PROPOSAL PENELITIAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI.IIS 1 SMA NEGERI 2 BAUBAU



PROPOSAL PENELITIAN


PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI.IIS 1 SMA NEGERI 2 BAUBAU




RIFO TRY SOFIADIN
1515040004




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2018






PERSETUJUAN UJIAN PROPOSAL PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI.IIS 1 SMA 2 BAUBAU


Diajukan oleh:
RIFO TRY SOFIADIN
1515040004



Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing untuk persyaratan ujian proposal penelitian jurusan geografi fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas negeri makassar



Makassar, Maret 2018


Disetujui oleh :





Pembimbing I                                                           Pembimbing II




Drs .Suprapta HS.,M.Si                               Drs. H. Sukri Nyompa.,SH.,M.Si.,Ph.D
NIP:196302021992031001                         NIP:1960030519860110001                                                                                                      


  BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Pendidikan merupakan masalah yang penting bagi setiap bangsa yang sedang menuju pembagunan bangsa. Upaya perbaikan di bidang pendidikan merupakan suatu keharusan untuk selalu di laksanakan agar suatu bangsa dapat maju dan berkembang seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Beberapa upaya di laksanakan antara lain penyempurnaan kurikulum,peningkatan kompetensi guru melalui penataran-penataran,perbaikan sarana-prasarana pendidikan, dan lain-lain. Hal ini dilaksanakan untuk meningkatkan mutu pendidikan bangsa dan terciptanya manusia indonesia seutuhnya.
Dunia pendidikan saat ini merumuskan mutu pendidikan pada peningkatan kegiatan belajar mengajar (KBM) yang didalamnya terdapat guru dan peserta didik yang memiliki perbedaan kemampuan,keterampilan,filsafat hidup dan lain sebagainya. Adanya perbedaan tersebut menjadikan pembelajaran sebagai proses pendidikan memerlukan siasat, pendekatan, metode, teknik, dan model pembelajaran yang bermacam-macam sehingga peserta didik dapat menguasai materi dengan baik dan mendalam. Penguasaan peserta didik terhadap suatu materi dapat di lihat dari kecakapan yang dimiliki peserta didik yang salah satunya adalah peserta didik menggunakan daya nalarnya untuk memecahkan suatu masalah yang ada. Namun kenyataannya sebagian besar peserta didik belum mampu menghubungkan materi yang di pelajari dengan pengetahuan yang digunakan atau di manfaatkan sehingga berakibat pada hasil belajar siswa yang rendah. Hal ini disebabkan guru dalam mengajar cenderung monoton, dalam artian guru sebagai pusat dari pembelajaran tanpa ada timbal balik, kalaupun ada diskusi itu hanya sebatas pembuatan kelompok biaasa dan guru memberikan pertanyaan yang dalam buku saja,sehingga siswa cenderung terpatok pada buku pelajaran, ini menyebabkan siswa kurang dalam aktivitas berpikir untuk menyelesaikan suatu masalah, dan juga kurangnya interaksi antar sesama siswa dalam proses pembelajaran  sehingga tidak menimbulkan diskusi atau perdebatan antar sesama siswa yang dapat meningkatkan aktivitas berpikir siswa. Faktor lain juga yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa adalah kurangnya variasi dalam model pembelajaran sehingga siswa merasa malas dalam mengikuti proses kegiatan belajar mengajar, sehingga berakibat pada tingkat ketuntasan belajar siswa.
Pembelajaran yang berpusat pada siswa atau student centered, peserta didik memiliki kesempatan yang terbuka untuk melakukan kreativitas dan mengembangkan potensinya melalui aktivitas secara langsung sesuai dengan minat dan keinginannya (Rusman,2014:382).
Usaha untuk menjadikan peserta didik sebagai active learner atau pembelajaran yang berpusat pada siswa dapat di wujudkan melalui pemilihan model pembelajaran yang tepat dalam kegiatan belajar mengajar. Model pembelajaran yang dipilih dan diterapkan oleh seorang guru akan sangat mempengaruhi hasil  belajar yanng di peroleh peserta didik. Umumnya, hasil belajar diperoleh dengan cara melakukan evaluasi pembelajaran. Proses pembelajaran di dalam kelas dengan model pembelajaran yang tidak sesuai biasanya membuat peserta didik merasa jenuh atau bosan. Situasi seperti inilah yang menjadi penyebab hasil belajar siswa kurang baik. Untuk mencapai hasil belajar yang baik, sangat di butuhkan kerjasama guru dan peserta didik dalam menciptakan suasana kelas yang kondusif dan menyenangkan. Dalam hal ini guru dituntut untuk memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan di bahas dengan tujuan hasil belajar peserta didik dapat di tingkatkan.
Kemampuan seorang peserta didik dalam mencapai hasil belajar yang maksimal tentunya sangat berpengaruh pada peran serta seorang guru di dalam proses belajar mengajar di dalam kelas. Melibatkan partisipasi peserta didik untuk terlibat langsung dalam proses pemecahan masalah mungkin sangat memmbantu untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik itu sendiri. Apabila peserta didik terlibat langsung dalam hal ini maka akan menemukan sesuatu hal yang baru dalam pengalaman belajar mereka sehingga materi-materi yang di ajarkan dengan mudah di pahami karena adanya keterlibatan langsung dari peserta didik.
Problem Based Learning (PBL) merupakan suatu pembelajaran yang menyajikan berbagai situasi bermasalah kepada sisiwa, yang dapat berfungsi sebagai batu loncatan untuk penyelidikan. Masalah yang di  sajikan adalah masalah yang kontekstual atau masalah yang yang dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari. Pada pembelajaran problrm based learning(PBL) siswa dituntut untuk melakukan pemecahan masalah-masalah yang di sajikan dengan cara menggali informasi sebanyak-banyaknya, kemudian dianalisis dan di cari solusi dari permasalahan yang ada.
Uraian di atas menggambarkan betapa pentingnya kemampuan seorang guru dalam memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Dengan menerapkan model pembelajaran problem based learning(PBL) khususnya  mata pelajaran geografi di sekolah, peserta didik di harapkan mampu memecahkan masalahnya sendiri dan menemukan solusi atas permasalahan yang ada. Apabila hal tersebut terlaksana dengan baik, maka peserta didik akan mendapatkan kepuassan tersendiri karena mampu memecahkan masalah yang ada. Penghargaan yang tinggi kepada kemmapuan diri mereka akan menambah rasa percaya diri peserta didik dan hal ini berpengaruh pada motivasi belajar yang juga akan semakin besar dan secara tidak langsung akan meningkatkan hasil belajar.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti termotivasi akan melakukan sebuah penelitian yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XI IIS 1 SMA Negeri 2 Baubau.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan di atas, maka peneliti dapat merumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
1.    Bagaimanakah aktivitas mengajar guru dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model problem based learning XI.IIS 1 SMA NEGERI 2 BAUBAU?
2.    Bagaimana gambaran hasil belajar peserta didik di kelas XI.IIS 1 SMA NEGERI 2 BAUBAU menggunakan model pembelajaran problem based learning?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin di capai pada penelitiaan ini yaitu sebagai berikut:
1.    Untuk mengetahui bagaimana gambaran aktivitas mengajar guru dalam pelaksanaan  pembelajaran dengan menggunakan model problem based learning
3.     Untuk mengetahui gambaran hasil belajar peserta didik di kelas XI.IIS 1 SMA NEGERI 2 BAUBAU menggunakan model pembelajaran problem based learning
 D. Manfaat Penelitian
Berdasrkan tujuan penelitian yang telah diuraikan di atas, maka peneliti mengharapkan peneliian bermanfaat sebagai berikut:
1.    Bagi siswa,mampu menjadikan peserta didik untuk belajar berfikir kritis dan memiliki keterampilan memecahkan masalah dan menjadikan peserta didik sebagai active learner.
2.    Bagi guru, dapat memberikan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan mengelolah pembelajaaran secara efektif dan sebagai alternatif dalam memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan dan mampu  memperbaiki kinerja  guru dalam proses pembelajaran di kelas,dalam upaya perbaikan pendidikan yang baik di indonesia
3.    Bagi sekolah,diharapkan penelitian ini mendorong atau memotivasi guru dalam menigkatkan mutu pendidikan di sekolah.
4.    Bagi peneliti(Mahasiswa) untuk memberikan pengalaman untuk memperkaya wawasan tentang penelitian yang baik dan benar sesuai prosedur
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka
1.    Model Pembelajaran
a.        Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas. Model tersebut merupakan pola umum perilaku pembelajaran untuk mencapai kompetensi/tujuan pembelajaran yang diharapkan. Model pembelajran adalah pola interaksi siswa dengan guru di dalam kelas yang menyangkut pendekatan,stategi,metode,teknik pembelajaran yang di terapkan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Dalam suatu model pembelajaran ditentukan bukan hanya apa yang harus dilakukan guru,akan tetapi menyangkut tahapan-tahapan,prinsip-prinsip reaksi guru dan siswa serta sistem penunjang yang diisyaratkan. Model pembelajaran  adalah kerangka konseptual dan operasional pembelajaran yang memiliki nama, ciri, urutan logis, pengaturan, dan budaya, sesuai dengan Permendikbud No.103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, Pasal 2.
Jika pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran bahkan termasuk juga taktik pembelajaran, kesemuanya terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut dengan model pembelajaran.
Para ahli menyusun model pembelajaran berdasarkan pada prinsip-prinsip pendidikan, teori psikologis, sosiologis, psikiatri, analisis sistem, atau teori lain (Joyce dan Weil, 1980).
Menurut Joyce dan Weil, suatu model memiliki bagian-bagian sebagai berikut:
a.    Urutan langkah-langkah pembelajaran (syntax) Suatu model pembelajaran memuat sintaks atau urutan atau tahap-tahap kegiatan belajar yang diistilahkan dengan fase, yang menggambarkan bagaimana praktik model tersebut, misalnya bagaimana memulai dan mengakhiri pelajaran.
b.    Adanya prinsip-prinsip reaksi Prinsip reaksi menjelaskan bagaimana guru menghargai dan/atau menilai peserta didik serta bagaimana menanggapi apa yang dilakukan oleh peserta didik dalam proses pembelajaran.
c.    Sistem sosial Sistem sosial menggambarkan bentuk kerjasama guru dan siswa dalam pembelajaran atau peran guru dan siswa dan hubungannya satu sama lain serta jenis-jenis aturan yang harus diterapkan/dilaksanakan.
d.   Sistem pendukung Sistem pendukung menunjuk pada kondisi yang diperlukan untuk mendukung keterlaksanaan model pembelajaran, termasuk sarana dan prasarana, misalnya alat dan bahan, lingkungan belajar, kesiapan guru dan siswa.
Menurut  Amri  (2013:34)  model  pembelajaran  kurikulum  2013 memiliki empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode atau prosedur. Ciri-ciri tersebut yaitu :
1)   Rasional  teoritik  logis  yang  disusun  oleh  para  pencipta  atau  pengembangnya.
2)   Landasan  pemikiran  tentang  apa  dan  bagaimana  siswa  belajar (tujuan pembelajaran yang akan dicapai)
3)   Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil.
4)  Lingkungan  belajar  yang  diperlukan  agar  tujuan  pembelajaran  itu dapat tercapai
Model pembelajaran sangat erat kaitannya dengan gaya belajar peserta didik dan gaya mengajar guru. Usaha guru dalam membelajarkan peserta didik merupakan bagian yang sangat penting dalam mencapai keberhasilan tujuan pembelajaran yang sudah direncanakan
Dari  pendapat  ahli  diatas,  peneliti  menyimpulkan  bahwa  model pembelajaran adalah suatu pola atau perencanaan yang di rancang untuk menciptakan pembelajaran di kelas secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran dapat dijadikan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.




b.             Fungsi Model Pembelajaran
Model pembelajaran memiliki fungsi yaitu sebagai pedoman perancangan dan pelaksanaan pembelajaran. Karena itu pemilihan model sangat dipengaruhi oleh sifat dan materi yang diajarkan,tujuan(kompetensi) yang akan di capai dalam pembelajaran tersebut,serta tingkat kemampuan siswa. Menurut triatno(2010:53) fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman perancang pengajar dan para guru dalam melaksanaakan proses pembelajaran.
Menurut  Agus suprijono(2010:46) menjelaskan fungsi model pembelajaran sebagai berikut:
“Melalui model pembelajaran guru dapat membantu siswa mendapatkan informasi,ide,keterampilan,cara berfikir,dan mengespresikan ide. Model pembelajaran berfungsi pula sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para guru dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar”
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran memiliki beberapa fungsi untuk membantu proses pembelajaran serta berfungsi pula sebagai pedoma bagi guru di kelas dalam merencanakan proses pembelajaran di kelas agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dn teori belajar yang di rancang berdasarkan analisi terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di kelas.



c.         Jenis –jenis Model Pembelajaran
Satu jenis model pembelajaran belum tentu cocok dan efisien dalam pelaksanaan pembelajaran. Guru berhak memili jenis-jenis model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang di harapkan. Jenis –jenis model pembelajaran menurut Rogers(2010:58-87) yang dapat digunakan meliputi:(a) model pembelajaran berbasis masalah,(b) model pembelajaran berbasis proyek,(c) model pembelajaran berbasis kerja,(d) model pembelajaran berbasis nilai,(e) model coopertive learning.
Berdasarkan pendapat di atas,dapat di ketahui bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran,guru dapat memilih jenis model pembelajaran yang cocok dan efisien untuk diterapkan serta sesuai dengan tujuan pembelajaran. Jenis-jenis model tersebut dapat menunjang guru dalam melaksanakan proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai sebagaimana yang di harapkan.
d.        Langkah-langkah Pembelajaran
Menurut Rogers(2010:17) langkah-langkah pembelajaran yang perlu dilakukan guru:
a)    Guru memberikan kepercayaan kepada kelas memilih belajar secara terstruktur
b)   Guru dan siswa membuat kontrak belajar
c)    Guru menggunakan simulasi
d)   Guru bertindak sebagai fasilitator belajar
e)    Sebaiknya guru menggunakan pengajaran berprogram,agar terciptapeluang bagi siswa untuk timbulnya kreativitasnya.
2.      Model pembelajaran Problem Based Learning
a.         Pengertian Model Pembelajaran Problem Based Learning(PBL)
 Problem based learning (PBL)  dalam bahasa indonesia di sebut pembelajaran berbasis masalah(PBM). Pembelajaran berbasis masalah merupakan penggunaan berbagai macam kecerdasan yang diperlukan untuk melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata,kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu yang baru dan kompleksitas yang ada.
Pengertian pembelajaran berbasis masalah yang lain adalah metode mengajar dengan fokus pemecahan masalah yang nyata,proses di mana peserta didik melaksanakan kerja kelompok,umpan balik,diskusi yang dapat berfungsi sebagai batu loncatan untuk investigasi dan penyelidikan dan laporan akhir. Dengan demikian peserta didik di dorong untuk lebih aktif terlibat dalam materi pembelajaran dan mengembangkan keterampilan berfikir kritis.
Menurut Arends(Trianto,2007)problem based leaning merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana siswa dihadapkan pada masalah autentik (nyata) sehingga mereka diharapkan dapat menyusun pengetahuannya sendiri,menumbuh kembangkan keterampilan tingkat tinggi dan inkuiri, memandirikan siswa dan meningkatkan kepercayaan dirinya. Model problem based learning bercirikan penggunaan masalah kehidupan nyata sebagai suatu yang harus dipelajari siswa. Dengan model problem based learning diharapkan siswa mendapatkan lebih banyak kecakapan daripada pengatahuan yang dihafal. Mulai dari kecakapan memecahkan masalah,kecakapan berfikir kritis, kecakapan bekerja kelompok,kecakapan interpersonal dan komunikasi,serta kecakapan pencarian dan pengolahan informasi(Amir,2007).
Ciri yang paling utama dari model pembelajaran problem based learning(PBL) yaitu dimunculkannya masalah pada awal pembelajaran. Menurut Arends(Trianto,2007) berbagai pengembangan pengajaran berdasarkan masalah telah memberikan model pengajaran itu memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Pengajuan pertanyaan atau masalah
1.      Autentik, yaitu masalah harus berakar pada kehidupan dunia nyata siswa dari pada berakar pada prinsip-prinsip disiplin ilmu tertentu.
2.      Jelas ,yaitu masalah dirumuskan dengan jelas,dalam arti tidak menimbulkan masalah baru bagi siswa yang pada akhirnya menyulitkan penyelesaian masalah siswa.
3.      Mudah dipahami, yaitu masalah yang di berikan harusnya mudah dipahami siswa dan disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa.
4.      Luas dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Luas artinya masalh tersebut harus mencakup seluruh materi pelajaran yang akan diajarkan sesuai dengan waktu, dan sumber yang tersedia..
5.      Bermanfaat yaitu maslah tersebut bermanfaat bagi siswa sebagai pemecah masala dan guru pembuat masalah.
a.       Berfokus pada keterkaitan antar disiplin ilmu
Masalah yang diajukan hendaknya melibatkan berbagai disiplin ilmu


b.      Penyelidikan autentik(nyata)
Dalam penyelidikan siswa menganalisis dan merumuskan masalah, mengembangkan dan meramalkan hipotesis,mengumpulkan dan menganalisis informasi,melakukan eksperimen,membuat kesimpulan dan mengambarkan hasil belajar.
c.       Menghasilkan produk dan memamerkannya
Siswa bertugas menyusun hasil belajar dalam bentuk karya dan memamerkan hasil karyanya.
d.      Kolaboratif
Pada model pembelajaran ini, tugas-tugas belajar siswa berupa masalah diselesiakan bersama-sama antar siswa.











b.             Langkah-langkah Model pembelajaran Problem Based Learning
Ibrahim dan Nur(2009:13) dan Ismail(2002:1) mengemukakan bahwa langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah sebagai berikut:
Tabel 2.1
Langkah-langkah Problem Based Learning
Fase

Indikator
Tingkah Laku Guru
1
Orientasi Peserta didik pada
Menjelaskan tujuan pembelajaran,

Masalah
menjelaskan logistik yang diperlukan, dan



memotivasi Peserta didik terlibat pada



aktivitas pemecahan masalah
2
Mengorganisasi Peserta
Membantu Peserta didik mendefinisikan

didik untuk belajar
dan mengorganisasikan tugas belajar yang



berhubungan dengan masalah tersebut
3
Membimbing pengalaman
Mendorong Peserta didik untuk

individual/kelompok
mengumpulkan informasi yang sesuai,



melaksanakan eksperimen untuk



mendapatkan penjelasan dan pemecahan



Masalah
4
Mengembangkan dan
Membantu Peserta didik dalam

menyajikan hasil karya
merencanakan dan menyiapkan karya yang



sesuai seperti laporan, dan membantu



mereka untuk berbagi tugas dengan



Temannya
5
Menganalisis dan
Membantu Peserta didik untuk melakukan

mengevaluasi proses
refleksi atau evaluasi terhadap

pemecahan masalah
penyelidikan mereka dan proses yang



mereka gunakan.

c.    Karakteristik Model Problem Based Learning
Menurut (Tan,2009:232) Problem Based Learning memiliki karakteristik sebagai berikut:
1.         Permasalahan,menantang,pengetahuan yang dimiliki oleh siswa,sikap,dan kompetensi yang kemudian membutuhkan identifikasi belajar dan bidang baru dalam belajar
2.         Permasalahan menjadi starting point dalam belajar
3.         Belajar adalah kolaboratif,komunikatif,kooperatif
4.         Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama
5.         Keterbukaan proses dalam Problem Based Learning meliputi sintesi dan integrasi dari sebuah proses belajar
6.         Problem Based Learning melibatkan evaluasi, dan review pengalaman sisa dan proses belajar.
Berdasarkan pendapat ahli mengenai karakteristik model problem based learning,maka penulis menyimpulkan bahwa pada dasarnya karakteristik model problem based learning ini lebih menekankan pada pemberian kesempatan kepada siswa untuk membangun dan memecahkan masalah yang didasari pada pengalaman nyata dan mendorong kemandirian dan inisiatif siswa dalam belajar,sehingga siswa terlibat aktif dalam dialog atau diskusi dengan guru dan siswa lainnya.



3.      Hasil Belajar
a.         Pengertian Hasil Belajar
 Hasil Belajar merupakan output yang dihasilkan setelah siswa mengikuti kegiatan pembelajaran.Siti Rahayu(2013:3-4) hasil belajar yaitu: hasil dari suatu tindak belajar dan tindak mengajar,dari sisi guru,tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa,hasil belajar merupakan beaakhirnya penggal puncak proses belajar. Hasi belajar,untuk sebagian adalah berkat guru,suatu pencapaian tujuan pengajaran. Pada bagian lain,merupakan peningkatan kemampuan mental siswa.
Berdasarkan pendapat ahli diatas,peneliti menyimpulkan bahwa hasil belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi pada siswa setelah melalui proses belajar. Hasil belajar mengajar pada tiga ranah,yakni kognitif,afektif,dan psikomotorik. Adapun indikator hasil belajar pada ranah kognitif dalam penelitian ini di peroleh dari hasil nilai tes tertulis siswa. Indikator ranah afektif pada sikap percaya diri siswa yaitu,(1) berani menjelaskan di depan kelas,(2)berani berpendapat,(3)menjawab pertanyaan tanpa ragu-ragu(4) mampu menjawab pertanyaan guru dengan cepat(5)tidak mudah putus asa. Indikator pada ranah psikomotorik adalah(1)menulis dengan tulisan yang jelas dan rapih,(2) mengangkat tangan sebelum menyampaikan ide(3) mencari fakta-fakta untuk menemukan jawaban(4) berkomunikasi menggunakan bahasa indonesia antar siswa untuk mengkomunikasikan hasil temuan.


b.         Faktor –faktor yang Mempengaruhi Hasil belajar
Menurut Heriyadi(2002:9-10) terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi hasi belajar,digolongkan menjadi 2 bagian yaitu:
a.         Faktor internal,diantaranya di pengaruhi oleh:
1)        Faktor biologis(jasmaniah)
Pertama kondisi fisik yang normal atau tidak memiliki cacat sejak dalam kandungan sampai dengan lahir. Kondisi normal itu terutama harus meliputi keadaan otak,panca indera dan anggota tubuh. Kedua,kondisi kesehatan fisik seperti olahraga dan tidur yang cukup.
2)        Faktor psikologis
Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar ini meliputi segala hal yang berkaitan dengan mental seseorang. Kondisi mental yang dapat menunjang keberhasilan adalah kondisi mental yang mantap dan stabil. Faktor psikologis ini meliputi hal-hal berikut:
a)      Intelegensi atau tingkat kecerdasan seseorang
b)      Kemauan dapat dikatakan sebagai faktor penenntu keberhasilan belajar seseorang
c)      Bakat ini bukan bukan menentukan mampu atau tidaknya seseorang dalam suatu bidang,melainkan lebih banyak menentukan tinggi rendahnya kemampuan seseorang dalam suatu bidang.


b.        Faktor eksternal
1)      Faktor lingkungan keluarga
Faktor lingkungan rumah atau keluarga ini merupakan lingkungan pertama dan utama dalam menentukan keberhasilan belajar sesorang. Suasana lingkungan rumah yang cukup tenang,adanya perhatian orang terhadap perkembangan proses belajar dan pendidikan anak maka akan mempengaruhi keberhasilan belajar.
2)      Faktor lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah sangat diperlukan untuk menentukan keberhasilan belajar di sekolah mencakup metode mengajar,waktu di sekolah,tata tertib atau disiplin yang ditegakkan secara konsekuen.
3)      Faktor lingkungan masyarakat
Seorang siswa hendaknya dapat memilih lingkungan yang dapat menunjang keberhasilan belajar. Masyarakat merupakan faktor inter yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa karena keberadaannya dalam masyarakat.
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti menyimpulkan hasil belajar yang di capai siswa dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor dari diri dan faktor dari luar lingkungan. Faktor yang datang dari diri siswa yaitu kemampuan yang dimilikinya,faktor kemauan siswa besar sekali pengarunya terhadap hasil belajar siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan.

4.      Penelitian Tindakan Kelas
a.         pengertian Tindakan Kelas
Penelitian tindakan kelas dalam bahasa inggris disebut dengan istilah Classroom Action Research. Menurut Kunandar(2008) dari nama tersebut terkandung tiga kata yakni :
1.      Penelitian : menunjukan suatu kegiatan mencermati suatu obyek dengan cara menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
2.      Tindakan : menunjukan pada suatu obyek kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.
3.      Kelas : dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas,tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik,yakni sekelompok siswa yang dalam ruanagan yang sama,menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama.
Sehingga dengan mengabungkan ketiga kata tersebut menjadi,penelitian tindakan  kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan bentuk kajian yang sistematis reflektif oleh pelaku yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas,memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu sendiri serat memperbaiki kondisi di mana praktik pembelajaran dilakukan(Depdiknas,2004:7)
Penelitian tindakan kelas merupakan ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas yang dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru,memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran dan mencoba hal-hal baru dalam pembelajran demi peningkatan mutu dan hasil pembelajaran.
b.        Tujuan penelitian Tindakan Kelas
Menurut John Elliot bahwa PTK bertujuan untuk mengkaji situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya(Elliot,1982:78)
Tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah untuk mengubah perilaku pengajaran guru, perilaku peserta didik di kelas, peningkatan atau perbaikan praktik pembelajaran, dan atau mengubah kerangka kerja melaksanakan pembelajaran kelas yang diajar oleh guru tersebut sehingga terjadi peningkatan layanan profesional guru dalam menangani proses pembelajaran. Jadi PTK dimaksudkan untuk mengembangkan keterampilan atau pendekatan baru pembelajaran dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di ruang kelas. Sekaligus mengajak guru untuk menjadi seorang peneliti.
Berdasarkan pendapat diatas,bahwa tujuan PTK adalah dalam rangka guru bersedia untuk mengintropeksi,bercermin,merefleksi atau mengevaluasi dirinya sendiri sehingga kemampuannya sebagai guru atau pengajar diharapkan cukup profesional.



c.         Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas
Dilihat dari segi masalah yang harus diselesaikan,penelitian tindakan kelas memiliki karakteristik penting,yaitu masalah yang diangkat adalah masalah yang dihadapi oleh guru di kelas.Penelitian Tindakan kelas akan dapat dilaksanakan jika pendidik sejak awal memang menyadari adanya persoalan yang terkait dengan proses dan produk pembelajaran yang di hadapi di kelas.
Karakteristik yang lainnya dapat dilihat dari bentuk kegiatan penelitian itu sendiri. Penelitian Tindakan Kelas memiliki karakteristik yang khas,yaitu adanya tindakan(aksi) tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar dikelas. Tanpa tindakan tertentu suatu penelitian juga dapat dilakukan di dalam kelas,yang kemudian sering dengan penelitian kelas.
Dengan Penelitian Tindakan Kelas menunjukan adanya perubahan ke arah perbaikan dan peningkatan secara positif. Oleh karena itu,dengan diadakan tindakan tertentu harus membawa perubahaan kearah perbaikan. Apabila dengan tindakan justru membawa kelemahan,penurunan atau perubahan negatif,berarti hal tersebut menyalahi karakter Penelitian Tindakan Kelas.
Disamping karakteristik tersebut,ada prinsip Penelitian Tindakan kelas(PTK) yang perlu diperhatikan. Penelitian tindakan kelas memiliki tiga ciri pokok,yaitu:
1.      Inkuiri reflektif.  Penelitian tindakan kelas berangakt dari permasalahan riil yang sehari-hari dihadapi oleh dosen dan mahasiswa. Jadi,kegiatan penelitian berdasarkan pada pelaksanaan tugas dan pengambilan tindakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Masalah yang menjadi fokus adalah permasalahn yang spesifik dan kontekstual sehingga tidak terlalu merisaukan kerepresentatifan sampel dan generalisasi. Tujuan penelitian tindakan kelas bukanlah untuk menemukan pengetahuan baru yang dapat diberlakukan secara meluas. Namun,tujuan penelitian tindakan adalah untuk memperbaiki praktis secara langsung,di sini dan sekarang. Penelitian tindakan kelas dapat di sebut sebagai suatu inkuiri reflektif(self-reflective inquiri)
2.      Kolaboratif : upaya perbaikan proses dan hasil pembelajaran tidak dapat di lakukan sendiri oleh guru,tetapi ia harus berkolaborasi dengan guru lain. Penelitian tindakan kelas merupakan upaya bersama dari berbagai pihak untuk mewujudkan perbaikan yang diinginkan. Kolaborasi ini tidak bersifat basa-basi, tetapi harus tertampilkan dalam keseluruhan proses perencanaan dan pelaksanaan penelitian tindakan kelas tersebut( perencanaan,pelaksanaan tindakan,observasi-evaluasi,dan reflektif), sampai dengan penyusunan laporan hasil penelitian.
3.      Reflektif : penelitian tindakan kelas memiliki ciri khusus,yaitu sikap reflektif yang berkelanjutan. Penelitian tindakan kelas lebih menekankan pada proses reflektif terhadap proses dan hasil penelitian terus menerus untuk mendapatkan penjelasan dan justifikasi tentang kemajuan,peningkatan,kemunduran,kekurang-kurangan,dan sebagainya dari pelaksanaan sebuah tindakan untuk dapat dimanfaat-gunakan dalam memperbaiki proses tindakan pada siklus kegiatan lainnya.
penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian tindakan kelas (Classroom Action researc).
Berdasarkan uraian di atas,dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas benar-benar berbeda dengan bentuk penelitian yang lain,baik itu penelitian yang menggunakan penelitian kualitatif maupun kuantitatif. Oleh karena itu,bentuk penelitian tindakan kelas tidak perlu lagi di ragukan lagi, terutama dalam upaya melaksanakan kegiatan penelitian.
d.        Langkah-Langkah Penelitian Tindakan Kelas
Gambar Siklus Penelitian Tindakan Kelas Arikunto(2006:97)

Berdasarkan gambar diatas dapat diuraikan langkah-langkah dari penelitian tindakan kela tersebut:
a.       Perencanaan(Planning)
Pada tahap ini dilakukan perencanaan terhadap proses kegiatan belajar mengajar,menyusun rancangan pelaksanaan pembelajaran,membuat lembar observasi kegiatan belajar siswa dan menyusun lembar kerja siswa.
b.      Tindakan (Action)
Dalam tahap  ini merupakan tahap dari pelaksanann pembelajaran sesuai dengan Model problem Based Learning, menyangkut apa yang harus dilakukkan seorang peneliti sebagi upaya dari perbaikan,perubahan yang dilaksanakan berpedoman pada rencana yang telah di buat pada tahap perencanaan.
c.       Observasi/pengamatan
Pada tahap ini adalah proses pengumpulan data dan kemudian dianalisis untuk pengambilan hasil penelitian dan kesimpulan. Dalam kegiatan ini peneliti mengamati hasil atau dampak dari pelaksanann tindakan yang dilaksanakan terhadap siswa yang telah di rancang pada tahap tindakan.
d.      Refleksi
Pada dasarnya kegiatan refleksi merupakan kegiatan analisis.sintesis,interpretasi terhadap semua informasi yang diperoleh saat kegastan pelaksanaan tindakan dan observasi. Dalam kegiatan ini ini peneliti mengkaji,melihat dan mempertimbangkan hasil-hasil yang diperoleh sebagai dasar untuk menyusun pelasanaan siklus berikutnya.

B. Kerangka pikir
Kegiatan pembelajaran yang berlangsung di kelas merupakan terjadinya interaksi antara guru dan peserta didik. Dalam proses pembelajaran tersebut guru akan menerapkan model pembelajaran yang memudahkan siswa/peserta didik untuk meencapai tujuan pembelajaran dan memperoleh hasil belajar. Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan model pembelajaran problem based learning.
Model pembelajaran problem based learning yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran Geografi di kelas ini diharapkan nantinya mampu menigkatkan keaktifan peserta didik dan mencapai pembelajaran yang efektif serta berdampat positif pada hasil belajar yang meningkat.












Pembelajaran geografi
Hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan yang signifikan
Hasil belajar geografi yang rendah
Model Pembelajaran Problem Based Learning
Aspek siswa
1.       Kurang mengusai materi
2.       Kurang terlibat aktif
3.       Siswa jenuh
4.        
Aspek guru
Dalam pembelajaran di kelas guru kurang menggunakan media,model pembelajaran , dan lain-lain
 




















Gambar 2.2. Bagan Kerangka Pikir



C. Hipotesis
Berdasarkan uraian latar belakang dan kerangka pikir maka dapat dirumuskan bahwa hipotesis pada penelitian ini adalah : Dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik  SMA NEGERI 2 MAKASSAR dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning.














BAB III
METODE PENELITIAN

A.Jenis penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan 2 siklus di mana setiap siklus terdapat empat tahap,yakni perencanaan,pelaksanaan tindakan,observasi,dan refleksi. Alur penelitian tindakan kelas(PTK) tersebut dapat di lihat pada gambar siklus di bawah ini:
Gambar Siklus Penelitian Tindakan Kelas Arikunto(2006:97)

B. Waktu dan tempat Penelitian
Penelitian ini insya Allah akan di laksanakan di SMA NEGERI 2 BAUBAU, Alamat sekolah Jalan Betoambari No.67. penelitian ini akan dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2018/2019.

C. Subyek penelitian
Subjek  penelitian  adalah  siswa  kelas  XI IIS 1  SMA  Negeri 2 Baubau yang terdaftar pada semester ganjil tahun pelajaran 2018/2019.
.
D.  Prosedur Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas yang terbagi dalam dua siklus yakni siklu I dan siklus II. Di mana tiap siklus tersebut terdiri dari empat tahap,yakni perencanaan,pelaksanaan tindakan,observasi,dan refleksi.

E. Teknik Pengumpulan Data
 Data yang diperoleh melalui tes dilakukan sebanyak dua kali yaitu tes pada siklus 1 dan tes pada siklus 2. Data nontes diperoleh melalui observasi terhadap pelaksanaan proses pembelajaran.

G.Teknik Analisis Data
Data yang di peroleh akan dianalisis. Data hasil tes dianalisis secara kuantitatif,sedangkan data hasil observasi dianalisis secara kualitatif.
  
DAFTAR PUSTAKA
Amin,moh.(2011).Panduan Praktis Penelitian Tindakan Kelas.Grobogan:Imprint penerbit Oase Qalbu
Amin Suyitno.(2009).Modul Buku Ajar PLPG Guru-guru Matematika Pembelajaran Inovatif. Semarang: jurusan MIPA Unnes.
Arfa.(2014). Penerapan Model pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan hasil Belajar  Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA NEGERI 1 LEMBANG.Makassar: Jurusan Geografi UNM
Dahlan .(1990).Model-model mengajar.Bandung:Diponegoro.
Djamarah.(2008).Psikologi Belajar.Jakarta:PT Rineka Cipta
Damayanti, Tri.(2017).Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran Discovery Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Geografi Siswa Kelas X IIS SMAN 11 Makassar.Universitas Negeri Makassar.
Huda,Miftakhul.Model-Model Pengajaran dan pembelajaran.Bandung:Pustaka pelajar
Kunandar.(2008).Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan profesi Guru.Jakarta:PT Raja Grafindo persada
Madya,Suwarsi.(2006).Teori dan Praktik Penelitian Tindakan kelas. Bandung:Penerbit Alfabeta
Undang-undang Sistem pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.Tamita Utama.jakarta
Rusman.(2014).Model-Model pembelajaran Mengembangkan profesonalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers
Rochiati,Wiriaatmadja. (2005).Metode Penelitian Tindakan Kelas.Bandung:PT Remaja Rosdakarya
Santrock, J. W. (2004). Educational psychology. Second edition. New York: McGraw Hill.
Shabri, H. A. (2005). Strategi belajar mengajar micro teaching. Jakarta: Quantum Teaching.
Sudjana, N. (2005). Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Suryabrata, S.( 2001). Psikologi pendidikan. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Subyantoro.(2009).Penelitian Tindakan Kelas.Semarang:CV Widya Karya.
Sudjana.(1992).Metoda Statistik.Bandung:Transito
Suharsimi,Arikunto.(2002).Prosedur Penelitian.Jakarta:PT Rineka Cipta






Related Posts

There is no other posts in this category.