LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA II
“ KARBOHIDRAT”
O L E
H :
JAMAL SARIPA
F201601103
PROGRAM
STUDI S1 FARMASI
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN
MANDALA
WALUYA
KENDARI
2019
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Pada
hewan dan manusia, energi disimpan sebagai glikogen dan pada tanaman
energinya adalah pati, karbohidrat yang pembentuk struktur adalah selulosa
(pada dinding sel tumbuhan). Pada tumbuhan karbohidrat dibentuk dari reaksi CO2
dan H2O dengan bantuan sinar matahari melalui proses fotosintesis
dalam sel tanaman yang berklorofil CO2 + H2O à (C6H12O6)n
+ O2
Karbohidrat
berasal dari pengertian atom karbon yang terhidrasi dengan rumus (CH2O)n,
tetapi pengertian ini tidak tepat karena perbandingan atom H dan atom O yang
tidak tepat (2:1), contoh gula deoksiribosa C5H10O4,
biarpun demikian istilah karbohidrat tetap digunakan.
Pada
tumbuhan karbohidrat terdapat sebagai selulosa, yaitu senyawa yang
membentuk dinding sel tumbuhan. Karbohidrat yang berasal dari makanan,
dalam tubuh mengalami perubahan atau metabolisme. Hasil metabolisme karbohidrat
antara lain glukosa yang terdapat dalam darah,
Karbohidrat
merupakan senyawa makromolekul yang terdiri dari karbon, hidrat, dan oksigen.
Pengglongan karbohidrat di bagi dalam tiga jenis yaitu :
1. Polisakarida terdiri dari
selulosa, pati, dan glikogen.
2. Oligosakarida / disakarida terdiri
dari sukrosa, maltosa, dan laktosa
3. Monosakarida terdiri dari glukosa,
fruktosa, dan galaktosa
Berdasarkan
uraian diatas maka dilakukanlah percobaan mengenai karbohidrat, isolasi kanji
(starch) dari kentang dan uji iodide untuk starch.
I.2 Tujuan
I.2.1 Mengetahui adanya senyawa
karbohidrat secara umum.
I.2.2 Mengetahui adanya sifat
reduktif dari suatu karbohidrat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Teori umum
Istilah
karbohidrat meliputi gula dan polimernya karbohidrat yang paling sederhana
adalah monosakarida, gula tunggal yang juga dikenal sebagai gula sederhana
(Campbell dkk ,2002).
Karbohidrat
adalah senyawa organik terdiri dari unsur karbon, hidrogen, dan oksigen.
contoh; glukosa C6H12O6, sukrosa C12H22O11, sellulosa (C6H10O5)n. Rumus umum
karbohidrat Cn(H2O)m. Karbohidrat juga dapat diartikan polihidroksi aldehid
(aldose) atau polihidroksi keton (ketose) dan turunannya atau senyawa yang bila
dihidrolisa akan menghasilkan salah satu atau kedua komponen diatas.
Karbohidrat berasal dari bahasa Jerman, yaitu “Kohlenhydrate” dan dari bahasa
Perancis, yaitu “Hydrate de Carbon”. Penamaan ini didasarkan atas komposisi
unsur karbon yang mengikat hidrogen dan oksigen dalam perbandingan yang selalu
sama seperti pada molekul air yaitu perbandingan 2 : 1. Karena komposisi yang
demikian, senyawa ini pernah disangka sebagai hidrat karbon, tetapi sejak 1880,
senyawa tersebut bukan hidrat dari karbon (Yasid dan Nursanti, 2006).
Nama
lain dari karbohidrat adalah sakarida, berasal dari bahasa Arab
"sakkar" artinya gula. Karbohidrat sederhana mempunyai rasa manis
sehingga dikaitkan dengan gula. Melihat struktur molekulnya, karbohidrat lebih
tepat didefinisikan sebagai suatu polihidroksialdehid atau polihidroksiketon.
Contoh glukosa; adalah suatu polihidroksi aldehid karena mempunyai satu gugus
aldehid da 5 gugus hidroksil (OH). Karbohidrat memegang peranan penting dalam
sistem biologi khususnya dalam respirasi. Karbohidrat dihasilkan oleh proses
fotosintesa di dalam tanaman-tanaman berdaun hijau. Karbohidrat dapat dioksida
menjadi energi, misalnya glukosa dalam sel jaringan manusia dan binatang.
Fermentasi karbohidrat oleh kamir atau mikroba lain dapat menghasilkan CO2,
alkohol, asam organik dan zat-zat organik lainnya. Karbohidrat merupakan sumber
energi bagi aktivitas kehidupan manusia disamping protein dan lemak.
Membekalkan tenaga bagi aktiviti harian seperti gerakkan, pertumbuhan dan
lain-lain aktiviti sel di dalam badan (Yasid dan Nursanti, 2006).
Karbohidrat
yang berasal dari makanan, dalam tubuh mengalami perubahan atau metabolisme.
Hasil metabolisme karbohidrat antara lain glukosa yang terdapat dalam darah,
sedangkan glikogen adalah karbohidrat yang disintesis dalam hati dan digunakan
oleh sel-sel pada jaringan otot sebagai sumber energi. Jadi ada bermacam-macam
senyawa yang termasuk dalam golongan karbohidrat ini. Monosakarida ialah
karbohidrat yang sederhana, dalam arti molekulnya hanya terdiri atas beberapa
atom karbon saja dan tidak dapat diuraikan dengan cara hidrolisis dalam kondisi
lunak menjadi karbohidrat lain. Monosakarida yang paling sederhana ialah
gliserdehida dan dihidroksiaseton (Poedjiadi, 1994).
Beberapa
ahli gizi berpendapat bahwa karbohidrat adalah nutrisi penting. Sebagai contoh,
McDonald mengklaim bahwa sehat, orang dewasa sedang aktif memerlukan sedikitnya
200 g karbohidrat setiap hari untuk mempertahankan metabolisme otak normal dan
fungsi otot 17. Namun, penulis tidak memberikan bukti yang mendukung rekomendasi
ini. Diet rendah-karbohidrat dihindari karena sifat tinggi lemak dari diet dan
"prediksi" terkait hiperkolesterolemia. Namun, serum lipid umumnya
meningkatkan dengan diet rendah karbohidrat, terutama trigliserida dan HDL
pengukuran. Dalam kontras yang tajam, diet tinggi karbohidrat, yang mengurangi
high density lipoprotein (HDL) kolesterol dan meningkatkan kadar trigliserida,
memperburuk manifestasi metabolik sindrom resistensi insulin 18
(Manninen, 2004).
II.2 Uraian
Bahan
1. Air
Suling (Dirjen POM, FI III, 1979: 96)
Nama
Resmi : AQUA DESTILLATA
Nama
Lain : Air Suling / aquadest
RM/BM : H2O / 18,02
Pemerian : Cairan jernih, Tidak berwarna,
dan tidak berbau.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
2. Amilum
( Dirjen POM , FI III, 1979 : 93)
Nama Resmi : Amylum oryzae
Nama
Lain : Pati beras
Pemerian : Serbuk sangat halus; putih;
tidak berbau; tidak berasa
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air
dingin dan dalam etanol (95) P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, di tempat
sejuk dan kering
Kegunaan : sebagai pereaksi
3. Benedict
(FI edisi III)
Terdiri dari Cu2+ dan ion strat
atau Cu0 saja
4. D-Fruktosa (FI E Edisi : III)
Nama IUPAC : 1,3,4,5,6-Pentahydroxy-2-hexanone
Nama sistematis : 1,3,4,5,6-Pentahydroxy-2-hexanone
Nama lain : Gula buah, levulosa,[2] D-fruktofuranosa,
D-fruktosa, D
arabino-heksulosa
Rumus kimia : C6H12O6
Massa
molar : 180.16 g mol−1
Densitas
: 1.694 g/cm3
5. HCl 0,1 M (FI edisi III)
Nama resmi : Acidum hydrochloridum
Nama lain : Asam klorida
Rumus molekul : HCl
Berat molekul : 36,46 g/mol
Rumus struktur : H―Cl
Pemerian : Tidak berwarna; berasap; bau
merangsang. Jika diencerkan dengan 2 bagian air, asap dan bau hilang
Kelarutan : Sangat larut dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Pereaksi
6. Iod
(Dirjen POM,FI III,1979 : 684)
Nama resmi : IODIUM
Nama lazim : Iod
Rumus molekul : I2
Berat molekul : 132,65
Pemerian : hablur mengkilat dan berwarna
jingga merah
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air,
dalam kloroform P dan dalam Eter P
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai zat tambahan
7. Laktosa
(Dirjen POM.1979: 338)
Nama resmi :
LAKTOSA
Nama lain : Laktosa, saccharum lactis
Berat molekul : 36, 30
Rumus molekul : C12H22O11.H2O
Pemerian : Berupa serbuk atau massa hablur, keras, putih
atau putih krem. Tidak
berbau dan rasa sedikit manis.
Kelarutan :
Mudah larut dalam air dan lebih mudah larut
dalam air mendidih,
sangat sukar larut dalam
etanol, tidak larut
dalam kloroform dan dalam
eter
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : sebagai sampel
7. Sakarosa (
Dirjen POM , FI III , 1979 :725)
Nama Resmi : Sakarosa
Nama Lain : Sukrosa
RM / BM : C12H22O11 / 342,20
Pemerian : hablur tidak berwarna atau massa
hablur atau serbuk warna putih; tidak berbau; rasa manis
Kelarutan : Larut dalam 0,5 bagian air dan
dalam 370 bagian etanol (95) P
Kegunaan : Sebagai sampel
BAB
III
METODE
KERJA
III.1
Alat Dan Bahan
III.1.1 Alat yang
digunakan adalah gelas kimia, penangas air, pipet tetes, rak tabung, sikat tabung dan tabung reaksi.
III.1.2 Bahan
yang dihunakan adalah aquadest, fruktosa, HCl 0,1 M, laktosa, larutan iodium,
pati, pereaksi benedict, dan sukrosa.
III.2 Cara Kerja
a
Disiapkan
tabung reaksi sebanyak 8 buah
- Uji Benedict
Di ambil 4 tabung reaksi yang sudah diisi
larutan, kemudian di pipet 2 ml pereaksi benedict pada masing2 tabung.
Larutan berubah menjadi warna biru,dipanaskan,
amati perubahan warna yang terjadi.
|
-
Uji Iodium
![]() |
|||||
Di pipet 2 ml larutan HCl pada masing2
tabung.
|
|||||
![]() |
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
IV.1
Tabel Hasil Pengamatan
IV.1.1 Tabel hasil pengamatan uji benedict
jenis karbohidrat
|
penambahan
benedict
|
warna sebelum
dipanaskan
|
warna setelah
dipanaskan
|
amilum
|
2 ml
|
biru bening
|
biru keruh
|
fruktosa
|
2 ml
|
biru bening
|
merah bata dan terjadi
pengendapan
|
laktosa
|
2 ml
|
biru bening
|
merah bata dan terjadi
pengendapan
|
sukrosa
|
2 ml
|
biru bening
|
tidak terjadi perubahan
|
IV.1.2 Tabel hasil pengamatan uji iodium
jenis karbohidrat
|
+pereaksi benedict
|
+ larutan HCl
|
setelah dipanaskan
|
amilum
|
ungu
|
ungu
|
merah muda
|
fruktosa
|
kuning
|
kuning
|
bening
|
laktosa
|
kuning
|
kuning
|
bening
|
sukrosa
|
kuning
|
kuning
|
bening
|
BAB V
PEMBAHASAN
Pada percobaan ini dilakukan dua pengujan pada
sampel karbohidrat, yaitu amilum fruktosa, laktosa, dan sukrosa dengan
menggunakan uji benedict dan uji iodin. Uji benedict ini bertujuan untuk
mengetahui adanya gula pereduksi dalam suatu larutan dengan indikator yang akan
mengalami perubahan warna, yaitu menjadi merah bata, selain itu ujibenedict
digunakan untuk menunjukan adanya monosakarida. Uji kedua yaitu di gunakan uji
iodin yang bertujuan untuk memisahkan amilum atau pati yang terkandung dalam
larutan. Uji iodin akan bereaksi positif ditandai dengan adanya perubahan warna
menjadi ungu atau biru tua. Warna biru yang dihasilkan diperkirakan berasal
dari ikatan antara amilum dan iodin(winarno,1984).
Dari pengamatan yang telah dilakukan diperoleh hasil
bahwa pada uji benedict yang menunjukan hasil positif ditandai dengan adanya perubahan
warna yaitu fruktosa dan laktosa. Larutan tersebut mengalami perubahan warna menjadi merah bata
setelah ditetesi pereaksi benedict dan dipanaskan. Reaksi yang terbentuk yang
menghasilkan merah bata :
Pada percobaan kedua dilakukan uji iodium, setelah
dilakukan pengamatan didapatkan hasil positif yaitu amilum berwarna ungu,
karena awalnya larutan pati berwarna putih setelah ditambahkan iodium sebanyak
2 ml masih berwarna putih dan setelah ditambahkan HCl sebanyak 2 ml dan
dipanaskan, larutan patih berunah warna menjadi ungu. Hal ini sesuai dengan
literatur ( mandruw,2010) bahwa pati dalam suasana asam bila dipanaskan dapat
terhidrolisis menjadi senyawa yang lebih sederhana, hasil pemecahan pati jika
di uji dengan larutan iodium akan menghasilkan warna biru, dan didukung oleh
pernyataan (kusnandar ,2011) yang menyatakan bahwa amilum yang bereaksi dengan
pereaksi iod karena struktur amilum pada larutan berbentuk heliks yang
membentuk kumparan sehingga dapat diisi oleh molekul iod didalamnya. Hal ini disebapkan oleh struktur molekul
iodin sehingga terbentuklah warna biru, hal ini menunjukan bahwa patih
menghasilkan larutan positif sedangkan pada larutan sukrosa, laktosa, dan
fruktosa tidak mengalami perubahan ketika dilakukan pemanasan yaitu berwarna biru,
karena bukan merupakan jenis polisakarida sehingga tidak bereaksi dengan
larutan iodin dan hanya terbentuk warna bening pada masing masing larutan.
BAB
VI
KESIMPULAN
VI.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan
yaitu uji benedict dan iodin dalam praktikum karbohidrat ini dapat disimpulkan
bahwa :
1.
Dalam
uji benedict sampel yang positif mengandung gula pereduksi yaitu larutan
fruktosa dan laktosa sedangkan sampel yang negatif mengandung gula pereduksi
yaitu amilum dan sukrosa.
2.
Dalam
uji iodin sampel yang positif mengandung polisakarida yaitu larutan amilum
sedangkan sampel yang lain tidak mengandung polisakarida yaitu laktosa,
sukrosa, dan fruktosa.
VI.2 Saran
Sebagai praktikan harus mengetahui dan mengerti akan
hal-hal yang akan dilakukan dilaboratorium.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell,
N.A., Jane, B.R., Mitchell, L.G., 2002, Biologi
Edisi kelima Jilid I, Erlangga, Jakarta.
Dirjen.
POM, 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Fessenden,
1986. Kimia organik jilid 2. Erlangga. Jakarta.
Himaniarwati,
dkk. 2016. Buku penuntun praktikum biokimia. STIKES Mandala waluya. Kendari.
Kusnandar,F.2011.
kimia pangan komponen makro. Erlangga. Jakarta.
Mandruw. 2010. Pengantar biokimia. UI
Press. Jakarta.
Poedjiadi,
A., 1994, Dasar-Dasar Biokimia, UI Press, Jakarta.
Winarno,F.G.1984.
kimia pangan dan gizi. PT gramedia pustaka. Jakarta.
Yasid
E., dan Nursanti L., 2006, Penuntun
Praktikum Biokimi, ANDI
OFFSET, Yogyakarta.
LAMPIRAN
UJI BENEDICT
Sebelum penambahan Pereaksi Benedict
Sesudah penambahan pereaksi benedict




Penambahan HCL Sesudah dipanaskan