LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS II “PENETAPAN KADAR SENYAWA DALAM SEDIAANTETES MATA”



LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS II
PENETAPAN KADAR SENYAWA DALAM SEDIAANTETES MATA

                                  



DISUSUN OLEH :
G2 FARMASI


PROGRAM STUDI S1 FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MANDALA WALUYA
KENDARI
2018






BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
            Spektrofotometri merupakan salah satu cabang analisis instrumental yang mempelajari interaksi anatara atom atau molekul dengan radiasi elektromagnetik. Interaksi antara atom atau molekul dengan radiasi elektromagnetik dapat berupa hamburan (scattering), absorpsi (absorption), emisi (emission). Interaksi antara radiasi elektromagnetik dengan atom atau molekul yang berupa absorbsi melahirkan spektrofotometri absorpsi antara lain spektrofotometri ultraviolet (UV), spektrofotometri sinar tampak (VIS), spektofotometri infra merah (IR).
            Spektrofotometri ultra violet yang dipakai untuk aplikasi kuantitatif menggunakan radiasi dengan panjang gelombang 200-380 nm, sedangkan spektrofotometri sinar tampak menggunakan reaksi dengan panjang gelombang 380-780 nm. Molekul yang dapat memberikan absorbsi yang bermakna pada panjang gelombang 200-780 nm adalah molekul-molekul yang mempunyai gugus kromofor dan gugus auksokrom.
            Spektrofotometer UV-VIS banyak dimanfaatkan seperti dalam analisis logam berbahaya dalam sampel pangan atau bahan yang sering digunakan dalam kehidupan. Air merupakan salah satu kebutuhan yang luas oleh masyarakat. Beragam sumber air yang digunakan dalam keseharian. Salah satu sumbernya ialah air sumur. Kandungan dalam air sangat mempengaruhi kesehatan masyarakat yang menggunakannya.
            Spektrofotometer UV-Vis merupakan alat dengan teknik spektrofotometer pada daerah ultra-violet dan sinar tampak. Alat ini digunakan guna mengukur serapan sinar ultra violet atau sinar tampak oleh suatu materi dalam bentuk larutan. Konsentrasi larutan yang dianalisis sebanding dengan jumlah sinar yang diserap oleh zat yang terdapat dalam larutan tersebut.
    


I.2  Tujuan
            Praktikum kali ini bertujuan untuk menganalisis kadar kloramfenikol dalam sediaan sirup.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Dasar Teori
            Spektrofotometri adalah suatu metode analisis yang berdasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombang yang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dan detector vacuum phototube atau tabung foton hampa. Alat yang digunakan adalah spektrofotometer, yaitu sutu alat yang digunakan untuk menentukan suatu senyawa baik secara kuantitatif maupun kualitatif dengan mengukur transmitan ataupun absorban dari suatu cuplikan sebagai fungsi dari konsentrasi. Spektrometer menghasilkan sinar dari spectrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau diabsorbsi (Harjadi, 1990).
            Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Sedangkan pengukuran menggunakan spektrofotometer ini, metoda yang digunakan sering disebut dengan spektrofotometri (Basset, 1994).
            Spektrometri UV-Vis adalah salah satu metoda analisis yang berdasarkan pada penurunan intensitas cahaya yang diserap oleh suatu media. Berdasarkan penurunan intensitas cahaya yang diserap oleh suatu media tergantung pada tebal tipisnya media dan konsentrasi warna spesies yang ada pada media tersebut. Spektrometri visible umumnya disebut kalori, oleh karena itu pembentukan warna pada metoda ini sangat menentukan ketelitian hasil yang diperoleh. Pembentukan warna dilakukan dengan cara penambahan pengompleks yang selektif terhadap unsur yang ditentukan (Fatimah, 2005).
            Spektrofotometri menyiratkan pengukuran jauhnya penyerapan energi cahaya oleh suatu sistem kimia itu sebagai suatu fungsi dari panjang gelombang radiasi, demikian pula pengukuran penyerapan yang menyendiri pada suatu panjang gelombang tertentu (Underwood, 1986).
            Spektrofotometri ini hanya terjadi bila terjadi perpindahan elektron dari tingkat energi yang rendah ke tingkat energi yang lebih tinggi. Perpindahan elektron tidak diikuti oleh perubahan arah spin, hal ini dikenal dengan sebutan tereksitasi singlet (Khopkar, 1990).
            Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Sedangkan pengukuran menggunakan spektrofotometer ini, metoda yang digunakan sering disebut dengan spektrofotometri. Spektrofotometri dapat dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan visual dengan studi yang lebih mendalam dari absorbsi energi. Absorbsi radiasi oleh suatu sampel diukur pada berbagai panjang gelombangdan dialirkan oleh suatu perkam untuk menghasilkan spektrum tertentu yang khas untuk komponen yang berbeda (Saputra, 2009).
            Salah satu contoh instrumentasi analisis yang lebih kompleks adalah spektrofotometer UV-Vis. Alat ini banyak bermanfaat untuk penentuan konsentrasi senyawa-senyawa yang dapat menyerap radiasi pada daerah ultraviolet (200 – 400 nm) atau daerah sinar tampak (400 – 800 nm). Analisis ini dapat digunakan yakni dengan penentuan absorbansi dari larutan sampel yang diukur.
            Prinsip penentuan spektrofotometer UV-Vis adalah aplikasi dari Hukum Lambert-Beer, yaitu:
A = – log T = – log It / I0 = ε . b . C
Dimana:          
A = Absorbansi dari sampel yang akan diukur
T = Transmitansi
I0 = Intensitas sinar masuk
It = Intensitas sinar yang diteruskan
ε = Serapan molar
b = Tebal kuvet yang digunakan
C = Konsentrasi dari sampel
(Tahir, 2009).
            Dari persamaan di atas dapat diketahui bahwa serapan (A) tidak memiliki satuan dan biasanya dinyatakan dengan unit absorbansi. Serapan molar pada persamaan di atas adalah karakteristik suatu zat yang menginformasikan berapa banyak cahaya yang diserap oleh molekul zat tersebut pada panjang gelombang tertentu. Semakin besar nilai serapan molar suatu zat maka semakin banyak cahaya yang diabsorbsi olehnya, atau dengan kata lain nilai serapan (A) akan semakin besar.
            Hukum Lambert-Beer di atas berlaku pada larutan dengan konsentrasi kurang dari sama dengan 0.01 M untuk sebagian besar zat. Namun, pada larutan dengan konsentrasi pekat maka satu molekul terlarut dapat memengaruhi molekul terlarut lain sebagai akibat dari kedekatan masing-masing molekul pada larutan dengan konsentrasi yang pekat tersebut. Ketika satu molekul dekat dengan molekul yang lain maka nilai serapan molar dari satu molekul itu akan berubah atau terpengaruh. Secara keseluruhan, nilai absorbansi yang dihasilkan pun ikut terpengaruh, sehingga secara kuantitatif nilai yang ditunjukkan tidak mencerminkan jumlah molekul yang diukur di dalam larutan uji.



II. 2 Uraian Bahan
II.2.I  Aquadest (Dirjen POM 1979, 96)
     Nama resmi                 : AQUADESTILLATA
     Nama lain                    : Air suling, Aquadest
     Rumus kimia               : H2O
Berat molekul              : 18,02
Pemerian                      : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak                                                                   mempunyai rasa.
Penyimpanan               : Dalam wadah tertutup.
II.2.2 Alkohol (Dirjen POM 1979, 65)
Nama resmi                 : Aethanolum
Nama Lain                   : Alkohol, etanol, ethyl alkohol
Rumus molekul           : C2H6O
Berat molekul              : 46,07
Pemerian                      : Cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap                                                         dan mudah bergerak; bau khas rasa panas,mudah                                                      terbakar dan memberikan nyala biruyang tidak                                                         berasap.
Kelarutan                     : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform  P                                                      dan dalam eter P
Penyimpanan               : Dalam wadah tertutup rapat, terhindar daricahaya,                                                                 ditempat sejuk jauh dari nyala api.
Kegunaan                    : Sebagai zat tambahan, juga dapat membunuh                                                            kuman
II.2.3 Kloramfenikol palmitat
     Nama resmi                 : ???
     Nama lain                    : ?????
     Rumus kimia               : C11H12Cl2N2O5
            Berat molekul              : 323,13

Pemerian                      : Hablur halus berbentuk jarum atau lempeng
                                                                   memanjang; putih hingga putih kelabu atau putih
                                                   kekuningan; larutan praktis netral terhadap lakmus
                                                   P; stabil dalam larutan netral atau larutan agak
                                                   asam.
            Kelarutan                    : Sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol,
                                                  dalam propilenglikol, dalam aseton dan  dalam etil
                                                  asetat.
Penyimpanan               : Dalam wadah tertutup.
farmakologi


III.2 Prosedur Kerja
            III.2.1 Preparasi larutan uji
1.      Diukur 1,4 ml sirup kloramfenikol
2.      Dimasukan kedalam labu takar 100 ml
3.      Dimasukan 50 ml aquadest
4.      Didiamkan 15 menit
5.      Ditambahkan dengan aquadest sampai tanda batas
6.      Dipipet 5 ml, dimasukkan dalam labu takar 100 ml
7.      Diencerkan dengan etanol sampai tanda batas
8.      Dihomogenkan
III.2.2 Preparasi larutan pembanding
1.        Ditimbang kloramfenikol serbuk sebanyak 30 mg
2.        Dimasukkan kedalam labu takar 50 ml
3.        Ditambahkan 20 ml etanol
4.        Didiamkan selama 15 menit
5.        Ditambahkan etanol sampai tanda batas
6.        Dipipet 3 ml larutan, lalu dimasukkan dalam labu takar 50 ml
7.        Ditambahkan etanol sampai tanda batas
III.2.3 Pengukuran absorbansi larutan
1.      Disiapkan larutan yang akan diuji
2.      Diisi kuvet dengan larutan etanol ( Blanko )
3.      Dimasukkan kuvet dalam alat spektrofotometer
4.      Dilihat absorbansi larutan blanko ( Etanol )
5.      Dilakukan hal yang sama untuk larutan uji dan larutan pembanding



III.3 Skema Kerja
III.3.1 Preparasi larutan uji
Diukur 1,4 ml sirup kloramfenikol

 Dimasukan kedalam labu ukur 100 ml

    Ditambahkan 50 ml aquadest

     Didiamkan selama 15 menit

Ditambahkan aquadest sampai tanda batas

       Dipipet 5 ml larutan

 Dimasukkan kelabu ukur 100 ml
 

 Diencerkan dengan etanol hingga tanda batas
                                            
                                                   Dihomogenkan
III.3.2 Preparasi larutan pembanding
                          Ditimbang 35 mg kloramfenikol

                      Dimasukkan kedalam labu ukur  50 ml

                              Ditambahkan 20 ml etanol

                             Didiamkan selama 15 menit

                    Ditambahkan etanol sampai tanda batas
 

         Dipipet 3 ml larutan

                                 Dimasukkan dalam labu takar 50 ml

                               Ditambahkan etanol sampai tanda batas
            III.3.3 Pengukuran absorbansi larutan
                                     Disiapkan larutan yang akan diuji

                                      Diisi kuvet dengan larutan etanol

                           Dimasukkan kuvet dalam alat spektrofotometer

                               Dilihat absorbansi larutan etanol ( Blanko )

              Dilakukan hal yang sama untuk larutan uji dan larutan pembanding



BAB IV
HASIL DAN PENGAMATAN
IV. 1 Hasil Pengamatan
IV.1.1 Table hasil pengamatan 
Replikasi
Larutan uji
Larutan blanko
Larutan pembanding
1
0,00
0,00
0,00
2
0,058
0,00
0,00

IV.1.2 Perhitungan
A.    Perhitungan untuk BJ kloramfenikol
Dik : Bobot pikno + sampel            = 87,28 gr
         Bobot pikno kosong              = 30,93 gr
         Volume pikno                        = 50 ml
Dit  : BJ dari kloramfenikol ..?
Peny :
BJ kloramfenikol = ( Bobot pikno + sampel ) – Bobot pikno Volume pikno
                                    = 87,28 gram – 30,93 gram
                                                      50 ml
                                    = 1,12 gram / ml
B.     Untuk menentukan nilai W
Dik : Au = 0,058
         Ao = 0,00
                             Ab = 0,00
                             Bb = 35 mg
                             Fu = 20
                             Fb = 17
                   Dit : W ..?
                   Peny :
                               W  =  Au – Ao   x  Bb  x  Fu
                                             Ab                    Fb
                                     =  0,058 – 0,00     x   35 mg   x   20
                                              0,00                               17
                                    =  0
C.  Untuk menentukan kadar
Dik :  W   = 0
          Bu = 35 mg
          Bj  = 1,12
          Ke = 125
          Ve = 5
Dit :   Kadar ?
Peny :
            Kadar =   W    x   Bj     x   Ve   x   100 %
                                             Bu        Ke
                                       =       0       x    1,12    x  5  x  100 %
                                            35 mg         125
                                       =  0




BAB V
PEMBAHASAN
       Kloramfenikol adalah obat antibiotik berspektrum luar yang aslinya berasal dari beberapa streptomycetes, termasuk S. Venezuelae, S. Chloromyceticus, S. Omyamensis. Penelitiannya untuk penggunaan pada pengobatan infeksi yang dibuat pada percobaan termasuk yang disebabkan oleh bakteri gram positif dan gram negative serta raketsia menunjukkan sifat toksik yang tidak dikehendaki ( Faye, 1996 ).
       Metode spektrofotometri UV – VIS digunakan untuk mendapatkan banyak jenis bahan obat. Cara untuk menetapkan kadar sampel adalah dengan membandingkan absorbansi sampel dengan absorbansi baku atau dengan menggunakan persamaan liniar yang menyatakan hubungan antara konsentrasi baku dengan absorbansinya dan selanjutnya digunakan untuk menghitung kadar dalam sampel ( Dachriyanus, 2004 ).
       Tujuan dari percobaan kali ini yaitu untuk menganalisis kadar kloramfenikol dalam sediaan sirup dengan metode spektrofotometri UV – VIS dengan cara mengukur absorbansi dari suatu cuplikan sebagai fungsi dari konsentrasi.
       Dari percobaan yang dilakukan, gterdapat beberapa perlakuan yang pertama menentukan BJ dari kloramfenikol dimana perlakuan ini bertujuan untuk menentukan volume zat padat yang tidak beraturan dengan menggunakan piknometer, selanjutnya preparasi larutan uji dilakukan pendiaman selama 15 menit bertujuan untuk melihat keadaan optimum yang ditandai dengan menghasilkan puncak pada kurva dan mengubah nilai absorbansi saat pengukuran dengan etanol. Perlakuan selanjutnya adalah pengenceran dari sampel uji yang digunakan bertujuan agar sampel tidak terlalu pekat sehingga nilai absorbansinya dapat diukur dengan alat spektrofotometri.
       Pada praktikum kali ini digunakan sampel uji berupa sediaan sirup kloramfenikol dan larutan baku berupa sediaan serbuk kloramfenikol dan larutan blanko berupa etanol. Penggunaan larutan baku serbuk karena sediaan ini sudah diketahui konsentrasinya sedangkan penggunaan larutan uji berupa sirup karena konsentrasinya atau kadarnya belum diketahui sehingga pengujianpun dilakukan, penggunaan etanol sebagai larutan blanko yang awalnya sudah digunakan sebagai pelarut karena etanol sudah memenuhi syarat pada pengujian spektro antara lain : Dapat meneruskan radiasi dalam daerah panjang gelombang yang sedang dipelajari ( Underwood, 1990 ).
       Pada praktikum kali ini didapatkan hasil untuk larutan uji, larutan blanko dan larutan pembanding yaitu 0,000 pada replikasi pertama dan untuk replikasi kedua didapatkan hasil untuk larutan uji sebesar 0,058 dan untuk larutan blanko dan larutan pembanding didapatkan hasil 0,000. Hasil yang tidak didapatkan pada pengukuran ini terjadi karena beberapa factor kesalahan misalnya dari tingkat kepekatan sampel uji yang tinggi akibat kekurangan proses pengenceran. Adapun faktor pengenceran larutan uji yang didapatkan yaitu 20 kali sedangkan faktor pengenceran larutan baku sebesar 17 kali dan didpatkan nilai W sebesar 0,000 mg dan kadar nilai kadar sebesar 0,000 mg. Hal ini tidak sesuai literature yang menyatakan bahwa kandungan kloramfenikol tidak kurang dari 90% dan tidak lebih dari 120% sehingga hasil ini tidak memenuhi persyaratan kadar ( Dirjen POM, 1979 ).
       Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi ketidaksesuaian hasil antara lain ( Marzuki, 2007 ).
1.      Ketidaktelitian praktikan dalam menimbang sampel
2.      Kurang bersihnya alat – alat yang digunakan
3.      Kepekatan pada sampel yang tinggi
4.      Ketidaktelitian praktikan dalam menggunakan alat spektrofotometri.



BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
        Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1.      Kadar kloramfenikol yang diperoleh adalah 0, hal ini tidak sesuai dengan    literature yang menyatakan bahwa kadar kloramfenikol tidak kurang dari 90% dan tidak lebih dari 120%.
2.      Hasil yang tidak sesuai diakibatkan oleh faktor kesalahan misalnya larutan yang digunakan memiliki tingkat kepekatan yang tinggi serta kurang telitinya praktikan dalam menggunakan alat spektrofotometri UV – VIS.
V.2 Saran
       Disarankan untuk praktikan agar lebih teliti dalam melakukan pengujian serta alat dan bahan yang ada dalam praktikum lebih di lengkapi agar memudahkan dalam melakukan pengujian.
Lampiran



DAFTAR PUSTAKA
Dirjen POM, 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
Gandjar, I. G. & Rohman, A., 2007. Kimia Farmasi Analis. Pelajar . Yogyakarta.
Khopkar, S. M.,2010. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitas Indonesia press.
                   Jakarta

Related Posts

There is no other posts in this category.