tulang
7.
sistein
putih bening

c.       Uji denaturasi protein
sampel
warna awal
+ HCl
+ NaOH
+ air
susu bubuk
bening
tdk terjadi
perbahan
berubah menjadi coklat
tdk terjadi perubahan

BAB V
PEMBAHASAN
Protein merupakan polimer dari asam  amino dan merupakan sebagian besar dari tubuh manusia dan hewan tingkat tinggi. Sebagian protein merupakan penyusun tubuh (daging,kulit,rambut,dan lain-lain),sebagian mempunyai fungsi katalis(enzim) yang menyebabkan reaksi-reaksi tertentu dapat berlangsung baik pada kondisi tubuh. Protein disusun oleh α asam amino dengan melalui ikatan amida yang disebut ikatan peptide.Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu “Mengidentifikasi sifat-sifat reaksi asam amino dan protein serta menentukan senyawa-senyawa asam amino dan protein melalui reaksi reagen”,dengan metode uji biuret,Uji Hopkins-cole,dan Uji Denaturasi protein.
Berdasarkan dari uji biuret bahan yang mengandung protein adalah putih telur,kuning telur,susu bubuk,susu cair dan yang mengandung asam amino adalah fenilalanin,sistein,dan triptopan. Pada uji biuret ini awalnya larutan susu bubuk awalnya  larutan berwarna putih tulang (krim) ,kemudian setelah ditambahkan dengan NaOH 1ml larutan tidak berubah warna setelah itu ketika ditambahkan CuSO4 0,01 N 3-5 tetes larutan berubah warna menjadi warna ungu hal tersebut mengandung ikatan peptida dimana jikaa ikatan peptida bereaksi dengan larutan biuret akan berwarna ungu. Sama halnya pada pengujian kuning telur yang menghasilkan warna ungu,Namun pada bahan putih telur,susu cair perubahan warnanya berbeda hal ini mengakin karena pada saat penambahan cairan NaOH dan CuSO4 0,01 N yang mungkin terlalu sedikit sehingga tidak menimbulkan warna ungu pada putih telur,dan susu cair. Dimana seharusnya berwarna ungu menurut winarno,1992 “ putih telur merupakan protein yang bersifat emulsifier dengfan kekuatan biasa dan kuning telur merupakan emlsifier yang kuat”.
Setelah menentukan adanya protein yang terkandung dalam ke empat sampel diatas, pada uji biuret ada tiga sampel asam amino yang dilakukan untuk menguji adanya ikatan peptida yaitu fenilalanin,sistein,dan triptopan. Dari ke tiga sampel asam amino tersebut dilakukan penambahan NaOH 1 ml dan CuSO4 0,01 N berubah wqrna menjadi agak kebiruan begitu juga pada triptopan dan sistein berubah warna agak kekuningan. Hal ini jelas bahwa asam amino tidak memiliki ikatan peotida dimana menurut  literatur bahwa reaksi biuret  suatu sampel di tambahkan NaOH dan CuSO4 beberapa tetes akan menimbulkan warna ungu pada bahan-bahan yang di ujikan.
Pada uji Hopkins-cole dilakukan identifikasi protein dengan sampel yang sama pada uji biuret yaitu susu cair,susu bubuk,putih telur,kuning telur dan identifikasi asam amino menggunakan sampel fenilalanin,sistein,dan triptopan. Dengan perubahan reagen H2So4  pada identifikasi asam amino. Untuk larutan susu cair di tambahkan H2So4 1ml menghasilkan warna menjadi coklat ke hitaman dan sedikit membeku. Dalam hal ini terbentuk gumpalan menunjukkan bahwa susu cair mengandung protein kemudian pada larutan susu bubuk,susu cair,putih telur, dan kuning telur. Yang memiliki warna aslinya setelah di tambahkan H2So4 1ml maka terbentuk warna ungu pada susu bubuk, warna coklat pada kuning telur,dan warna coklat pada putih telur. Hal ini dari ke empat sampel sebenarnya positif mengandung protein. Namun hasil yang di dapatkan berbeda,hal ini di sebabkan mungkin pada saat penambahan atau pemasukan reagen terlalu banyak sehingga warna yang di hasilkan berbeda. Pada sampel asam amino yaitu fenilalanin,triptopan,dan sistein ketika di tambahkan H2So4 menghasilkan warna bening pada fenilalanin ,berwarna ungu pada sistein,dan warna kuning pada triptopan. Terdapat satu asam amino yaitu triptopan ketika di tambahkan H2So4  menghasilkan warna kuning hal ini menunjukkan tidak sesuai, yang dimana semestinya. hal ini kemungkinan karena triptopan telah terkontaminasi atau pada saat penambahan H2So4 terlalu sedikit atau terlalu banyak .  Adapun pada sistein terjadi perubahan ungu hal ini menunjukkan bahwa sistein mengandung peptida ,fenilalanin tidak terjadi perubahan warna hal ini disebabkan sampel tidak memiliki gugus indol.
Pada percobaan denaturasi protein dilakukan pada percobaan terhadap susu bubuk, adapun reagen yang kami gunakan adalah HCl,NaOH,aquadest sebanyak1 ml. Susu bubuk yang sudah di cairkan pada tadi dimsukkan kedam tiga tabung reaksi yang berbeda.perubahan tabung B dimana susu bubuk di tambah Hcl menghasilkan warna putih gelap,dan pada tabung c yaitu putih telur di tambah NaOH menghasilkan warna putih gelapdan pada  tabung A yaitu susu bubuk di tambah aquadest menghasilkan warna yang tidak mengalami perubahan hal tersebut dikarenakan pada penambahan sebelumnya adalah air sehingga jika di tambahkan aquadest tidak akan mempengaruhi dari kadar dari susu bubuk.































BAB VI
PENUTUP
VI.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1.      Pada uji biuret untuk sampel protein yang terdiri dari susu bubuk, susu cair, putih telur, kuning telur menunjukan hasil postif, sedangkan pada asam amino yang terdiri dari sampel sistein, triptopan dan fenil alanine enunjukan hasil positif.
2.      Pada uji denaturasi protein yang menggunakan sampel susu bubuk, negatif mengandung protein.
3.      Pada uji Hopkins-cole pada sampel protein yang terdiri dari susu bubuk, susu cair, putih telur, kuning telur menunjukan hasil positif. Begitu pula dengan sampel asam amino yang terdiri dari fenil alanin, triptopan, sistein menunjukan hasil positif.

VI.2 Saran
Diharapkan kepada ketua kelompok agar lebih aktif lagi dalam menyiapkan bahan yang akan dipraktikumkan, dan supaya menghubungi asisten laboratorium, dalam menyiapkan bahan yang akan di bawa pada saat raktikum.





DAFTAR PUSTAKA
Amstrong, Frank., 1995. Buku Ajar Biokimia Edisi ke-tiga. EGC: Jakarta.
Girindra A. 1986. Biokimia I. Jakarta: Gramedia.
Himaniarwati, dkk. 2016. Buku penuntun praktikum biokimia. STIKES Mandala                 waluya. Kendari.
Poejiadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. : UI Press. Jakarta.
Pramarsh,  2011. Dasar-Dasar Biokimia Jilid I. : Erlangga. Jakarta.

Salirawati et al.2007.belajar kimia menarik .Grasindo. Jakarta.
Wahyudi, 2005. Kimia organic II. UM Press. Malang.
Winarno, F.G.1992. Kimia Pangan Dan Gizi. Gramedia. Jakarta.
Yazid2006. Pengantar Biokimia Edisi Revisi.  : Bayumedia. Malang.

Related Posts

There is no other posts in this category.