LAPORAN FARMAKOGNOSI “Identifikasi Amilum Secara Kimiawi dan Mikroskopi”

1 komentar

 

 

LAPORAN FARMAKOGNOSI

Identifikasi Amilum Secara Kimiawi dan Mikroskopi”

 

 






Laboratorium Bahan Alam Program Studi S-1 Farmasi Universitas Mandala Waluya Kendari

2020


  BAB I  

PENDAHULUAN

I.1.   Latar belakang

Ilmu kimia memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat karena manusia setiap hari tidak lepas dari zat-zat kimia. Ilmu kimia termasuk dalam rumpun Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), yang mempelajari gejala khusus yang terjadi pada zat dan segala sesuatu yang berhubungan dengan zat yaitu komposisi, struktur dan sifat, transformasi, dinamika dan energetika zat. Ilmu kimia mempelajari tentang teori, aturan- aturan, fakta, deskripsi dan peristilahan kimia.

Hampir 90% bahan baku obat, baik zat aktif maupun bahan tambahan (eksipien) di Indonesia didapatkan melalui impor dari luar negeri, padahal sumber daya Indonesia dapat dikembangkan. Tingginya kebutuhan bahan baku dan bahan tambahan obat ke Indonesia terus mendorong penelitian untuk      menghasilkan   eksipien         lokal       yang   memenuhi    kualitas pharmaceutical grade.

Menurut Kemenkes (2016) saat ini industri farmasi Indonesia telah dapat memproduksi 90% kebutuhan produk obat dalam negeri bahkan untuk ekspor. Namun, hampir 95% produksi tersebut tergantung pada Bahan Baku Obat (BBO) impor. Saat ini dilakukan studi kelayakan pengembangan bahan baku obat dan obat tradisional di dalam negeri yaitu produk eksipien turunan pati dan produk ekstrak.

Amilum adalah jenis polisakarida yang banyak terdapat dialam, yaitu sebagian besar tanaman terdapat pada umbi, daun, batang, dan biji-bijian

Amilum merupakan suatu senyawa organik yang tersebar luas pada kandungan tanaman. Amilum dihasilkan dari dalam daun-daun hijau sebagai wujud penyimpanan sementara dari produk fotosintetis. Amilum juga tersimpan dalam bahan makanan cadangan yang permanen untuk tanaman, dalam biji, jari-jari teras, kulit batang, akar tanaman menahun,dan umbi. Amilum merupakan 50-65% berat kering biji gandum dan 80% bahan kering umbi kentang.

Dalam dunia farmasi,amilum digunakan sebagai bahan penyusun dalam serbuk dan sebagai bahan pembantu dalam pembuatan sediaan farmasi yang meliputi bahan pengisi tablet, bahan pengikat, dan bahan penghancur. Sementara suspense amilum dapat diberikan secara oral sebagai antidotum terhadap keracunan iodium dan amilum gliserin biasa digunakan sebagai emolien dan sebagai basis untuk supositoria

Sebagai amilum normal, penggunaannya terbatas dalam industry farmasi. Hal ini disebabkan karakteristiknya yang tidak mengandung seperti daya alir yang kurang baik tidak mempunyai sifat pengikat sehingga hanya digunakan sebagai pengisi tablet bagi obat yang mempunyai daya alir baik atau sebagai musilago, bahan dalam pembuatan tablet cara granulasi basah (Awan, 2012).

Secara umum, amilum terdiri dari 20% bagian yang larut dalam air (amilosa) dan 80% bagian yang tidak larut air (amilopektin) hidrolisis amilum oleh asam mineral menghasilkan glukosa sebagai produk akhir secara hampir kuantitatif.

I.2.   Tujuan Praktikum

                    Setelah melakukan percobaan diharapkan mahasiswa mengetahui dan dapat membedakan             macam-macam amilum yang umum digunakan dalam sedan farmasi.

BAB II  

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Teori Umum

Amilum merupakan campuran dua struktur polisakarida yang berbeda yaitu amilosa (17-20%) dan amilopektin (8380%). Amilum juga didefinisikan sebagai karbohidrat yang berasal dari tumbuhan, sebagai hasil fotosintesis, yang disimpan dalam bagian tertentu tanaman sebagai cadangan. Sifatnya yang inert dan dapat tercampurkan dengan sebagian besar bahan obat merupakan kelebihan dari amilum sebagai eksipien (Priyanta, dkk, 2011).

Amilum juga disebut dengan pati. Pati yang diperdagangkan diperoleh dari berbagai bagian tanaman, misalnya endosperma biji tanaman gandum, jagung dan padi ; dari umbi kentang ; umbi akar Manihot esculenta (pati tapioka); batang Metroxylon sagu (pati sagu); dan rhizom umbi tumbuhan bersitaminodia yang meliputi Canna edulis, Maranta arundinacea, dan Curcuma angustifolia (pati umbi larut) (Fahn, 1995).

Amilum terdiri dari dua macam polisakarida yang kedua-duanya adalah polimer dari glukosa,yaitu amilosa (kira-kira 20–28%) dan sisanya amilopektin.

Amilosa      : Terdiri atas 250-300 unit D-glukosa yang berikatan dengan ikatan α 1,4 glikosidik. Jadi molekulnya menyerupai rantai terbuka.

Amilopektin: Terdiri atas molekul D-glukosa yang sebagian besar mempunyai ikatan 1,4- glikosidik dan sebagian ikatan 1,6- glikosidik. Adanya ikatan 1,6-glikosidik menyebabkan terdjadinya cabang, sehingga   molekul amilopektin berbentuk rantai terbuka dan bercabang. Molekul amilopektin lebih besar dari pada molekul amilosa karena terdiri atas lebih 1000 unit glukosa (Poedjiadi, A. 2009).

Amilum merupakan homopolimer glukosa dengan ikatan glikosida. Amilum terdiri dari dua fraksi yang dapat dipisahkan dengan air panas. Fraksi terlarut disebut amilosa dan fraksi tidak larut disebut amilopektin. Amilosa mempunyai struktur lurus sedangkan amilopektin mempunyai cabang (Pramesti, dkk, 2015).

Pada bidang farmasi, amilum terdiri dari granul-granul yang diisolasi dari Zea mays Linne (Graminae), Triticum aesticum Linne (Graminae), dan Solanum tuberosum Linne (Solanaceae). Granul amilum jagung berbentu polygonal, membulat atau sferoidal dam mempunyai garis tengah 35 mm. Amilum gandum dan kentang mempunyai komposisi yang kurang seragam, masing-masing mempunyai 2 tipe granul yang berbeda (Gunawan, 2004).

Amilum digunakan sebagai bahan penyusun dalam serbuk dan sebagai bahan pembantu dalam pembuatan sediaan farmasi yang meliputi bahan pengisi tablet, bahan pengikat, dan bahan penghancur. Sementara suspense amilum dapat diberikan secara oral sebagai antidotum terhadap keracunan iodium dam amilum gliserin biasa digunakan sebagai emolien dan sebagai basis untuk supositoria (Gunawan, 2004).

Umbi-umbian merupakan salah satu sumber karbohidrat yang disimpan dalam bentuk polisakarida seperti pati/amilum. Amilum dapat diisolasi dengan mengekstrak ubi dengan air. Selanjutnya endapan yang diperoleh ekstrak dengan etanol. Secara umum, amilum terdiri dari 20% bagian yang larut air (amilosa) dan 80% bagian yang tidak larut air (amilopektin). Hidrolisis amilum oleh asama mineral menghasilkan glukosa sebagai produk akhir secara hampir kuantitatif (Gunawan, 2004).

Ubi jalar memiliki kandungan nutrisi yang tinggi seperti karbohidrat (pati dan serat pangan), vitamin dan mineral (kalium dan fosfor). Dengan demikian, ubi jalar memiliki potensi yang baik untuk dipertimbangkan dalam menunjang program diversifikasi pangan yang berbasis pada tepung dan pati. Ubi jalar memiliki jenis yang berbeda-beda dengan kandungan komposisi kimia yang bebeda juga. Kadar pati pada ubi jalar oranye sebesar 15.18%, pada ubi jalar putih 28.79%, dan pada ubi jalar ungu 12.64% (Davies, 2006).

Perlakuan pada amilum dapat dilakukan melalui uji kimia dan uji mikroskopik. Uji kimia dapat dilakukan dengan penambahan iodium. Warna biru akan terbentuk yang berasal dari amilum yang diberikan penambahan iodine. Bila amilum dipanaskan, spiral merenggang, molekul-molekul iodine terlepas sehingga warna biru hilang namun saat dingin iodine terlepas akan terikat kembali dan terbentuk biru kembali. 2Uji mikroskopik dilakukan dengan Ditimbang amilum sebanyak 100 mg dan diletakkan pada gelas objek. Selanjutnya ditambahkan 2 tetes aquadest, lalu diamati bentuk hilus, lamela dari amilum jagung di bawah mikroskop dengan perbesaran 400x (Voight, 1984).

Fungsi amilum dalam dunia farmasi digunakan sebagai bahan penghancur atau pengembang (disintegrant) yang berfungsi untuk membantu hancurnya tablet setelah ditelan (Syamsuni H,A. 2007).


BAB III PROSEDUR KERJA

III.1.   Alat dan bahan

III.1.1   Alat yang digunakan

a.   Pemeriksaan amilum dengan Larutan Iodium

                                Ø  Batang Pengaduk

                                Ø  Beker Glass

                                Ø  Hotplate

                                Ø  Kain Putih

                                Ø  Tabung Reaksi Kecil

b.   Pemeriksaan amilum secara mikroksopi

                                Ø  Gelas Obyek

                                Ø  Gelas Penutup

                                Ø  MIkroskop

                                Ø  Pipet Tetes

 

III.1.2  Bahan yang digunakan

a.   Pemeriksaan amilum dengan Larutan Iodium

                                Ø  Larutan Iodium

                                Ø  Pati Ubi Jalar Putih

b.   Pemeriksaan amilum secara mikroksopi

                                  Ø  Aquadest

                                    Ø  Pati Ubi Jalar Putih

III.2.   Cara Kerja

a.     Pemeriksaan amilum dengan Larutan Iodium

Buat larutan amilum 2%. Paskan 5 menit (mendidih) lalu dinginkan, untuk semua jenis amilum yang diperiksa masukkan dalam tabung reaksi. Tambahkan 3 tetes larutan Iodium. Catat warna yang terjadi saat dipanaskan dan digunakan dan

didinginkan untuk masing-masing jenis amilum yang diperiksa, lalu bandingkan hasilnya dengan literature. 

b.     Pemeriksaan amilum secara mikroksopi

Ambil sedikit amilum (secukupnya). Letakkan diatas gelas obyek, tetesi sedikit air dan tutup dengan gelas penutup. Amati bawah miskroskop dengan perbesaran lemah dan perbesaran kuat. Analisis bentuk amilum dari masing-masing speises tanaman.


 BAB IV  
HASIL

1.  Pemeriksaan amilum dengan Larutan Iodium

 

 

 

 

 

NO

 

 

 

 

Amilum

 

 

 

 

Pereaksi

Pengamatan

 

Warna yang dihasilkan

Sebelum dipanaskan

Sesudah dipanaskan

Setelah dingin

 

 

1

 

 

Pati Ubi Jalar Putih

 

 

Iodium

 

Warna menjadi ungu

 

Warna menjadi putih kecoklatan

Warna menjadi putih kecoklatan dan

menggumpal

2.  Pemeriksaan amilum secara mikroksopi

 

 

 

 

 

NO

 

 

 

 

Amilum

Pengamatan

 

Gambar

 

Gambar hasil pengamatan

 

Perbesaran Gambar

 

Gambar menurut literature

 

 

 

 

1

 

 

 

Pati Ubi Jalar Putih

 


 


 



 BAB V PEMBAHASAN

Dalam percobaan kali ini dilakukan dua pemeriksaan yaitu pemeriksaan amilum dengan larutan iodium dan pemeriksaan amilum secara mikroskopi. Yang tertujuan untuk mahasiswa dapat mengetahui dan membedakan macam-macam amilum yang umum digunakan dalam sediaan farmasi.

Pada pemeriksaan amilum dengan larutan iodium. Siapkan alat dan bahan yang digunakan yaitu: Batang pengaduk, beker glass, hotplate, kain putih, tabung reaksi, larutan Iodium dan pati ubi jalar putih. Pertama yang dilakukan ialah amilum 2% dimasukkan kedalam tabung reaksi dan diberi 3 tetes larutan iodium. Berubah berwarna ungu. Hasil ini sesuai dengan literature yang menyatakan bahwa amilosa dan iodin akan berwarna biru, amilopektin dengan iodine akan berwarna violet, glikogen maupun dekstrin dengan iodium akan berwarna merah coklat, karena amilum mengandung 80% amilopektin dan memiliki kandungan amilosa 20% sehingga jika ditambahkan larutan iodium maka pati ubi jalar akan berubah menjadi warna ungu menurut (Musta,2018).

Setelah itu dipanaskan diatas hotplate didalam beker glass yang sudah mendidih dan berwarna putih kecoklatan. Lalu, dinginkan amilum yang telah dipanaskan dan diperoleh warna putih kecoklat mengumpal. Hal ini tidak sesuai dengan literature yang menyatakan bahwa ketika didinginkan warna larutan akan kembali seperti semula menurut (Nurlita, 2002). Sehingga dapat dikatakan bahwa hasil dari kelompok kami mempunyai kesalahan pada saat pendingginan karena tidak terjadi perubahan warna pada larutan tersebut.

Pada pemeriksaan amilum secara miskroskopi. Siapkan alat dan bahan yang digunakan yaitu: gelas obyek, gelas penutup, mikroskop, pipet tetes, tissu, aquadest dan pati ubi jalar putih. Pertama-tama lap gelas obyek menggunakan tissu, lalu berikan sedikit amilum diatas gelas obyek, berikan aquadest sebanyak 1 tetes dan tutup menggunakan gelas penutup. Setelah itu amati dibawah miskroskopi. Bentuk amilum yang kelompok kami dapatkan yaitu berbentuk butiran-butiran bulat tunggal dan banyak. Hasil dari yang didapatkan sesuai dengan literature yang menyatakan bahwa amilum pati ubi jalar bentuknya berupa butir tunggal, agak bulat atau bersegi kecil menurut (Tjay dan Rhardja, 2007).


BAB VI KESIMPULAN

A.   Kesimpulan

Dari percobaan yang telah kita lakukan, dapat disimpulkan bahwa:

1.    Amilum adalah jenis polisakarida yang banyak terdapat didalam yaitu sebagian besar tanaman terdapat pada umbi, daun, batang dan biji-bijian.

2.    Pada bidang farmasi, amilum terdiri dari granula-granula yang diisolasi dari Zea mays linne (Graminae), Triticum aesticum Linne (Graminae) dan Solanum tuberosum linne (Solanaceae).

3.    Ubi jalar memiliki kandungan nutrisi yang tinggi seperti karbohidrat (pati dan serat pangan), vitamin dan mineral (kalium dan fosfor).

4.    Hasil pati ubi jalar dalam miskroskop berbentuk butiran tunggal dan banyak.

5.    Hasil dari identifikasi larutan iodium menghasilkan warna putih kecoklatan dan menggumpal.

B.   Saran

Semoga dalam praktikum kali ini semua mahasiswa dapat mengerjakan dengan baik dan teliti saat sudah berada di dalam laboratorium.


DAFTAR PUSTAKA

 

Awan, Rry. 2012.Reaksi Uji Karbohidrat (Praktikum Biokimia). Diakses pada tanggal 3 September 2017.

Davies .Schwinn, 2006. Kimia Anorganik Dasar. UI pres. Universitas Indonesia.

Fahn, A. 1995. Anatomi Tumbuhan edisi ketiga.Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Gunawan,D.,Mulyani,S. 2004. Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) jilid 1.

Jakarta : Penebar Swadaya.

Nurlita, F, Muderawan, I, W & Suja, I, W. 2002. Kimia Organik Lanjut.

Singaraja: IKIP N Singaraja.

Poedjiadi. 2009. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta:Universitas Indonesia Press.

Pramesti, H, A, Kusoro, S dan Edy C. Analisis Rasio Kadar Amilosa/Amilopektin dalam amilum dari beberapa jenis umbi. Indonesia Journal of Chemical Science Vol.4(1).

Priyanata, R, B, S. Cokorda, I. S. A,. I, G, N. Jemmy dan Anton, P.2011. Sifat Fisik GRanul Amilum Jagung yang dimodifikasi secara Enzimatis dengan Lactobaciulus acidophilus pada berbagai waktu Fermentasi.

Syamsuni, H. A. 2007. Ilmu Resep. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran.

T. H. Tjay and K. Rahardja, Obat-obat Penting, 7th ed. Jakarta: Elex Media Komputindo, 2007.

Voigt, R. 1984. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Yogyakarta : UGM Press.


 

 

 

 

 

 

 

 

 

LAMPIRAN

 

A.   Pemeriksaan Amilum dengan Larutan Iodium









Amilum yang                                          Amilum yang sudah Sudah dimasukkan                                                                      ditetesi dengan larutan Kedalam tabung reaksi                                                                             Iodium

 









Amilum yang sedang                                    Amilum yang sudah Dipanaskan                                                                              dipanaskan


 

 

 

Hasil amilum yang sudah didinginkan

 

B.   Pemeriksaan amilum secara mikroskopi









Hasil amilum yang dilihat                       amilum yang dibesarkan Secara Mikroskopi

 

Related Posts

There is no other posts in this category.

1 komentar

  1. adakah perbedaan amilum yang diidentifikasi secara kimiawi dengan amilum secara miksroskopi? terimakasih

    BalasHapus

Posting Komentar