LAPORAN
PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI
DAN VIROLOGI
PERTEMUAN
III
MORFOLOGI
BAKTERI, KAPANG DAN KHAMIR
NAMA : JAMAL SARIPA
NIM
: F201601103
KEL : G2
FARMASI
KELOMPOK
: I
BATCH : A
ASISTEN : DIAN
RAHMANIAR. S.Farm., Apt
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MANDALA WALUYA
KENDARI
2018
A.
TUJUAN
PERCOBAAN
Megamati morfologi kapang dan khamir
pada sampel degan menggunakan metode tuang dan metode gores.
B.
URAIAN
SAMPEL
1.
Uraian
Bahan
a. Air
suling (FI III, 1979)
Nama resmi : Aqua
Destilatta
Nama lain : Air suling
/ aquadest
RM/BM : H2O/18,02
Pemerian : Carian jernih, tidak berwarna,
tidak
berbau,dan tidak mempunyai rasa.
Penyimnpanan : Dalam
wadah tertutup baik.
Kegunaan : Debagai pelarut.
b. Alkohol (FI
III, 1979)
Nama resmi :
Aethanolum
Sinonim : Alkohol, etanol, ethyl alkohol
Berat
molekul :
46,07
Pemerian :
Cairan tidak berwarna, jernih, mudah
menguapdan mudah bergerak;baukhas
rasa panas,mudah terbakar dan
memberikan nyala biruyang tidak
berasap.
Kelarutan :
Sangat mudah larut dalam air, dalam
kloroform P dan
dalam eter P
Penyimpanan :
Dalam wadah tertutup rapat, terhindar
daricahaya,ditempat
sejuk jauh dari
nyala api
Kegunaan :
Sebagai pensteril, juga dapat
Membunuhkuman
c. Alumunium
Foil (Dirjen POM. 1979: 639)
Nama Resmi : ALLUMINILL
Nama Lain : Aluminium, aluminium foil.
Rumus Molekul :
Al
Berat Molekul : 26,92
Pemerian : Warna keperakan, tidak berbau,
tidak
berasa.
Kelarutan : Tidak larut dalam air.
Kegunaan : Sebagai pembungkus erlenmeyer dan
tabung reaksi agar larutan tetap steril
dan tidak
menguap.
d. NaCL
(FI III,403)
Nama resmi : NATRII CHLORIDUM
Nama lain : Natrium klorida
RM : NaCL
BM : 58,44
Kelarutan : Larut dalam 2,8 bagian air,dalam 2,7
Nama resmi : NATRII CHLORIDUM
Nama lain : Natrium klorida
RM : NaCL
BM : 58,44
Kelarutan : Larut dalam 2,8 bagian air,dalam 2,7
Bagian air mendidih,dan
dalam kurang
lebih 10 bagian gliserol P.,sukar larut
dalam etanol(95%)
P.
Pemerian : Hablur heksahedral tidak
berwarna
atau serbuk hablur putih, tidak
berbau,
dan rasa asin .
Kegunaan :
Sebagai sumber ion klorida dan ion
natrium.
Penyimpanan : Dalam wadah ntertutup baik .
2. Uraian
medium
a. NA (Nutrien Agar)
Ø Aquadest
(FI edisi III 1979)
Nama resmi : AQUA DESTILATA
Nama lain : air suling
RM / BM :
H20 / 18,02
Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna,
tidak
berasa
tidak berbau
Kelarutan :
larut dalam eter
Penyimpanan :
dalam wadah tertutup baik
Kegunaan :
sebagai pelarut.
Ø Pepton
(Dirjen POM edisi III 1979)
Nama resmi : PEPTON
Nama lain : pepton daging
Pemerian : serbuk, kuning kemerahan sampai
coklat, bau khas, tidak busuk.
Kelarutan : larut dalam air, memberik larutan
berwarna coklat kekuningan yang
bereaksi
agak asam, praktis tidak
larut
dalam etanol (95%) P dan dalam
eter
P.
Kegunaan : sebagai sumber nutriet yang
spesifik
untuk
mikroba bakteri.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik.
Ø Agar
(FI edisi III 1979)
Nama resmi : AGAR
Nama lain : agar-agar
Pemerian :
tidak berbau atau bau lemah,
berasa musilago pada
lidah
Kelarutan :
tidak larut dalam air dingin, dan larut
dalam air mendidih.
Kegunaan : sebagai bahan pemadatan medium.
Penyimpanan :
dalam wadah tertutup baik.
Ø Ekstrak
beef (FI IV 1995 Hal : 1152)
Nama
resmi : EKSTRAK DAGING
SAPI
Nama
lain : Ekstrak beef
Pemerian
: Masa berbentuk
pasta, bewarna coklat
kekunigan sampai coklat tua, bau dan
rasa seperti
daging, sedikit asam,
praktis tidak
larut dalam etanol (96%) p
dan dalam eter p
Penyimpanan :
dalam wadah tetutup baik
Khasiat :
sebagai sumber nutrien yang spesifik
untuk mikroba bakteri
b. PDA (Potato Dekstrosa Agar)
Ø Aquadest
(FI edisi III 1979)
Nama resmi :
AQUA DESTILATA
Nama lain :
air suling
RM / BM : H20 / 18,02
Pemerian : cairan jernih, tidak
berwarna, tidak
berasa tidak berbau.
Kelarutan : larut dalam eter.
Penyimpanan :
dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : sebagai pelarut.
Ø Agar
(FI edisi III 1979)
Nama resmi : AGAR
Nama lain : agar-agar
Pemerian :
tidak berbau atau bau lemah,
berasa musilago pada lidah.
Kelarutan : tidak larut dalam air dingin,
dan larut
dalam
air mendidih.
Kegunaan :
sebagai bahan pemadat medium.
Penyimpanan :
dalam wadah tertutup baik.
Ø Dektrosa
(FI edisi III 1979)
Nama resmi : DEXTROSUM
Nama lai : glukosa, dektrosa
Pemerian : hablur, tidak berwarna,
serbuk halus
atau butiran
putih, tidak berbau, rasa
manis.
Kelarutan : mudah larut dalam air,
sangat mudah
larut dalam air mendidih, agak
sukar larut dalam etanol (95%).
Kegunaan :
sebagai sumber nutrient yang
spesifik untuk mikroba jamur.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik.
Ø Pepton
(Dirjen POM edisi III 1979)
Nama resmi :
PEPTON
Nama lain :
pepton daging
Pemerian : serbuk, kuning kemerahan
sampai
coklat, bau khas, tidak busuk.
Kelarutan : larut dalam air, memberik
larutan
berwarna coklat kekuningan yang
bereaksi
agak asam, praktis tidak
larut
dalam etanol (95%) P dan dalam
eter
P.
Kegunaan :
sebagai sumber nutriet yang spesifik
untuk
mikroba bakteri.
Penyimpanan :
dalam wadah tertutup baik.
Ø Kentang
(FI edisi III 1979)
Regum :
plantae
Divisio : spermatophyta
Sub divisio : angiospermae
Class :
dicotyledonae
Sub class : sympetalae
Ordo :
solanales
Familia :
solanaceae
Genus : solanum
Spesies :
solanum tuberosum
Fungsi medium PDA untuk jamur yaitu sebagai media
pertumbuhan yang baik karena PDA mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah
yang cukup yaitu terdiri dari 20% ekstrak kentang dan 2% glukosa sehingga baik
untuk pertumbuhan kapang dan khamir (Dwijosaputro, 1994).
C.
URAIAN
BAKTERI
1.
Bakteri
E coli
Kerajaan : bacteria
Divisi : phylogenetica
Kelas
: gamma proteobacteria
Bangsa
: eterobacteriales
Suku
: eterobacteriaceae
Marga : escherichia
Jenis : escherihcia
coli
Morfologi :
E coli merupakan bakteri
batang gram negatif, tidak berkapsul, umumnya mempunyai fibria dan bersifat
motil. Sel E coli mempunyai ukuran panjang 2,0-6,0 mm dan lebar 1,1-1,5 mm,
tersusun tunggal, berpasangan. Bakteri ini dapat menggunakan asetat sebagai
sumber karbon. Bakteri ini tumbuh pada suhu antara 10-40°C, dengan suhu optimum
37°C. pH optimum untuk pertumbuhan adalah pada 7,0-7,5, pH minimum pada pH 9,0.
Bakteri ini relatif sangat sensitif terhadap panas dan dapat diinaktifkan pada
suhu pasteurisasi makanan (50-100°C) atau selama pemasakan makanan. (Gandjar
dkk, 1999).
2.
Jamur
roti
Kerajaan
: fungi
Kelas
: zygomycetes
Ordo : mucorales
Famili
: mucoraceae
Genus
: rhizopus
Spesies : rhizopus stolonifer
Morfologi:
Sporangiofor memiliki
panjang 1.5–3 µm, dapat tinggal atau berkelompok 2–7 (umumnya 3-4), muncul dari
stolon yang tidak berwarna hingga berwarna coklat gelap, berdinding halusatau
agak kasr, dan berlawanan arah dengan percabangan rhizoid. Sporangia berbentuk
bulat hingga oval berdiameter 150-360 µm, dan berwarna coklat kehitaman saat
matang. Kolumela berbentuk bulat, oval dan berdiameter 70-160 µm.
Sporangiospora berbentuk tidak teratur, seringkali polygonal atau avoid, bulat,
elips dan memiliki garis pada permukaannya dan berukuran7-15 x 6-8 µm.
Klamidospora tidak terbentuk pada stolon, kadang-kadang dapat ditemukan pada
hifa yang lebat pada medium (submerged) (Gandjar dkk, 1999).
D.
Alat
dan Bahan
1.
Alat
a. Autoklaaf
b. Batang
pegaduk
c. Bunsen
d. Cawan perti
e. Erlenmeyer
250 ml
f. Gelas ukur
10 ml
g. incubator
h. Oven
i. Ose lurus
j. Ose bukat
k. Kaki tiga
l. pinset
m. Pipet volume
n. Rak tabung
o. Sendok
tanduk
p. Spoit 10 ml
q. Tabung
reaksi
2. Bahan
a. Alkohol
b. Aluminium
foil
c. Aquadest
d. Kapas
e. Label
f. Na (Nutrient
Agar)
g. NaCl
(Natrium Clorida)
h. NB (Nutrient
Broth)
i. PDA (Potato
Dekstrosa Agar)
j. Baktri (Escherichia coli)
k. Jamur (Rhizopus stolonifer)
E.
SKEMA KERJA
a. Pembuatan medium NA
Ditimbang 4 gram NA
masukan dalam erlemeyer
|
![]() |
Dilarutkan dengan aquades
200 ml
|
![]() |
Dipanaskan hingga mendidih
sesekali diaduk
|
![]() |
Didinginkan dan dibungkus
kertas lalu diikat dengan karet
|
![]() |
Dimasukan kedalam autoklaf
selama 10 menit
|
b.
Pembuatan medium NB
Ditimbang 0,8 gram NB
masukan dalam erlemeyer
|
![]() |
Dilarutkan dengan aquades
100 ml
|
![]() |
Dipanaskan hingga mendidih
sesekali diaduk
|
![]() |
Didinginkan dan dibungkus
kertas lalu diikat dengan karet
|
![]() |
Dimasukan kedalam autoklaf
selama 10 menit
|
c.
Pembuatan medium PDA
Ditimbang
15,6 gram PDA masukan dalam erlemeyer
|
![]() |
Dilarutkan
dengan aquades 400 ml
|
![]() |
Dipanaskan
hingga mendidih sesekali diaduk
|
![]() |
Didinginkan
dan dibungkus kertas lalu diikat dengan karet
|
![]() |
Dimasukan
kedalam autoklaf selama 10 menit
|
d.
Pembuatan biakan bakteri
Dimasukan 15 ml NaCL kedalam tabung
reaksi
|
![]() |
Diambil 1 ose bakteri E.coli
|
![]() |
Ditancapkan kedalam tabung reaksi yang
berisi NaCL
|
e.
Pembuatan biakan jamur roti
|
f.
Inokulasi bakteri ecoli pada medum NB
Diambil medum NB 5 ml, masukan kedalam
tabung reaksi
|
![]() |
Ditutup kembali menggunakan kapas,
Diamkan hingga memadat
|
![]() |
Ditancapkan 1 ose bakteri E.coli secar tegak
|
![]() |
Diinokulasi langsung pada medium cair
|
![]() |
Diamati bentuk koloninya
|
g.
Inokulasi bakteri ecoli pada medium NA
1.
Tabung reaksi
Diambil medium NA 5 ml,
masukan dalam tabung reaksi
|
![]() |
Ditutup kembali dengan kapas,
diamkan sampai memadat
|
![]() |
Ditambahkan 1 ose bakteri E.coli secara tegak lurus
|
![]() |
Diinokulasi tabung biakan selama 1 x
24 jam
pada suhu 37˚C
|
![]() |
Diamati dan digambar bentuk koloni
|
2.
Cawan petri
Diambil medium NA 15 ml,
masukan dalam cawan petri
|
![]() |
Diamkan sampai memadat
|
![]() |
Digores bakteri ecoli diatas permukaan
medium
mulai dari atas samapi keujung bagian
bawah
|
![]() |
Diinokulasi tabung biakan selama 1 x
24 jam
pada suhu 37˚C
|
![]() |
Diamati dan digambar bentuk koloni
|
h . Inokulasi
jamur roti pada medium PDA
1.
Tabung reaksi
Diambil medium PDA 5 ml,
masukan dalam tabung reaksi
|
![]() |
Ditutup kembali dengan kapas,
diamkan sampai memadat
|
![]() |
Ditancapkan 1 ose jamur roti secara
tegak lurus
|
![]() |
Diinokulasi tabung biakan selama 2 x
24 jam
pada suhu 27˚C
|
![]() |
Diamati dan digambar bentuk koloni
|
2.Cawan
petri
Diambil medium PDA 15 ml,
masukan dalam cawan petri
|
![]() |
Diamkan sampai memadat
|
![]() |
Digores jamur diatas permukaan medium
mulai dari atas samapi keujung bagian
bawah
|
![]() |
Diinokulasi tabung biakan selama 2 x
24 jam
pada suhu 27˚C
|
![]() |
Diamati dan digambar bentuk koloni
|
F.
HASIL
PRAKTIKUM
Gambar
pengamatan pada medium NB
Gambar
|
Keterangan
|
Tabung
reaksi 5 ml NB
|
Mikroorganisme
: Escherichia coli
Hasil
:
Pada umumnya ini hanya sedikit bakteri yang
dapat tumbuh, dengan tipe pertumbuhan membentuk cincin pada permukaan cairan
medium NB serta medium ini juga tampak sedikit adanya kekeruhan.
|
b. Gambar
pengamatan pada medium NA
Gambar
|
Keterangan
|
Tabung reaksi 5 ml NA
|
Mikroorganisme : Erscherichia coli
Hasil :
Ø Koloni berdasarkan
bentuk : papiliate berbentuk seperti pedang
Ø Koloni :
berdasarkan kebutuhan O2:aerob
Ø Karakteristik optik
: transculent/dapat menembus sebagian cahaya
Ø Terdapat adanya
kekeruhan
|
Gambar
|
Keterangan
|
Cawan petri 15 ml NA
|
Mikroorganisme :Escherichiacoli
Hasil :
Ø Ukuran koloni :
pinpoint (titik-titik)
Ø Bentuk koloni :
circular
Ø Karakteristikb
optiknya : transculent (dapat menembus cahaya sebagian)
Ø Warna medium :
putih
Ø Titik pusat : tidak
terdapat titik pusat
Ø Bentuk permukaan :
halus mengkilap
Ø Margin : tepian
yang berombak
|
c. Gambar
pengamatan pada medium PDA
Gambar
|
Keterangan
|
Tabung reaksi 5 ml PDA
|
Mikroorganisme : Rhyzopus stolonifer
Hasil :
Ø Koloni berdasarkan
bentuk : beaded
Ø Koloni berdasarkan
kebutuhan : mikroaefilik
Ø Karakteristik optic
: Transculent/dapat menembus cahaya sebagian
|
Gambar
|
Keterangan
|
Cawan petri 5 ml PDA
|
Mikroorganisme
: Rhyzopus
Stolonifer
Hasil :
Ø Ukuran koloni :
small (kecil)
Ø Bentuk koloni:
Ryzoid
Ø Karakteristik
optiknya : transculent (dapat menembus cahaya sebagian)
Ø Warna medium :
sedikit kekuningan
Ø Titik pusat : tidak
terdapat titik pusat
Ø Bentuk permukaan :
halus mengkilap
Ø Margin : teoian
tertekuk
|
G. PERHITUGAN
Ø Perhitugan pembuatan medium
1. Medium
NB
8 gram : 1000 ml x 100 = 0,8 gram
2. Medium
NA
20 gram : 1000 x 200 = 4 gram
3. Medium
PDA
39 gram : 1000 x 100 = 15, 6 gram
H.
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakkan
percobaan mengenai morfologi bakteri, kapang, dan khamir dengan tujuan untuk
megamati morfologi bakteri, kapang dan khamir degan menggunakan metode tuang,
metode gores, dan secara mikroskopik.
Fungi adalah mikroorganisme tidak berklorofil, berbentuk
hifa atau sel tunggal, eukariotik, berdinding sel dari kitin atau selulosa,
bereproduksi seksual dan aseksual dalam dunia kehidupan fungi merupakan kingdom
tersendiri, karena cara mendapatkan makanannya berbeda dari organisme
eukariotik lainnya yaitu melalui absorbsi. Sebagian besar tubuh fungi terdiri
atas benang-benang yang disebut hifa yang saling berhubungan berjalin semacam
jala, yaitu miselium. Miselium dapat dibedakan atas miselium vegetativ yang
berfungsi nenyerap nutrien dari lingkungan dan miselium fertil yang
berfungsi dalam reproduksi ( Jutono, 200)
Pada praktikum kali ini digunakan sampel jamur roti dan
bakteri Escherichia coli dengan medium yang
digunakan yaitu NA, NB dan PDA. Escherichia
coli merupakan
bakteri berbentuk batang, gram negatif, mempunyai kapsul, tidak mempunyai
spora, dan bergerak aktif dengan flagella peritrich, dan termasuk bakteri aerob
dan anaerob fakultatif. Sendangkan jamur pada roti yaitu aspergilus, Aspergillus adalah suatu
jamur yang termasuk dalam kelas Ascomycetes
yang dapat ditemukan dimana–mana di alam ini. Ia tumbuh sebagai saprofit pada
tumbuh-tumbuhan yang membusuk dan terdapat pula pada tanah, debu organik,
makanan dan merupakan kontaminan yang lazim ditemukan di rumah sakit dan
Laboratorium (Pestariati, 1995).
Pada praktikum kali
ini dilakukan inokulasi bakteri e.coli dengan menggunakan medium agar tegak dan
medium gores dan medium cair, sehingga dapat diperoleh bentuk bakteri yang
berbeda-beda. Medium yang digunakan untuk bakteri adalah NA untuk medium padat
dan NB untuk medium cair. Dan untuk jamur Rhizopus
stolonifer dengan menggunakan medium agar tegak dan medium gores. Medium
yang digunakan untuk jamur adalah PDA untuk medium padat.
Yang pertama-tama
dilakukan yaitu inokulasi bakteri pada medium NB pada tabung reaksi diambil 5
ml medium NB lalu dimasukan kedalam tabung reaksi diamkan sampai memadat, lalu
ditancapkan 1 ose bakteri e.coli lalu
diinokulasi langsung pada medium cair dan dilakukan pengamatan bentuk
koloninya.
Dari hasil pengamatan
yang telah dilakukan pada medium NB tampak adanya kekeruhan. Hasil ini sudah
sesuai dengan literatur bahwa apabila terdapat kekeruhan pada medium bahwa
bakteri menunjukan adanya kelangsungan hidup dari bakteri, dimana kekeruhan
menunjukan adanya regenerasi atau pembelahan sel bakteri (Waluyo, 2004).
Yang kedua pada medum
NA yaitu pada tabung reaksi, yang dilakukan yaitu diambil medium NA sebanyak 5
ml masukan kedalam tabung reaksi diamkan sampai memadat, lalu ditancapkan 1 ose
bakteri e.coli secara tegak lurus,
lalu diinokulasi biakan selama 1 x 24 jam pada suhu 37˚C dan diamati
pertumbuhan koloninya.
Dari hasil pengamatan
yang telah dilakukan pada medium NA pada tabung reaksi, koloninya berdasarkan
bentuk papilliate, koloninya berdasarkan kebutuhan O2 yaitu aerob
dan terdapat adanya kekeruhan. Berdasarkan kebutuhan O2 tidak sesuai
dengan literatur yaitu e.coli
bersifat fakultatif anaerobic (dapat hidup dengan oksigen tetapi pertumbuhan
optimum pada lingkungan yang tidak menyediakan oksigen) (Jutono, 1980).
Kemudian inokulasi
dengan medium NA dalam cawan petri,, diambil medium sebanyak 15 ml masukan
dalam cawan petri diamkan sampai memadat lalu digores bakteri e,coli secara zig-zag, diinkubasi selama
1 x 24 jam pada suhu 37˚C dan dilakukan pengamatan bentuk koloninya.
Pada pengamatan yang
telah dilakukan pada medium NA pada cawan petri, ukuran koloninya
poinpoint/punctiform (titik-titik). Lalu bentuk koloninya circular. Hal ini
sudah sesuai dengan literature pertumbuhan tidak merata, terjadi kekruhan,
permukaan halus, lembut dan tipis (Jutono, 1980).
Dan
yang ketiga inokulasi dengan medium PDA dalam tabung reaksi, diambil 5 ml
medium lalu masukan dalam tabung reaksi diamkan sampai memadat, lalu tancapkan
1 ose jamur Rhizopus stolonifer
secara tegak lurus, kemudian diinokulasi selama 2 x 24 jam pada suhu 27˚C dan
diamati koloninya.
Dari
hasil pengamatan yang telah dilakukan pada medium PDA, koloni berdasarkan
bentuknya echinulate, koloni berdasarkan O2 falkutatif anaerob. Pada
koloni berdasarkan kebutuhan O2 tidak sesuai dengan literature
dimana menurut literature betuk koloni dari Rhizopus
stolonifer yaitu anaerobic (Gandjar, 1999).
Kemudan pada
inokulasi pada medium PDA pada cawan petri, diambil medium sebanyak 15 ml
masukan dalam cawan petri biarkan hingga memadapat, digores jamur Rhizopus stolonifer secara zig-zag lalu
diinokulasi selama 1 x 24 jam pada suhu 37˚C dan dilakukan pengamatan bentuk
koloninya.
Dari
pengamatan yang dilakukan pada medium PDA pada cawan petri yaitu, ukuran
koloninya small (kecil), bentuk koloninya circular. Hasil ini sudah sesuai
dengan literature bahwa berdasarkan sifatnya jamur koloni bewarna putih
berangsur-angsur menjad abu-abu, tumbuh berlawanan dan terletak pada posisi
yang sama, berbentuk oval hingga bulat dengan dinding halus atau sedikit kasar
(Lay, 1994)).
Alasan perbedaan
lamanya pembiakan bakteri dan jamur yaitu karna lamanya inkubasi bakteri dan
jamur berbeda, ini karena perbedaan waktu yang dibutuhkan bakteri dan jamur
untuk bereproduksi (melakukan pembelahan) berbeda.Bakteri membutuhkan waktu
pembelahan selama 1 - 2 hari sedangkan jamur membutuhkan waktu untuk pembelahan
selama 3 – 5 hari (Dwijoseputro, 1994).
Alasan di
gunakanya medium NA,NB dan PDA pada bakteri Escherischia coli dan jamur Rhizopus yaitu:
Di gunakanya medium NA karana medium NA merukan salah satu media yang umum di
gunakan dalam prosedur bakteriologi. NA di sterilisasi degan
autoklaf degan suhu 1210 selama 10 menit Media ini
sangat baik untuk menkorfirmasi bahwa kontminan tersebut adalah Escherischia coli NA merupakan media padat
yang dapat di gunakan untuk menentukan jenis bakteri coli degan memberikan
hasil positif dalam tabung NB yang mengunakan eosin dan metilin blue sebagai
indikator memberikan perbedaan yang nyata antara koloni yang meragikan laktosa dan yang tidak.
Di gunakannya meium NB kerena Medium NB Merupakan media untuk mikro
organisme yang berbentuk cair. Intinya sama degan NA merupakan media padat yang
dapat di gunakan untuk menentukan jenis bakteri coli degan memberikan hasil
positif dalam tabung NB yang mengunakan eosin dan metilin blue sebagai
indikator memberikan perbedaan yang nyata antara koloni yang meragikan
laktosa dan yang tidak. NB di
sterilisasi degan autoklaf degan suhu 1210 selama 10 menit.
Di
gunakanya medium PDA kerena medium PDA di gunakan untuk membunuh atau
mengidenti fikasi yeast dan kapang. Dapat juga di gunakan untuk enumerasi yeast
dan kapang dalam suatu sampel atau poduk makanan. PDA mengandung sumber
karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu terdiri dari 20% ekstrak kentang 2%
glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan khamir tetapi kurang baik
untuk pertumbuhan bakteri.PDA di sterilisasi degan autoklaf pada suhu 1210
selam 10 menit.
I.
KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa:
1.
Pada medium NB dengan perlakuan pada
tabung reaksi di dapatkan hasil pada medium ini hanya sedikit bakteri yang
dapat tumbuh, degan tipe pertumbuhan membentuk cicin pada permukaan cairan
medium NB serta medium ini juga tampak sedikit adanya kekeruhan dan hal ini
telah sesuai degan literatur
2.
Pada medium NA pada tabung reaksi
koloninya berdasarkan bentuk papilliate, koloninya berdasarkan kebutuhan O2
yaitu aerob dan terdapat adanya kekeruhan ini tidak sesuai dengan literature.
Lalu pada medium NA cawan petri koloninya poinpoint/punctiform (titik-titik).
Lalu bentuk koloninya circular, ini sudah sesuai dengan literature.
3.
Pada medium PDA pada tabung reaksi
hasilnya koloni berdasarkan bentuknya echinulate, koloni berdasarkan O2
falkutatif anaerob. Hal ini tidak sesuai dengan literature. Lalu pada medium
PDA cawan petri yaitu ukuran koloninya small (kecil), bentuk koloninya circular,
ini sudah sesuai dengan literature.
DAFTAR PUSTAKA
Bibiana.
1994. Analisis Mikrobiologi di Laboratorium. Jakarta : Raja Grafindo
Persada.
Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Depkes RI : Jakarta
Hasanuddin
silvi, 2018. Penuntun Mikrobiologi dan Virologi. STIKES MW : Kendari.
Jutono, J. Soedarsono, S.
Hartadi, S. Kabirun, Suhadi & Susanto. 2000. Pedoman Praktikum
Mikrobiologi Umum. Yogyakarta:Departemen Mikrobiologi Fakultas Pertanian
UGM